Berita Tarakan Terkini
Pengakuan Penjual Chip Judi Online di Kota Tarakan, Pelanggannya Nelayan Hingga Petani Rumput Laut
Pengakuan penjual chip judi online di Kota Tarakan, bukan orang kaya, pelanggannya bahkan berprofesi sebagai nelayan hingga petani rumput laut.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Tiga orang pelaku penjual chip pada aplikasi judi online kini akan menjalankan proses pemeriksaan oleh penyidik.
Ketiganya masing-masing berinisial AK (33), SB (20) dan IS (18) ditahan di Rutan Polres Tarakan.
Untuk diketahui, ketiga pelaku, salah satunya AK (33) berperan sebagai penjual dan pemilik Loket Sarimas.
Kepada awak media, AK mengakui dalam seharinya, pendapatan yang diperoleh tidak menentu.
“Kadang ada tidak ada yang jual chipnya, kadang tidak ada yang beli,” aku AK.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Tarakan, Fatkurrahman Warga Gunung Lingkas Jual Air Rp 10 Ribu per Tandon
Adapun masing-masing memiliki kode paketan dengan rate harga yang berbeda. Ia mencontohkan kata AK, untuk paket dengan kode 1d dijualkan Rp 60 alias enam puluh rupiah.
Karena biasanya pembeli membeli kode chip itu dalam jumlah banyak. Keuntungannya sendiri bisa ia peroleh sampai Rp 8 ribu per kode chip.
“Karena kami ada potongan biaya administrasi dari akun Higgs Domino. Jadi mereka pakai handphone android masing-masing buat main, tidak ada loket sediakan,” terang AK.
Saat ditanya alasan membuka layanan penjualan chip sendiri, AK berdalih menjawah hal lain.
Ia justru menjawab tidak tahu untuk proses jual beli chip ini digunakan untuk apa.
Namun saat kembali ditanyakan oleh Kasat Reskrim Polres Tarakan, IPTU Muhammad Aldi apakah memahami permainan dalam aplikasi, AK justru membenarkan dan memahami.
“Kami pikir ini jual dana atau jual pulsa. Kalau itu awalnya kami nonton YouTube, paham. Awalnya kami tidak tahu,” ujarnya.
AK juga sempat ditanya langsung Kapolres Tarakan, AKBP Taufik Nurmandia di hadapan awak media, ia mengakui, belum lama melakukan aktivitas jual beli chip untuk judi online tersebut.
Baca juga: Tarakan tak Punya Musim Kemarau dan Hujan, BMKG Prediksi Curah Hujan Masih Rendah hingga Oktober
Pelanggannya sendiri ia tak ketahui dari mana saja tempat tinggalnya.
Namun sepengetahuannya pelanggannya juga biasanya bekerja sebagai nelayan dan rumput laut.
“Kalau dalam sehari kadang ada yang datang. Kalau ramai itu tergantung air mati Pak. Karena ada nelayan melaut dan rumput laut. Kalau orang-orangnya kami juga kurang tahu saya baru di situ,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah