Berita Tarakan Terkini
Harga Sapi di Kota Tarakan Naik Sampai 30 Persen, Tetap Diburu Sepekan Sebelum Hari Raya Idul Adha
Jelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha, harga sapi di Kota Tarakan mulai mengalami kenaikan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Jelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha, harga sapi di Kota Tarakan mulai mengalami kenaikan.
Terbaru salah seorang peternak sapi, Suginto yang memiliki peternakan sapi di Pasir Putih, Kelurahan Karang Anyar diwawancarai awak media mengakui, tahun ini rerata menaikan sapi mentok di harga Rp 22 juta per ekornya.
Jika dibandingkan dengan harga sapi di 2021 kemarin masih di angka Rp 19 juta per ekornya.
"Paling murah Rp 22 ribu, tahun kemarin masih bisa dapat Rp 19 juta. Ada PMK dan tidak ada tetap naik. Kemarin yang harga Rp 24 juta, sekarang Rp 35 jutaan per ekor," ungkap Suginto, salah seorang peternak dan penjual sapi di Kota Tarakan.
Baca juga: Hadirnya BMF, DPKP Kaltara Sebut Bulungan Punya Potensi Swasembada Daging Kambing dan Sapi
Diperkirakan kenaikan mencapai 30 persen. Ia mengakui, saat ini sudah banyak warga yang datang bertanya mengenai harga sapi per ekornya.
"Ada yang sudah di-booking. Biasanya ratusan, ini paling 60-an yang disiapkan," urai pria yang familiar disapa Pak Soleh.
Biasanya sapi didatangkan dari Gorontalo dan harus melalui karantina selama dua minggu alias 14 hari.
Di tahun 2021 lalu tidak ada istilah karantina. Disebutkannya, baru Senin kemarin sudah ada masuk ke Tarakan 100 ekor.
Baca juga: Jelang Idha Adha, Harga Sapi di Malinau Dijual Mulai Rp 16.500.000 Perekor, Berikut Harganya
"Itu persiapan lebaran. Sama untuk hari-hari juga," urainya.
Ia melanjutkan, meski naik tetap ada yang beli karena kebutuhan. Ia juga mengakui menaikkan harga tidak begitu tinggi. Beda dengan pedagang musiman.
" Beda, yang langganan tetap dikasih harga sama. Biar tahun depan balik lagi ke sini beli sapinya. Biar sedikit untungnya yang penting lancar barokah," ujarnya.

Ia melanjutkan, jika dijual di pedagang musiman bisa sampai tembus Rp 5 juta per ekor kenaikannya.
"Karena dia, satu kali saja yang beli. Kalau saya pasok sehari-hari," ujarnya.
Adapun lanjutnya, per ekor dihargai Rp 6 juta perubahan kenaikannya.
Baca juga: Hasil Sampel Ternak Sapi dan Kambing di Kota Tarakan Negatif PMK, Ini Imbauan Medik Veteriner
"Kalau pedagang muskman, harga tahun lalu katakanlah Rp 24 juts, sekarang sudah Rp 30-an juta," urai Pak Soleh.
Sehingga dijualkan tidak banyak untung. Ia mengakui harga ditawarkan Rp 37 juta." Ini dari KTT sudah ada mau booking cuma sudah habis. Nanti tanggal 12 ada masuk 30-an ukuran kecil," urainya.
Ia menambahkan, sapi paling mahal tembus Rp 90 juta yakni jenis Limosin.
"Ada yang warna putih Rp 65 juta. Ada juga seperti pak Jokowi ambil tahun lalu Rp 85 juta sekarang Rp 90 juta," urainya.
Rerata standar harga Rp 20 juta sampai Rp 21 juta sapi yang dicari pembeli. Adapun di atas harga tersebut biasanya dicari kalangan pribadi.
Ia menambahkan, biasanya sepekan sebelum Idul Adha baru mulai diburu pembeli. Saat ini belum begitu banyak pembeli.
"Masih lama. Tapi ada juga yang sudah lama pesan dari bulan puasa kemarin. Dia kasih tanda mau pilih itu. Saya tidak pakai panjar, yang penting mau diambil lagipula sudah langganan," ungkapnya.
Baca juga: Hasil Sampel Ternak Sapi dan Kambing di Kota Tarakan Negatif PMK, Ini Imbauan Medik Veteriner
Ia mengakui, merawat sapi harus betul-betul dijaga kebersihan kandangnya. Dimandikan dua hari sekali.
"Ini makhluk hidup. Kalau sudah dikasih bersih, ikhtiar bagus tapi ada mati, berarti urusannya sama yang di atas. Kita ini hanya berusaha," pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah