Berita Tarakan Terkini
Tegaskan Amal Beach Waterpark Sesuai Standar, Tanggung Jawab Moral ke Korban dan Siap Beri Santunan
Begini klarifikasi pengelola Amal Beach Waterpark, tegaskan fasilitas sesuai standar, siap berikan santunan sebagai tanggung jawab moral ke korban.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pihak pengelola Amal Beach Waterpark memberikan konfirmasi terkait insiden yang terjadi pada Minggu (28/8/2022) kemarin dimana seorang anak terjatuh usai terlempar dari salah satu fasilitas permandian di dalam lokasi Amal Beach Waterpark.
Pihak pengelola yakni Yuliansyah, Manager Amal Beach Waterpark mengungkapkan saat kejadian, dirinya sedang tidak berada di lokasi saat itu. Ia menerima laporan dari salah seorang petugas jaga di dalam lokasi bahwa ada anak terjatuh dari permainan silinder terbuka.
“Untuk kronologis saya belum bisa sampaikan detail karena saya tidak ada di tempat di lokasi saat itu. Tapi kalau laporan yang saya dapat kejadianya kalau dilihat dari CCTV terjadi sekitar pukul 15.32 WITA,” ungkap Yuliansyah.
Selanjutnya usai menerima laporan, pihaknya langsung bergegas naik ke lokasi Amal Beach Waterpark.
Baca juga: Pembangunan Tahap Pertama Gedung SMPN 12 Tarakan Dimulai, Anggaran Capai Rp 7,9 Miliar
“Setelah dihubungi sama coordinator, saya langsung naik itu sekitar jam empat itu. Tapi posisi korban sudah tidak ada dan saya langsung turun ke rumah sakit pada saat itu di rumah sakit saya juga tidak diperbolehkan masuk karena ada batasan di IGD jadi saya langsung cari ketemu keluarga korban yang menunggu di sana,” ungkap Yuliansyah.
Ia melanjutkan, terkait insiden tersebut, untuk penjagaan sendiri diakuinya sudah sesuai standar. Dan memang ada total 8 unit CCTV yang dioperasikan di lokasi. Dua unit di antaranya menghadap ke area perosotoan silinder terbuka, dan sisanya di area kolam renang.
“Jadi ada CCTV juga. Kalau dilihat kurang lebih empat meter terjatuh posisinya,” ungkap Yulansyah.
Ia melanjutkan, pada hari normal atau sedang tidak ramai, penjagaan disiapkan empat orang. Namun dalam kondisi ramai di hari weekend, disiapkan tenaga tambahan menjadi tujuh orang. Kemudian untuk bermain di area perosotan silinder sendiri, menggunakan standar 15.
“Naiknya kami batasi 5 orang bergantian, yang tempat korban terjatuh ada di silindir terbuka di putaran ketiga, ketinggian lantai dasar dia jatuh sekitar 4 meter,” urainya.
Selama ini, setiap yang datang menggunakan permainan, tidak pernah ada kejadian seperti yang terjadi pada Minggu kemarin. Namun ia mengklaim, saat melihat CCTV kondisi kaki korban dalam posisi terbuka.
“Kalau kita lihat posisi di video itu, kakinya terbuka makanya sebenarnya ada aturan dan dilarang dalam posisi kaki terbuka saat bermain perosotan karena bisa terlempar. Petugas kami arahkan tangan di dada, dan kaki harus rapat, tetapi di video kita lihat di CCTV juga kami lihat terbuka,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, dari sisi keamanan Yuliansyah tegas bahwa desain permainan sudah menyesuaikan standar.
Ia merincikan, untuk standart silinder nomor 1 dengan ukuran panjang lebih dari 100 meter, maka diameter menggunakan 90 sentimeter.
“Kemudian untuk ukuran yang di bawah 70 meter pajangnya, maka diameternya 80 sentimeter ukuran lingkarnya. Jadi kami sesuai dengan standart yang digunakan, panjangnya 64 meter. Bahkan saat pembuatan tambahan sisi, yang saat tikungan, lengkungan itu kami kasih ukuran 25 dan kami minta menjadi 40 sentimeter sehingga lebih aman lagi untuk antisipasi,” ujarnya.
Lebih jauh membahas korban lanjutnya, kemarin korban menjalani operasi karena ada luka di bagian kepala. Awalnya, pihak keluarga korban tidak ingin melakukan operasi karena khawatir.