Berita Kaltara Terkini
Pesan Ketua PW Muhammadiyah Kaltara Jelang Lebaran Idul Fitri: Terpenting Menghormati & Menghargai
Tak seperti awal Ramadan, jatuhnya Hari Raya Idul Fitri tahun ini diprediksi tidak akan mengalami perbedaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Tak seperti awal Ramadan, jatuhnya Hari Raya Idul Fitri tahun ini diprediksi tidak akan mengalami perbedaan antara Muhammadiyah dengan pemerintah.
Sebagai informasi, Muhammadiyah dengan metode hisab hakiki, telah menetapkan Idul Fitri atau 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada besok, Senin 2 Mei 2022.
Adapun pemerintah baru akan menetapkan 1 Syawal 1443 Hijriah pada sore hari nanti, lewat sidang isbat setelah melakukan pengamatan atau rukyatul hilal dari sejumlah titik pantau di Indonesia.
Baca juga: Sambut Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Halaman Masjid Agung Malinau Dimaksimalkan Tampung Jamaah
Menanggapi potensi tidak adanya perbedaan di hari raya Lebaran, pihak Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Kaltara menyampaikan, persamaan dan perbedaan adalah hal yang lumrah karena penggunaan metodologi penetapan bulan yang berbeda.
Menurut Ketua PW Muhammadiyah Kaltara Syamsi Sarman, yang paling utama dari perayaan Hari Raya Idul Fitri ialah rasa saling menghormati dan menghargai.
"Kemungkinan sama dan berbeda akan selalu ada disebabkan perbedaan metodologi penetapan awal bulan," kata Syamsi Sarman, Minggu (1/5/2022).
"Yang terpenting adalah setiap kita menghormati dan menghargai pendapat masing-masing dan tidak perlu menyalahkan satu dengan lainnya, mari kita kembangkan sikap moderasi dan toleransi beragama," pesannya.
Menurutnya, kerukunan beragama di Indonesia tidak bisa hanya diukur dari kesamaan semata.
Perbedaan tetapi tetap hidup dalam harmoni, kata Syamsi Sarman, juga menjadi tolok ukur kerukunan.
"Trilogi kerukunan, rukun internal dan antar umat beragama serta rukun umat beragama dan pemerintah, rukun itu tidak harus sama.
Rukun itu adalah hidup harmonis dalam keberagaman, intinya itu, mari menjaga kerukunan dalam Ukhuwah Islamiyah," ungkapnya.
Lebih lanjut, dirinya juga berpesan kepada umat yang merayakan Idul Fitri untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Masih di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit, ia juga berpesan agar perayaan hari raya Lebaran dilakukan secara bersahaja.
"Pesan saya jangan lalai untuk tetap menerapkan prokes minimal masker, kemudian jangan jor-joran dalam berlebaran, ingat ini masa ekonomi sulit sehingga tetap harus berhemat dan berbelanja yang penting-penting saja," tuturnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi