Berita Malinau Terkini
Pemilik Warung Makan di Malinau Kurangi Porsi Lauk, Imbas Kenaikan Harga Cabai dan Tahu-Tempe
Pemilik atau pengelola warung makan di Malinau terpaksa mengurangi porsi lauk, imbas kenaikan harga cabai rawit dan tahu-tempe di pasaran.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Kenaikan harga bahan pokok, terutama cabai dan tahu-tempe di Malinau sangat berdampak bagi pengusaha warung makan.
Pengelola Rumah Makan Malinau Hulu, Arifuddin mengeluhkan kenaikan sejumlah bahan dapur di pasaran saat ini hingga terpaksa mengurangi porsi lauknya.
Baca juga: Cabai Rawit di Pasar Imbayut Taka KTT Meroket, Rp 150 Ribu per Kilogram, Beberapa Komoditi Ikut Naik
Harga cabai rawit dan jenis sayur-sayuran menurutnya, mulai melonjak sejak bulan Juni 2022. Demikian halnya, tahu dan tempe, naik Rp 2 ribu dari harga biasanya.
"Cabai rawit itu sudah 1 bulan harganya Rp 120 ribu. Mentimun, sayur-sayuran juga begitu. Sekarang, tahu tempe Rp 8 ribu. Semua sekarang mahal," ujarnya, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: Harga Cabai dan Bawang Merah Makin Mahal di Pasaran Nunukan, Warga Melirik Produk Malaysia
Permasalahannya lanjut Arif, komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bahan baku untuk menu wajib bagi pengusaha warung makan.
"Cabai, mentimun itu wajib. Terus tahu dan tempe, itu menu yang harus ada. Tahu-tempe ukuran normal sekarang Rp 8 ribu satu bungkus," katanya.

Pengusaha warung makan saat ini tidak merubah tarif penjualan makanan. Namun, bukan tidak mungkin akan menaikkan harga jika harga komoditas terus melonjak.
Pedagang kuliner di Pasar Pelangi, Latifah menerangkan porsi lauk-pauk harus dikurangi untuk menekan kenaikan harga di pasaran.
Baca juga: Stok kosong, Harga Cabai di Pasar Tenguyun Kota Tarakan Naik, Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram
"Sekarang ini, harga minyak sudah mulai turun Rp 25 ribu. Tapi, sayur, tahu tempe naik. Kalau kami harga tetap tapi besarnya lauk kita kurangi," ungkapnya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri