Berita Tarakan Terkini

Begini Alasan Pertamina Lakukan Penyesuaian Tarif BBM Non Subsidi, Harga Naik jadi Rp 2.000

Harga BBM non subsidi jenis Pertamax Turbo dan Pertamax Dexlite, alami kenaikan capai Rp 2.000 perliter. Ini Alasan Pertamina.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Aktivitas proses pendistribusian BBM dari lokasi PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Tarakan Marketing Operation Region VI menuju SPBU. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKANPertamina resmi melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi. Jumlah kenaikan rerata mencapai Rp 2 ribu per liter untuk jenis BBM Pertamax Turbo dan Pertamax Dexlite.

Dikatakan Susanto August Satria, Area Manager Communication Relation & CSR Regional Kalimantan, untuk Pertamax Turbo sebelumnya dihargai Rp 14.800. Setelah mengalami penyesuaian harga, berubah menjadi Rp 16.550 per liter.

Kemudian lanjut Susanto, jenis BBM Pertamax Dexlite sebelumnya memiliki harga Rp 13.250 dan saat ini tarifnya resmi menjadi Rp 15.350 per liter.

Baca juga: Resmi Naik, Berapa Harga BBM Pertamax Turbo dan Bright Gas? Pertamina Beri Penjelasan

“Ini hanya untuk yang non subsidi yang mengalami kenaikan sedangkan untuk yang subsidi masih sama,” ungkap pria yang akrab disapa Satria ini.

Ia melanjutkan, untuk BBM bersubsidi tarif pertalite di angka Rp 7.850 per liter, biosolar Rp 5.150 per liter dan LPG 3 kg tetap di angka HET berlaku dan berbeda di setiap kabupaten kota.

Baca juga: Teka-teki Kenaikan Harga BBM Terjawab, Presiden Jokowi Pastikan Harga Pertalite Tidak Naik Tahun Ini

Ia membeberkan mengapa pertamina melakukan penyesuaian harga. Pertama karena mengingat di awal tahun seperti sebelumnya pernah menyampaikan bahwa faktor geo politik Ukraina dan Rusia.

Kemudian yang kedua, harga minyak dunia trennya tinggi dan tidak ada terlihat terjadi penurunan tren.

Susanto August Satria, Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Kalimantan.
Susanto August Satria, Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Kalimantan. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

“Sampai saat ini saja lanjutnya sudah menyentuh di sekian barel USD. Pertamina perlu melakukan penyesuaian harga dan penyesuaian harga ini, sesuai ketentuan yang ditetapkan Kementerian ESDM bahwa kami bisa mengevaluasi harga sebelumnya,” urainya.

Lebih lanjut ia membeberkan, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM menyentuh angka USD 117,62 per barel. Ini lebih tinggi dari rata-rata harga pada waktu Januari 2022 kemarin di angka 37 persen.

Baca juga: Daftar Harga BBM Baru per Provinsi Mulai 1 April 2022, Harga Pertamax di Kaltara Naik Jadi Rp 12.750

“Kalau dibanding 2021 pasti lebih jauh. Harga minyak dunia dengan takaran Indonesia Crude Price naik mencapai 37 persen,” sebutnya.

Kemudian lanjutnya, untuk gas, mengikuti kontrak price Aramco saat ini menyentuh USD 725 per metric ton.

“Ini sangat tinggi sekali makanya non subsidi harus disesuaikan. Seperti diketahui beban subsidi tinggi walaupun disubsidi tetap juga porsinya paling besar ada di subsidi. Jadi saya pikir ini tidak akan berpengaruh terhadap inflasi karena yang memakai ini orang orang yang mampu,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved