Berita Kaltara Terkini
Harga BBM Naik, Pemilik Speedboat Reguler di Tanjung Selor Kaltara Harap Ada Penyesuaian Harga Tiket
Berikut reaksi pemilik Speedboat di Bulungan Kaltara usai Jokowi umumkan kenaikan harga BBM.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Pemerintah resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) bersubsidi.
Tiga jenis BBM yakni pertalite, solar subsidi dan pertamax naik harganya pada Sabtu kemarin.
Harga baru pertalite kini menjadi Rp10.000 per liter, untuk solar subsidi menjadi Rp6.800 per liter dan Rp14.500 per liter untuk harga baru pertamax.
Kenaikan BBM ini pun berdampak ke banyak sektor usaha, khususnya usaha transportasi.
Di Bulungan, Kaltara, pengusaha speedboat reguler berharap akan adanya penyesuaian tarif dampak dari naiknya harga BBM.
Pengusaha Speedboat Limex, Machmuddin, mengatakan, dengan naiknya harga BBM maka diperlukan penyesuaian harga tiket speedboat reguler.

Baca juga: Harga BBM Naik, Pemprov Kaltara Beri Sinyal Naikkan Harga Tiket Speedboat Reguler, Cek Besarannya
"Harga minyak naik, otomatis (tiket) penumpang harus naik," kata Machmuddin, Mingggu (4/8/2022).
"Kalau naik mungkin Rp140.000 - Rp145.000," ungkap pria yang memiliki empat armada speedboat reguler ini.
Ia menjelaskan, kebutuhan BBM jenis pertalite untuk speedboat reguler cukup besar, bahkan mencapai 600-700 liter per harinya.
Karena itu kenaikan harga BBM akan menambah beban operasional speedboat reguler.
Meski berharap harga tiket speedboat reguler naik, menurut Machmuddin hingga saat ini pihaknya belum menaikkan harga.
Harga tiket speedboat reguler untuk rute Tanjung Selor - Tarakan di Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor masih normal di harga Rp130.000.
"Tapi sekarang kami belum naikan harga, karena harus ada rapat dari Gapasdap dan Dishub, jadi sekarang harga normal Rp130.000," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengaku belum mengetahui dampak keterisian penumpang speedboat reguler dari rencana kenaikan harga tiket, sebab kondisi penumpang saat ini masih fluktuatif.
"Sekarang ini kalau waktu ramai ya ramai, kalau sepi, ya sepi jadi tidak bisa diprediksi," tuturnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi