Berita Tarakan Terkini
Sempat Ditunda Akibat Terkendala Izin, Kini Amal Beach Waterpark Dibuka, Biaya Masuk Rp 25 Ribu
Amal Beach Waterpark di Tarakan, Kalimantan Utara akhirnya dibuka, padahal sebelumnya sempat tertunda karena terkendala perizin UKL-UPL.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Amal Beach Waterpark di Kota Tarakan, Kalimantan Utara akhirnya dilaunching pada Minggu (14/8/2022). Setelah sebelumnya sempat ditunda launching-nya pada 17 Juli 2022 lalu.
Yuliansyah, Manager Amal Beach Waterpark Iskandar Family membenarkan hal tersebut.
“Kemarin kendala masalah perizinan. Alhamdulillah semua sudah terpenuhi, UKL-UPL dan itu kemarin kurang lengkap dan alhamdulillah semua sudah dipenuhi,” ungkap Yuliansyah.
Baca juga: Amal Beach Waterpark Tarakan Diresmikan Gubernur Kaltara, Bioskop juga Segera Launching
Ia menyebutkan, total 8.500 meter persegi luasan yang dimiliki Amal Beach Waterpark di RT 4 Kelurahan Pantai Amal.
Di dalam fasilitasnya sendiri atau wahananya ada waterpark sendiri ada khusus dewasa dan anak-anak.
Wahana dewasa sendiri menggunakan waterpark ada tiga. Pertama silinder spiral ada terbuka dan tertutup. Kemudian juga ada peluncuran lurus. Dan selanjutnya ada kolam renang khusus dewasa dengan kedalaman 1,2 meter sampai 1,7 meter.
Baca juga: Sempat Viral, Launching Wisata Amal dan Water Boom Ditunda, Disbudporapar Tarakan: Harus Urus Izin
Kemudian lanjutnya, untuk wahana khusus anak-anak seperti biasa standar digunakan untuk waterboomnya ember tumpah. Selajutnya khusus kolam renang anak-anak ada kedalaman 60 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Selebihnya ada mandi uap, kemudian ada gazebo dan tempat selfie. Kami juga ada kafe dan beroperasinya sampai malam ada Batasan.
“Kafe belum beroperasi dan insyaAllah minggu depan semoga sudah bisa beroperasi,” ujarnya.
Kemudian ada fasilitas mandi uap kemudian ada lokasi tempat selfie.

Adapun lanjutnya, tarif masuk untuk dewasa Rp 25 ribu di hari biasa. Kemudian untuk anak-anak Rp 20 ribu. Sementara hari weekend di Sabtu dan Minggu, dewasa Rp 30 ribu dan anak-anak tetap tarifnya Rp 20 ribu.
Kemudian lanjutnya, saat ini masih ada proyek yang belum selesai dikerjakan di antaranya lokasi selfi yang menjadi ikon masih belum sepenuhnya rampung,
Termasuk gazebo di bawah juga belum selesai dikerjakan. Termasuk taman tempat bersantai juga belum selesai.
Baca juga: Waterpark Pertama di Tideng Pale, Pengunjung Lokal dan Luar Daerah Datang ke Kabupaten Tana Tidung
“Jadi kami istirahat dulu 2-3 hari ini, baru lanjutkan pengerjaannya dan mungkin estimasi selesai dua mingguan sudah selesai,”ujarnya.
Ia melanjutkan, dari sisi parkir sendiri, retribusi disetorkan ke Pemkot Tarakan melalui pengelolaan Dinas Pariwisata.
“Setahu saya standar Rp 2 ribuan motor dan mobil mungkin Rp 3 ribuan. Masuk ke Pemkot,” jelasnya.
Adapun lanjutnya, antisipasi ada muncul jukir liar dan mengaku ditunjuk pengelola, ia sudah menyiapkan petugas yang menangani hal tersebut.
“Menghindari terjadi konflik termasuk antisipasi malam hari di sini rawan jadi ada pengamanan disiapkan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pembangunan sendiri sudah dimulai sejak 2021 sekitar April kemarin. Artinya membutuhkan waktu 1,5 tahun akhirnya bisa dilaunching.
Ia menambahkan, fasilitas lain ke depan akan menambah flying fox. Lahan sudah siap dan hanya dikerjakan.
“Tapi dilihat waktunya dulu. Kalau kapan dibangun kami belum bisa pastikan dulu. Selesaikan proyek selfi dan gazebo di bagian bawah,”ujarnya.
Nanti juga akan dibangun buper di dekat lokasi tersebut.
Pria yang akrab disapak Pak Uli ini mengakui, hari pertama dilaunching, masyarakat sangat antusias menyambut. Respons masyarakat diakuinya sangat positif. Bahkan sebelumnya masyarakat luar Tarakan penasaran mencoba wahana.
Ia menjamin juga dari sisi keselamatan lanjutnya, sudah dijamin kuat dan menggunakan tiang pondasi yang kukuh. Sebelum membangun juga melihat struktur tanah yang berada di lereng.
Baca juga: Digelar di Pantai Amal Lama, Festival Iraw Tengkayu Tahun ini Diikuti 150 Penari SMA Se Kota Tarakan
“Jadi yang dipakai konstruksi beton semua. Pondasinya cakar ayam. Jadi sudah diperhitungkan semua termasuk drainasenya,” ujarnya.
Memang diakuinya yang masih kurang adalah penghijauan sesuai standar UKL-UPL diminta sekitar 10 persen.
“Kami akan penuhi sampai 15 persen dan saat ini sudah berproses. Tanaman dicari yang tinggi,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah