Sosok Inspiratif
Kisah Winda Novitasari, Designer Tuna Rungu Sukses Asal Nunukan yang Dirilik Pelanggan Malaysia
Kisah Winda Novitasari (26), sosok Inspiratif yang merupakan designer sukses asal Kabupaten Nunukan yang mengalami tuli (tuna rungu) sejak lahir.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN – Kisah Winda Novitasari (26), sosok Inspiratif yang merupakan designer sukses asal Kabupaten Nunukan yang mengalami tuli (tuna rungu) sejak lahir, namun memiliki talenta luar biasa.
Hasil karya Winda tidak hanya dikenal di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, namun juga dilirik para pelanggan dari Malaysia.
Wanita berparas cantik berdarah Toraja, Sulawesi Selatan ini ternyata memiliki hobi melukis sejak Taman Kanak-kanak dan mengoleksi boneka Barbie.
Winda bisa memahami apa yang disampaikan lawan bicara melalui gerakan bibir, sehingga artikulasi lawan bicara harus jelas.
Saat ditemui di kediamannya Jalan Fatahillah, RT 17, Nunukan Tengah, Winda didampingi sang ibu, Barnece (50) menyampaikan kisah sosok perempuan inspiratif ini.
Baca juga: Tiga Napi Lapas Tarakan Disebut Pengendali Kurir Sabu, Resnarkoba Polres Nunukan Lakukan Penyidikan

Barnece menuturkan, bakat melukis Winda mulai tampak sejak masih TK lalu berkembang ketika masuk SD.
"Kalau saya dulu suka melukis, tapi pemandangan. Tapi Winda lukis manusia lengkap dengan pakaiannya," kata Barnece kepada TribunKaltara.com, Sabtu (06/08/2022).
Barnece yang punya hobi menjahit selalu membawa Winda ke toko penjahit. Winda kerap kali mengambil kain perca untuk dibawa pulang ke rumah.
"Waktu SD kalau saya ke toko penjahit, dia suka bawa pulang kain perca. Begitu di rumah dia bentuk sendiri baju untuk boneka Barbienya. Selalu minta dibelikan boneka Barbie, karena suka lihat bajunya," ucapnya.
Selesai lulus SD, Barnece membawa Winda ke SLB (Sekolah Luar Biasa) di Samarinda dengan harapan Winda bisa mengembangkan kreativitasnya.
Baru beberapa hari sekolah, Winda minta keluar dari sekolah itu. Begitupun saat pindah ke SLB di Balikpapan.

"Dia tidak mau SLB yang bergabung dengan anak-anak yang maaf -- cacat fisik. Dia merasa bukan cacat.
Akhirnya saya kembali ke Nunukan lalu diterima di SMP Katolik. Itupun tidak sampai tamat SMP karena kelas 3 saya mendapat rekomendasi dari teman untuk sekolahkan Winda di Kejuruan 4 SLB/B Dena Upakara Wonosobo, Jawa Tengah," tambahnya.
Di Kejuruan 4 SLB/B Dena Upakara Wonosobo, Winda mulai mengembangkan bakat melukisnya hingga bisa mendesain berbagai motif pakaian, termasuk kemampuan untuk menjahit.