Opini

Ketahanan dan Kemandirian Pangan di IKN Nusantara dan Sekitarnya

IKN baru harus mandiri pangan atau setidaknya bisa disuplai oleh Kaltim. Caranya dengan membuat grand desain dengan memperhatikan keunggulan wilayah.

Editor: Sumarsono
IST
Diskusi "Arti Penting Pemindahan IKN Nusantara bagi Masyarakat Kaltim" digelar Universitas Balikpapan bersama Rektor Uniba Dr Isradi Zainal 

Oleh : Dr.Isradi Zainal

Rektor Uniba, Sekjen Forum Rektor PII, Direktur Indeks Survey Indonesia

TRIBUNKALTARA.COM - Di akhir  tahun 2019, saya berkesempatan bertemu dengan Menteri Pertanian RI Dr.Ir.Andi Amran Sulaeman untuk menanyakan bagaimana cara agar Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara yang ada di Kalimantan Timur memiliki ketahanan pangan.

Dalam artian mampu menyiapkan pangan di IKN Nusantara , yakni Sepaku, Penajam Paser Utara dan Samboja, Kutai Kartanegara sendiri atau setidaknya wilayah di Kalimantan Timur, atau Kalimantan.

Saat saya tanya terkait ketahanan pangan IKN yang ada di Kaltim, Menteri Andi Amran menyatakan bahwa IKN baru harus mandiri pangan atau setidaknya bisa disuplai oleh Kaltim dan sekitarnya.

Caranya adalah dengan membuat grand desain dengan memperhatikan keunggulan komparatif wilayah.

Pada pertengahan tahun 2022 dalam diskusi di grup WA, Tim Transisi IKN, dimana saya ikut di dalamnya membahas kembali terkait konsep Ketahanan pangan di IKN.

Hal ini mengingatkan saya terkait harapan sejumlah warga di IKN untuk tetap bertani karena hanya itu saja keterampilannya.

Baca juga: Pembangunan IKN Nusantara dan Ancaman Deforestasi Malinau sebagai Kabupaten Konservasi

Dalam diskusi tersebut tercetus konsep pertanian moderen untuk kawasan khusus di IKN dengan melatih petani sebagai petani modern.

Apalagi IKN ini didesain sebagai kota yang memiliki areal hutan sekitar 70 persen. Bahkan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe menyatakan bahwa hal tersebut memungkinkan karena di sekitar IKN disiapkan 20.000 hektare sebagai lahan pertanian.

Prosesi Kendi Nusantara resmi digelar di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Prosesi Kendi Nusantara resmi digelar di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. (TRIBUNKALTIM.CO.ID/DWI ARDIANTO)

Dalam diskusi bersama warga terkait Amdal di IKN Nusantara yang diselenggarakan pada 4 Juni 2022 oleh Tim Transisi Otorita IKN di Hotel Platinum, Balikpapan, seorang praktisi pertanian berharap wilayah Samboja, Kutai Kartanegara dioptimalkan lahan pertaniannya karena memiliki potensi sangat baik.

Hal ini mendorong saya mengundang petani asal Samboja tersebut ke kampus Universitas Balikpapan untuk membicarakan lebih lanjut terkait harapan dan konsep yang diinginkan.

Hasil pembicaraan dengan mereka saat menyimpulkan bahwa Samboja dan Kaltim potensi untuk pertanian holtikultura.

Mereka menyampaikan juga bahwa ada juga seorang warga Kaltim yang juga Ketua Umum KTNA sangat terkait potensi pangan Kalimantan Timur.

Baca juga: Diskusi Kepemudaan Sambut IKN Nusantara, Wabup Jakaria: Pemuda Malinau Harus Bisa Ambil Peluang

Sebagai tindak lanjut dari diskusi bersama dengan praktisi pertanian dari Samboja Adriansyah dan tim, kami menjanjikan mengundang Menteri Pertanian RI periode 2014-2019 Andi Amran Sulaeman.

Akhirnya pada 22 Juli 2022 saya mengundang mantan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaeman ke Uniba untuk membahas lebih detail terkait ketahanan dan kemandirian pangan di IKN Nusantara.

 Dalam paparannya Andi Arman menyatakan bahwa IKN dan Kaltim memiliki lahan sekitar 100.000 hektare sebagai lahan pertanian.

Untuk mengoptimalkannya dapat dengan intensifikasi dan memenuhi kebutuhan warga sekitar 5 juta penduduk akibat pengaruh berpindahnya IKN.

Dengan area lahan pertanian seluas 50.000 hektare dengan catatan panem 3 kali setahun dan produktivitasnya cukup.  Artinya lahan 100.000 hektare dipastikan mampu mencukupi kebutuhan pangan di IKN dan Kaltim. (*)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved