Berita Nunukan Terkini

13 Orang Reaktif Usai Skrining HIV, Dinkes Nunukan Langsung Lakukan Ini: Program Reguler Tiap Tahun

13 Orang Reaktif Usai Skrining HIV, Dinkes Nunukan Langsung Lakukan Ini: Program Reguler Tiap Tahun

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nunukan, Sabaruddin. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Puskesmas di Kabupaten Nunukan belum lama ini melakukan skrining HIV, ditemukan 13 orang memiliki hasil reaktif.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nunukan, Sabaruddin mengatakan skrining HIV merupakan program reguler tiap tahun yang dilaksanakan oleh setiap Puskesmas di Kabupaten Nunukan.

Baru-baru ini kata Sabaruddin, tiap Puskesmas melakukan skrining HIV di tempat yang berisiko seperti tempat hiburan berupa karoke, kelompok LSL (lelaki seks lelaki), pengguna jarum suntik, panti pijat, termasuk petugas kesehatan.

"Ini program reguler tiap tahun. Tanpa skrining HIV kita tidak tahu siapa penderita dan sasarannya di mana. Sehingga skrining HIV beberapa waktu lalu didapatlah 13 orang yang memiliki hasil reaktif," kata Sabaruddin kepada TribunKaltara.com, Selasa (30/08/2022), pukul 17.30 Wita.

Baca juga: BKPSDM Nunukan Sebut Inventarisasi Data Honorer Baru 90 Persen, Segera Dikirim ke Menteri PANRB

Selain tempat tersebut, Sabaruddin juga beberkan tempat berisiko HIV lainnya yang wajib dilakukan skrining seperti Lapas, pasangan dari penderita HIV, dan ibu hamil.

"Program Kemenkes ada yang namanya triple eliminasi. Jadi yang kita skrining adalah ibu hamil. Kalau ditemukan HIV pada ibu hamil, kita masih berpeluang untuk menolong bayinya ketika lahir nanti," ucapnya.

Sebagai penanganan awal terhadap 13 orang tersebut diberikan obat khusus untuk menekan keaktifan HIV.

Menurut Sabaruddin, infeksi HIV yang tidak segera diobati sejak tahap awal, beber Sabaruddin bisa berkembang menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

"Karena mereka tidak bergejala, maka kami berikan obat khusus lalu kontrol terus biar obatnya rutin diminum. Tapi kalau bergejala seperti ada TBC ya kita rujuk ke dokter paru," ujarnya.

Adapun gejala awal HIV yang perlu diwaspadai adalah sakit kepala, mual, badan mudah lelah, demam, nafsu makan berkuran, nyeri sendi, kelenjar getah bening bengkak, sakit tenggorokan, nyeri otot, muncul sariawan di mulut, ada luka bernanah pada alat kelamin, dan sering berkeringat pada malam hari padahal cuaca tidak panas.

"Kalau parah ada bercak merah di badan. Untuk 13 orang yang hasil skriningnya reaktif semua orang dewasa," tuturnya.

Baca juga: Puluhan Sopir Angkot Nunukan Parkir Kendaraan di Alun-alun, Tolak Taksi Online Maxim Beroperasi

Penyakit HIV bisa menular lewat hubungan seks, penggunaan jarum suntik atau pisau cukur tidak steril, termasuk lewat persalinan dari ibu ke bayi.

"Kalau lewat makanan atau minuman sedikit sekali kemungkinan untuk menular. Makanya ada stigma bahwa tidak boleh duduk ngobrol bareng dengan penderita HIV itu keliru. Justru kalau penderita HIV punya penyakit TBC besar kemungkinan yang menular itu TBC bukan HIV," ungkapnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved