Berita Malinau Terkini

Jumlah Penerbangan Bersubsidi Long Apung Menyusut, Yohana Liu Beber Urgensi Penambahan Kuota SOA

Jumlah penerbangan bersubsidi Long Apung menyusut, Yohana Liu beber urgensi penambahan kuota SOA.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Wakil Ketua 2 DPRD Malinau, Yohana Liu (kaos putih) saat audiensi bersama puluhan warga Apau Kayan yang menanti kejelasan penerbangan rute Malinau ke Long Apung di Terminal Bandara Kolonel Robert Atty Beasing Malinau, Provinsi Kalimantann Utara, Jumat (3/6/2022) malam. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Jumlah penerbangan bersubsidi Long Apung menyusut, Yohana Liu beber urgensi penambahan kuota SOA.

Puluhan warga Apau Kayan mengadu terkait persoalan berkurangnya jumlah penerbangan SOA ke Bandara Perintis Long Apung, Kayan Selatan.

Saat ini, lebih dari 50 warga di 4 wilayah kecamatan masuk daftar tunggu keberangkatan menuju Bandara Long Apung. Kondisi tersebut ternyata telah berlarut sejak awal tahun 2022.

Baca juga: Frekuensi Penerbangan Perintis Makin Terbatas, Puluhan Warga Apau Kayan Tertahan di Bandara Malinau

Wakil Ketua 2 DPRD Malinau, Yohana Liu mk
Wakil Ketua 2 DPRD Malinau, Yohana Liu

Karena jumlah penerbangan bersubsidi yang kini tersisa du kali sepekan, banyak penumpang harus masuk daftar tunggu penerbangan pekan selanjutnya.

Puluhan warga tersebut mengadukan persolan tersebut kepada Wakil Ketua 2 DPRD Malinau, Yohana Liu yang juga merupakan warga Apau Kayan.

Yohana Liu menerangkan, jika mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah penerbangan menuju Bandara Perintis Long Apung cenderung menurun.

"Tahun-tahun sebelumnya, kuota SOA untuk penerbangan Long Apung itu 4 kali dalam seminggu. Tiap tahun turun, saat ini tinggal 2 kali seminggu," ujarnya saat diwawancarai TribunKaltara.com, Minggu (5/6/2022) sore.

Yohana menerangkan program tersebut merupakan satu-satunya nadi penghubung Apau Kayan dengan wilayah lain.

Bandara Perintis Long Apung merupakan satu-satunya harapan membuka keterisolasian wilayah di 4 wilayah kecamatan, mengingat akses darat saat ini belum memadai.

"Bandara ini menghubungkan masyarakat di 4 wilayah kecamatan. Kayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Sungai Boh. Mengingat akses darat belum memadai, Bandara ini satu-satunya pembuka keterisolasian wilayah tersebut," katanya.

Permasalahan saat ini, penerbangan SOA orang rute Malinau ke Long Apung dan Tanjung Selor ke Long Apung justru menyusut setiap tahun.

Tak seperti wilayah Kecamatan lainnya di Kabupaten Nunukan yang kuotanya cenderung bertambah, Rute menuju Long Apung justru menurun.

"Dari Tanjung Selor ke Long Apung tersisa satu kali, Malinau ke Long Apung sisa dua kali. Sementara jumlah penumpang semakin bertambah. Ketakutan masyarakat nanti, makin lama bisa jadi SOA ke Long Apung justru ditiadakan," katanya.

Baca juga: Gaet Qari Internasional jadi Pelatih, Malinau Target 13 Medali Emas di MTQ Provinsi Kalimantan Utara

Menurut Yohana, tidak logis jika patokan penerbangan bersubsidi dikurangi karena tidak ada calon penumpang menuju rute tersebut.

Sebab, saat ini jumlah penumpang justru membludak. Terbukti saat ini, lebih dari 50 warga di 4 kecamatan dihubungkan Bandara Long Apung justru masuk daftar tunggu.

"Jika indikatornya adalah jumlah penumpang, justru saat ini cenderung meningkat. Wajar jika berpatokan data penumpang 2 tahun lalu, karena pandemi Covid-19. Sekarang kan, sudah melandai Covid-19, jadi jumlah penumpang semakin meningkat," katanya.

Yohana Liu meminta agar Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menambah kuota penerbangan bersubsidi ke Bandara Perintis Long Apung.

Karena, hanya melalui program yang dulunya dijuluki Jembatan Udara tersebut yang dapat mengurangi kesenjangan wilayah pedalaman dan perbatasan dengan daerah lain di Malinau.

