Berita Nasional Terkini

IDI Minta Semua Dokter Waspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien, WHO Tetapkan Status Darurat

Ikatan Dokter Indonesia atau IDI minta semua dokter untuk mewaspadai gejala cacar monyet pada pasien pasca WHO tetapkan status darurat.

Editor: Sumarsono
Shutterstock.com via Kompas.com
Ilustrasi Cacar Monyet atau cacar monyet telah masuk Singapura. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta para dokter untuk waspada terhadap pasien bergejala. 

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Ikatan Dokter Indonesia atau IDI dalam rilisnya minta semua dokter untuk mewaspadai gejala cacar monyet pada pasien pasca WHO tetapkan status darurat.

Seperti diketahui, pekan ini Badan Kesehatan Dunia WHO  telah menetapkan status darurat untuk kasus cacar monyet atau Monkey Pox.

Meski masih belum terdeteksi di Indonesia, namun kasus cacar monyet sudah ditemukan di Singapura, sehingga kewaspadaan perlu dilakukan.

Penyakit cacar monyet merupakan suatu penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis dan jarang terjadi.

Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, dan umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.

Kasus cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus.

Baca juga: Apa Penyebab Cacar Monyet? Kenali Gejala dan Cara Mencegah Monkeypox di Indonesia

Virus lain yang juga berasal dari genus orthopoxvirus adalah virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (Smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada tahun 1980.

Menurut dr. Adityo Susilo, SpPD, KPTI, FINASIM dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), penyakit cacar monyet sedianya adalah bersifat zoonosis.

Penularan utamanya melalui kontak manusia dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada mukosa maupun kulit hewan yang terinfeksi.

Di Afrika, kasus infeksi cacar monyet pada manusia yang pernah dilaporkan, berhubungan dengan riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tupai, tikus dan rodents lainnya.

Memakan daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang juga dikatakan dapat menjadi metode penularan yang lainnya.

Dijelaskan dr. Adityo Susilo, adapun penularan antar manusia, diduga dapat terjadi sebagai akibat dari kontak erat dengan pasien yang terinfeksi secara langsung (direct close contact).

Melalui paparan terhadap sekresi saluran napas yang terinfeksi, kontak dengan lesi kulit pasien secara langsung, maupun berkontak dengan objek yang telah tercemar oleh cairan tubuh pasien.

Selain itu, transmisi secara vertikal dari ibu ke janin melalui plasental (infeksi cacar monyet kongenital) juga dimungkinkan.

Baca juga: Kenali Apa Itu Monkeypox atau Cacar Monyet? Lengkap Gejala Awal dan Penularan, Menyebar di Amerika

Halaman
123
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved