Berita Tarakan Terkini
Ibu-ibu Sajikan Kuliner Buah Terap di Momen ini, Upaya Lestarikan Tanaman Endemik Buah Khas Tarakan
Ibu-ibu sajikan kuliner buah terap di momen ini, upaya lestarikan tanaman endemik buah khas Tarakan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Ibu-ibu sajikan kuliner buah terap di momen ini, upaya lestarikan tanaman endemik buah khas Tarakan.
Mengisi aktivitas weekend, puluhan peserta ibu-ibu yang tergabung dalam 10 kelompok tampak disibukkan menyelesaikan sajian kuliner berbahan dasar buah terap di halaman PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field, Minggu (22/5/2022) sore tadi.
Rupanya sedang ada kegiatan Festival Keanekaragaman Makanan Berbahan Baku Lokal Tanaman Buah Terap dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang jatuh pada 22 Mei 2022 hari ini.
Baca juga: Sekolah di Tarakan Mulai Terapkan Pembelajaran Tatap Muka, Tetap Koordinasi dengan Dinas Kesehatan
Di momen ini, dalam kegiatan festival yang diinisiasi Pertamina Zona 10 PHE, ada sekitar 10 kelompok yang berhasil lolos seleksi dan menjadi finalis di tahap penilaian akhir dengan menampilkan kuliner terbaik berbahan dasar buah terap.
Untuk diketahui, buah terap atau tarap atau dikenal bernama latin Artocarpus ini, sengaja menjadi ikon yang diperlombakan di momen Hari Keanekaragaman Hayati mengingat keberadaannya yang hanya ada di Kalimantan tepatny di Provinsi Kaltara dan khususnya ada di Kota Tarakan.
Dikatakan Fugi Nurgianto, Assisten Manager HSSE Tarakan Field, pengembangan dari keanekaragaman hayati yang sudah dilakukan, menjadikan program pelestarian tanaman endemic yakni tanaman lokal Tarakan yaitu buah terap menjadi salah satu fokus pihaknya untuk dilestarikan.
“Ini sebagai tindak lanjut kesinambungannya, kami upayakan bagaimana produk buah terap ini bisa dimanfaatkan masyarakat supaya masyarakat menjadikan ini salah satu opsi tanaman pangan dan meningkatakn pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Ini juga sebagai edukasi bahwa tanaman lokal asal Tarakan tidak kalah bersaing dari sisi gizi dengan buah-buahan lainnya dan berkaitan dengan ketahanan pangan.
Dalam momen festival sore tadi, minimal 200 gram tanaman buah terap yang menjadi bahan dasar digunakan untuk produk olahan.
Kemudian ini nanti diolah berbagai macam mulai dari aneka brownis, selai, kue bolu, nastar, es buah, kue pie, sampai pada level makanan berat.
Output kegiatan ini nantinya setelah kelompok terbaik terpilih, tentu pihaknya tidak lepas tangan.
“Mereka akan menjadi salah satu kelompok binaan kami dan produknya terbukti juara dan memiliki nilai positif. Dukungannya sendiri bantuan dalam hal pengembangan produk, pelatihan, packaging dan sertifikasi yang dibutuhkan,” ujarnya.
Even yang digelar hari ini sebenarnya dilaksanakan setiap tahun dengan mengusung tema berbeda.
Karena buah terap menjadi buah khas Tarakan, d imana diketahui buah Terap hanya ditemukan di Kalimantan dan Sumatera, maka diinisiasi untuk membuat festival berbahan dasar buah terap.
“Jika ada kesempatan ikut even nasional, mewakili Tarakan kami dukung. Dan ini masih pengembangan produk, mengaktifkan kembali tanaman lokal yang bermanfaat dari masyarakat,” jelasnya.