"Kami minta agar Pemprov Kaltara menambah kuota SOA Long Apung. Terlebih untuk bulan Juni-Juli ini semakin padat. Banyak anak-anak masuk sekolah, mahasiswa yang masuk kuliah, hingga ASN dan masyarakat yang mengurus keperluan di Kota," katanya.

Masyarakat di 4 wikayah kecamatan tersebut meminta DPRD, dan Pemkab Malinau menyampaikan permintaan tersebut. Warga meminta agar kuota penerbangan bersubsidi dikembalikan minimal 4 kali dalam sepekan.

Puluhan Warga Apau Kayan Tertahan di Bandara Malinau

Frekuensi penerbangan perintis makin terbatas, puluhan warga Apau Kayan tertahan di Bandara Malinau.

Puluhan warga Apau Kayan harus antre menunggu jadwal penerbangan dari Bandara Kolonel Robert Atty Bessing.

Kondisi ini diakibatkan karena menurunnya intensitas penerbangan untuk subsidi ongkos angkut atau SOA orang ke Bandara Long Apung, Kayan Selatan.

Baca juga: Gaet Qari Internasional jadi Pelatih, Malinau Target 13 Medali Emas di MTQ Provinsi Kalimantan Utara

Puluhan warga di 4 kecamatan tujuan Bandara Perintis Long Apung stjnd
Puluhan warga di 4 kecamatan tujuan Bandara Perintis Long Apung harus menunda penerbangan karena frekuensi penerbangan perintis yang terbatas di Bandara Kolonel RA Bessing Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Sabtu (4/6/2022).

Frekuensi penerbangan perintis ke Bandara Long Apung menurun setiap tahun dari semula 4 kali menyusut jadi 2 kali sepekan tahun ini.

Akibatnya, jumlah penumpang menumpuk, sementara rute penerbangan perintis hanya dijadwalkan dua kali dalam sepekan.

Warga Kayan Selatan, Ibau Garing menerangkan warga di pedalaman dan perbatasan Kaltara berharap banyak pada program penerbangan bersubsidi tersebut.

Moda transportasi udara merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat di wilayah Apau Kayan, mengingat moda transportasi jalan belum memadai ke wilayah tersebut.

"Bandara Long Apung adalah satu-satunya akses kami warga di 4 Kecamatan. Bandara ini membawahi 4 kecamatan yang ada di wilayah Apau Kayan," Ujarnya, Minggu (5/6/2022).

Bandara Long Apung membawahi 4 kecamatan di wilayah Apau Kayan, yakni Kecamatan Kayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Sungai Boh.

Pada Jumat malam, sejumlah warga dari 4 wilayah kecamatan harus antre untuk mendapatkan tiket penerbangan ke Long Apung.

Hingga Sabtu, hanya sebagian warga yang dapat pulang dari sekira 60 penumpang yang menunggu penerbangan perintis.

Warga meminta agar Pemkab Malinau menyampaikan permintaan masyarakat untuk menambah frekuensi terbang ke 4 wilayah tersebut.

"Kami minta tolong ke Pemkab Malinau dan Pemprov Kaltara. Minta tolong supaya jadwal penerbangan ke Bandara Long Apung ditambah. Kondisi saat ini penumpang sudah menumpuk karena penerbangan hanya dua kali seminggu," ungkapnya.

Baca juga: AC Milan Raih Scudetto Usai 11 Tahun Menunggu, Milanisti Basis Bulungan Selebrasi Pasang Baliho

Suasana di loket pelayanan penerbangan Susi Air di Terminal Bandara Kolonel Robert Atty Bessing Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Selasa (22/3/2022)
Suasana di loket pelayanan penerbangan Susi Air di Terminal Bandara Kolonel Robert Atty Bessing Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Selasa (22/3/2022) (TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI)

Saat ini, jumlah warga yang menunggu keberangkatan terus meningkat setiap harinya. Karena frekuensi terbang terbatas, sekira 60 nama masuk dalam daftar tunggu seat penerbangan.

"Warga yang menunggu keberangkatan ini dengan bermacam-macam keperluan. Ada yang datang berobat, ASN, sampai warga desa yang mengurus keperluan. saat ini jumlah antrean terus bertambah. Kami warga minta tolong supaya penerbangan SOA bisa ditambah 4 kali seminggu," katanya.

Saat ini, sejumlah warga yang gagal terbang harus menginap sementara di rumah kerabat di wilayah Ibu kota Kabupaten.

(*)

Penulis: Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved