Berita Daerah Terkini

Hasil Laboratorium Balai Veteriner, 150 Sapi di Kukar Terjangkit PMK, Paling Banyak di Loa Janan

Hasil uji laboratorium Balai Veteriner, 150 sapi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur terjangkit penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTIM.CO
Sejumlah sapi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) yang diketahui dari hasil uji laboratorium Balai Veteriner. 

TRIBUNKALARA.COM, TENGGARONG - Hasil uji laboratorium Balai Veteriner , 150 sapi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, terjangkit penyakit mulut dan kuku  atau PMK.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Aji Gozali Rahman membenarkan hal ini. 

Menurut , Aji Gozali Rahman, ada 150 ekor sapi yang terjangkit PMK pada Agustus 2022 lalu.  Daerah paling banyak di Loa Janan.

"Sudah dipastikan dari hasil laboratorium Balai Veteriner," ucapnya Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Hewan Ternak di Kabupaten Tana Tidung Bakal Divaksin PMK, DPPP Lakukan Pendataan dan Penandaan

Berdasarkan data yang ada di Kecamatan Loa Janan paling banyak ditemukan kasus PMK, yakni ada 63 kasus. Kemudian, disusul oleh Kecamatan Samboja.

Dari 115 sapi yang dilaporkan positif PMK, ada 4 ekor anak sapi yang dinyatakan mati, 3 ekor sapi dipotong paksa, 45 ekor sapi sembuh, dan sisanya dalam masa penyembuhan.

Baca juga: Periksa Kondisi Sapi di RPH, Dispertan Malinau Pastikan Belum ada Indikasi Ternak Terpapar PMK

"Kalau ada sapi yang sampai mengalami kuku lepas, maka tidak bisa lagi kita lakukan pengobatan," ujarnya.

Distanak Kukar mulai melakukan pengobatan terhadap ternak yang terkena PMK apabila ditemui beberapa gejala. Seperti, keluar busa dari mulut, sariawan, dan luka-luka.

Ilustrasi Petugas Balai Veteriner Banjarbaru sedang mendeteksi PMK dengan metode swab dari hidung ternak Kambing milik warga
Ilustrasi Petugas Balai Veteriner Banjarbaru sedang mendeteksi PMK dengan metode swab dari hidung ternak Kambing milik warga (HO / Balai Veteriner Banjarbaru)

Pengobatan kepada hewan ternak yang terjangkit PMK ini pun diprioritaskan terhadap hewan yang enggan makan.

Kendati demikian, Distanak Kukar masih bersyukur. Sebab, kebanyakan sapi di Kota Raja merupakan sapi dengan ras Bali.

Diketahui, proses penyembuhan pada sapi dari ras tersebut akan lebih cepat jika dibandingkan dengan beberapa sapi lain. Seperti sapi simental atau limosin.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved