UMKM Kaltara
UMKM Kaltara, Eks Jurnalis Bangun Bisnis Aneka Sambal Kemasan di Tarakan, Omzetnya Bikin Ngiler
Bisnis sambal kemasan bisa jadi pilihan pelaku UMKM Kaltara untuk mengembangkan usaha. Seperti The Sambals dengan aneka produk sambal di Tarakan
TRIBUNKALTARA.COM- Berita UMKM Kaltara, bisnis sambal kemasan bisa menjadi salah satu pilihan usaha yang menggiurkan.
Tak terkecuali di Kalimantan Utara, prospek tersebut cukup menarik minat pelaku UMKM.
Salah satu pelaku UMKM Kaltara yang meramaikan ceruk pasar bisnis sambal kemasan adalah Noni Mariani dengan brand unggulannya The Sambals.
Mantan jurnalis yang kini beralih menjadi seorang pengusaha ini mengaku mulai serius menggeluti usahanya sejak memutuskan berhenti dari kantor media pada 2017 lalu.
Awalnya Noni Mariani mengaku justru bukan sambal yang menjadi cikal bakal bisnisnya melainkan ayam geprek.
Namun saat itu usaha yang dirintis Noni sapaan akrabnya sempat vakum lantaran hamil.
Kemudian pandemi melanda Indonesia, Noni lalu merancang produk bisnis baru dengan brand yang sudah ada.
Setelah melakukan riset yang panjang, Noni putuskan untuk berbisnis sambal kemasan di kota Tarakan pada 2020 lalu.
Tak heran Noni menjatuhkan pilihannya pada bisnis sambal kemasan mengingat produk ini unggul karena lebih praktis untuk dikonsumsi.
Selain itu, membuat sambal kemasan merupakan salah satu bisnis dengan modal kecil namun punya potensi keuntungan yang besar.

Jualan Sambal Kemasan, Omzet Bikin Ngiler
Diakui Noni sejak mulai menekuni bisnis sambal kemasan miliknya, ia mampu mengantongi omzet Rp 7-8 juta setiap bulan.
Omzet tersebut akan meningkat hingga dua kali lipat di musim-musim tertentu seperti Ramadan, Lebaran atau event lainnya.
Menurut Noni untuk produksi sambal kemasan buatannya kian meningkat.
Yang dari awal ia hanya membuat 10-20 botol, kini sudah bisa menembus 300-500 botol sambel setiap bulan.
Adapun The Sambals sudah memproduksi sekitar delapan jenis aneka sambal kemasan dengan berbagai rasa seperti sambal cakalang, cumi, udang papay, tuna mercon, ayam kecap pedas.
Kemudian sambal korek, sambal bawang dan terasi.
Untuk harga sendiri Noni membanderol harga sambalnya berbeda-beda.

Varian sambal basic misalnya sambal korek, bawang dan terasi dihargai Rp 30 ribu.
Sementara untuk sambal cakalang Rp 28 ribu, sambal cumi Rp 32 ribu, Udang papay Rp 23 ribu, tuna mercon Rp 30 ribu dan ayam kecap Rp 30 ribu.
Dari segi rasa, Noni mengaku mengusung kualitas rasa sambal yang tak hanya pedas namun ada sensasi gurih.
Ini diklaim menjadi salah satu nilai kualitas yang harus konsisten dijaga di pasaran.
Tembus Penjualan Sambal Kemasan Hingga Filipina
Dari segi pemasaran sendiri Noni mengaku cukup terbantu dengan adanya market place.
Baca juga: UMKM Kaltara, Melirik Bolen Pisang Coklat yang Super Crunchy dan Lumer Ala BollenQ, Kudapan Nikmat
Dengan kemajuan digital tersebut, dirinya bisa menjual produk sambal miliknya ke berbagai kota, daerah bahkan negara.
"Alhamdulillah sudah kliling indonesia sambalnya,"kata Noni.
Dijelaskan bahwa penjualan sambal miliknya terjauh ke Nusa Tenggara Timur dan Barat. Kemudian ke Filipina juga pernah.
Dari luar kota cukup banyak yang memesan dari Jakarta, Bandung, Jogja, hingga Malang.
Noni menjelaskan bahwa sambal produksinya tanpa pengawet dan bisa tahan sampai 2 minggu di suhu ruangan dengan kondisi baru masih tersegel.
Untuk offline, The Sambals juga punya reseller khusus untuk membantu penjualan.
Sejauh ini diungkap Noni bahwa varian sambal miliknya punya penggemar yang berbeda juga.
Kalangan anak muda misalnya cenderung menyukai sambal cumi.
Untuk yang dewasa hingga orang tua lebih senang dengan varian ikan seperti sambal cakalang.
Baca juga: UMKM Kaltara, Pindah ke Lokasi Baru, 60an Produk Khas Bumi Benuanta Mejeng di UKM Center Bulungan
Tantangan Bisnis Sambal Kemasan
Noni menyadari sepenuhnya bahwa bisnis sambal kemasan yang ia geluti memiliki pangsa kompetitor yang juga tinggi.
Namun hal tersebut bukan alasan untuk dirinya berkecil hati.
Saat ini Noni mengaku fokus memperluas pasar terlebih di era digital masa kini.
Selain itu tentunya bekerja keras dalam hal promosi agar brand terus terbangun di tengah masyarakat.
Tak hanya itu, Noni juga mengakui tantangan harga bahan pokok utamanya cabai menjadi salah satu kendala.
"Harga cabai itu gak stabil ya. Hari ini 70-80 besok besok bisa tiba tiba 150 per kg. Harus pintar-pintar mengelola,"ujarnya.
Dikatakan Noni bahwa cabai yang ia gunakan untuk produksi sambalnya merupakan cabai lokal pertanian Kaltara.
Dari sisi harga jauh lebih mahal dibanding harga cabe dari daerah lain.
Namun demi alasan kualitas, The Sambals berkomitmen untuk menggunakan produk-produk yang unggul demi mempertahankan rasa yang sudah dibangun sejak awal.
(*)