Berita Bulungan Terkini
Akibat Pernikahan Dini, 1.483 Balita Alami Stunting, Upaya Ini yang Dilakukan Pemkab Bulungan
Pemkab Bulungan berupaya menekan angka kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita
Penulis: - | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN - Pemerintah Kabupaten Bulungan terus berupaya menekan angka kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita menjadi 14 persen pada 2024.
Pemerintah pun optimis bisa mencapai target tersebut, sebab kasus stunting di Indonesia turun 1,7 persen per tahun.
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, menuturkan saat ditemui di Rumah Jabatan Bupati Bulungan Syarwani Kamis (2/6/2022) berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting di Bulungan berada pada angka 22,9 persen.
Baca juga: Cegah Stunting di Kabupaten Bulungan, Bupati Syarwani Ajak Masyarakat Terapkan 5 Startegi Ini
"Sekarang ini sudah ada 112 TPK yang dibentuk di Kaltara sebanyak 336 orang," Jumat (3/6/3022).
Dengan adanya TPK yang terdiri dari bidan, kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dan kader keluarga berencana (KB), Hasto berharap mampu mengurangi resiko stunting kepada calon pengantin (catin) usia subur, ibu hamil, ibu menyusui dan pasca salin, anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun serta keluarga yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun.
"Dalam mendukung strategi penurunan stunting kami (BKKBN) selaku ketua pelaksana percepatan penurunan stunting telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan stunting (RAN PASTI) dengan penajaman intervensi di sisi hulu untuk mencegah lahirnya anak stunting. Kita jug mengalokasikan anggaran fisik sebesar Rp 1.501.320.000 dan BOKB (Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana) sebesar Rp 1.988.872.000," ucapnya.
Baca juga: Kepala Dinkes Kabupaten Bulungan Sebut Kecamatan Sekatak Stunting Tertinggi, Ini Alasannya
Terpisah, Bupati Bulungan, Syarwani menuturkan berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pemkab Bulungan prevalensi stunting di beberapa wilayah kecamatan masih tinggi. Secara khususnya daerah Tanjung Selor, Tanjung Palas dan Sekatak.
"Kalau target penurunan stunting secara nasional 14 persen hingga 2024," ucapnya.
Hingga saat ini, kata Syarwani prevalensi stunting di Bulungan sebanyak 1.483 kasus atau 17,8 persen dari 8.340 balita yang diukur. Artinya, masih ada 3,8 persen yang menjadi target penurunan hingga 2024 mendatang.

"Kita masih ada waktu dua tahun untuk mencapai target stunting di Kabupaten Bulungan," ungkapnya.
Karena itu, kata Syarwani perlu ada sinergitas antar stakeholder terkait. Apalagi isu stunting ini berkaitan dengan 1000 hari pertama kehidupan anak.
"Edukasi kepada calon pengantin (catin) harus terus dilakukan. Begitu juga pendampingan bagi ibu hami (bumil)," ucapnya.
Baca juga: Bantu Turunkan Angka Stunting di Tahun 2024, Hal Ini yang Dilakukan Tim Penggerak PKK Tana Tidung
Kemudian, menurut Syarwani asupan gizi bagi anak dan ibu juga harus terpenuhi. Diharapkan, dengan upaya tersebut dapat menurunkan angka prevalensi stunting di daerah.
"Kita optimistis target nasional bisza tercapai," ungkapnya.
Apalagi dalam tiga bulan terakhir angka prevalensi stunting di Bulungan terus mengalami penurunan sebesar 1,7 persen per tahun. Karena itu, Syarwani menilai Pemkab Bulungan sedang optimistis target yang sudah ditetapkan bisa tercapai.