Berita Tana Tidung Terkini

Tak Lepas dari Nuansa Islam, Begini Makna Ketupat dalam Ritual Tolak Bala Bulan Safar Suku Tidung

Dalam acara tolak bala ini, masyarakat Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara biasanya membawa aneka macam makanan.

Penulis: Risnawati | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI
Masyarakat Tana Tidung saat menghadiri acara tolak bala di bulan Safar sekaligus pemecahan rekor Muri ketupat terbanyak. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Pemerintah Kabupaten Tana Tidung telah selesai melaksanakan tradisi tolak bala di bulan Safar hari ini, Rabu (21/9/2022)

Bahkan, dalam acara tolak bala tahun ini, Kabupaten Tana Tidung berhasil memecah rekor dunia penyediaan ketupat terbanyak berjumlah 67.693 ketupat.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tana Tidung, Irdiansyah mengatakan, dalam acara tolak bala ini, masyarakat biasanya membawa aneka macam makanan.

Baca juga: Tradisi Tolak Bala, Pemkab Tana Tidung Pecahkan Rekor MURI Terkumpul 67.693 Ketupat

Namun, makanan yang menjadi ciri khas dalam tradisi masyarakat suku Tidung ini adalah imbiuku atau ketupat.

"Memang sudah menjadi kebiasaan dari zaman nenek moyang dulu, bahwa makanan yang menjadi ciri khas ini adalah ketupat. Kalau orang Tidung sebut itu imbiuku," ujarnya kepada TribunKaltara.com

Irdiansyah mengatakan, imbiuku ini terbuat dari pucuk daun nipah, yang mana dalam bahasa Tidungnya disebut daun umbus.

Baca juga: Mandi Salamun hingga Menimbang Bayi, Tradisi Masyarakat Kabupaten Tana Tidung di Bulan Safar

Imbiuku tersebut, kemudian diisi dengan beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa, lalu direbus.

Hal pertama yang disediakan dalam ritual tolak bala ini adalah imbiuku dengan bermacam-macam bentuk

Dia menyampaikan, masing-masing bentuk ketupat ini memiliki makna yang tak lepas dari nuansa Islam.

Masyarakat Tana Tidung saat menghadiri acara tolak bala di bulan Safar sekaligus pemecahan rekor Muri ketupat terbanyak.
Masyarakat Tana Tidung saat menghadiri acara tolak bala di bulan Safar sekaligus pemecahan rekor Muri ketupat terbanyak. (TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI)

Lantas, apa sebenarnya makna ketupat dalam tradisi tolak bala bulan Safar di masyarakat suku Tidung ini?

Dia menjelaskan, makna nasi ketan yang menjadi satu dalam bungkusan daun nipah ini melambangkan, bahwa masyarakat suku Tidung percaya adanya satu Tuhan, Allah SWT.

Baca juga: Apa Itu Ritual Tolak Bala di Kabupaten Tana Tidung? Tradisi Turun Temurun Masyarakat Suku Tidung

Sementara itu, ketupat berbentuk sudut lima melambangkan rukun Islam, yang memiliki lima pilar.

Kemudian, ada pula ketupat yang memiliki enam sudut. Ketupat ini melambangkan rukun Iman, yang memiliki enam dasar.

Dia mengatakan, adat tak bisa dipisahkan dengan agama. Dengan begitu, adat istiadat harus berdampingan dengan agama.

Baca juga: Jelang Tradisi Tolak Bala di Kabupaten Tana Tidung, Penjualan Ketupat Laris Manis

"Bila agama kita ditinggalkan, dikhawatirkan kita akan salah jalan. Jadi setiap tradisi atau adat-istiadat harus selalu berdampingan dengan agama," tuturnya.

 

 

 

 

 

 

 

(*)

Penulis: Risna

 

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved