Berita Tarakan Terkini
Selama Mei 2022, Dinas Kesehatan Temukan 20 Kasus DBD di Kota Tarakan, Waspadai Lokasi Ini
Selama 2022, kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) sempat ditemukan di Kota Tarakan. Ini diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesesehatan Tarakan, dr Devi.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Selama 2022, kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) sempat ditemukan. Penemuan kasus mulai terjadi sejak Februari sampai Maret 2022 kemarin seperti diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesesehatan Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti.
Salah satu faktor meningkatnya DBD karena kondisi musim hujan yang terjadi bahkan sampai April 2022 kemarin.
“Cuma yang harus dilakukan yakni menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi sumber-sumber air, karena dia kan di tempat air yang bersih,” ungkap dr. Devi Ika Indriarti.
Baca juga: Selama 4 Bulan DBD di Kabupaten Tana Tidung Meningkat Jadi 16 Kasus, Dinkes Imbau Warga Waspada
Ia mencontohkan tempat paling mudah dihinggapi nyamuk yakni dispencer. Sehingga harus dibersihkan tampungan airnya.
“Kemudian air tergenang itu malahan didatangi nyamuk Aedes Aegepty ini,” tegas dr. Devi.
Lantas apakah saat ini masih rutin dilakukan pembagian abate, pihaknya mengungkapkan saat ini masyarakat yang ingin mendapatkan bubuk tersebut bisa ke puskesmas.
Baca juga: Masuki Musim Pancaroba, Tren Kasus DBD di Kabupaten Tana Tidung Meningkat
“Abate bisa diambil di puskesmas,” ujarnya.
Ia melanjutkan, jika ada solusi fogging, menurutnya harus melihat kasus terlebih dahulu.
“Tergantung dari hasil penyelidikan epidemologi. Kalau ada yang positif kita lakukan penyelidikan epidemologi 10 rumah di sekitarnya,” ujarnya.

Namun lanjutnya, jika masih membutuhkan fogging, ada pihak ketiga yang bisa melaksanakan. “Kalau memerlukan fogging, dilakukan fogging oleh pihak ketiga juga bisa,” jelasnya.
Ia menyebutkan data peningkatan DBD tersebar di beberapa wilayah dan memang bersifat dinamis.
Baca juga: Musim Pancaroba, Dinas Kesehatan Tana Tidung Ingatkan Wargsa Waspada DBD, Terapkan Gerakan 3M
“Bulan Mei ini sekitar 20-an positif DBD. Kebanyakan anak-anak yang terkena,” ungkap dr. Devi Ika Indriarti.
(*)
Penulis: Andi Pausiah