Opini
Pentingnya Soliditas di Tengah Tekanan Global
Seperti sedang berselancar. Ekonomi akan terus bergerak menyusuri ruang dan waktu diantara deburan ombak. Ombak adalah siklus ekonomi yang berulang.
Namun di balik kondisi itu juga ada baiknya, yaitu inflasi rendah. Pada masa transisi, meningkat atau menurun tak jarang memicu kecemasan oleh karena ketidakpastian.
Dampak ikutannya adalah tindakan panik yang mendorong spekulasi. Sementara pada saat puncak aktifitas ekonomi meninggi, oleh kenaikan permintaan.
Posisi ini pengangguran menurun, tetapi inflasi cenderung meninggi.
Siklus itu akan terus berulang sepanjang waktu. Perbedaanya terletak pada kapasitas dan tinggi rendahnya gelombang.
Baca juga: Ancaman Resesi, Ini Tips Kelola Keuangan Agar Bisa Bertahan di Tengah Kondisi Ekonomi Tak Menentu
Oleh karena itu, mengelola siklus ekonomi seperti sedang mengelola antara “peluang vs resiko”.
Dimensi yang menjadi perhatian adalah tidak hanya; antar-aktor, antar-sektor tetapi juga antar-wilayah.
Pertumbuhan Ekonomi 2022
Pertumbuhan ekonomi dapat dijejak dan diproyeksi melalui; konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, besarnya pembentukan modal dan net ekspor.
Data statistik tahun 2022 (yoy) menunjukan; kuartal II, tahun ini ekspor tumbuh 19,74 persen. Meskipun impor juga tumbuh, sebesar 12,34 persen. Artinya net ekspor (ekspor – impor) masih tumbuh 7,4 persen.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang hanya meningkat sebesar 5,51 persen.
Sementara investasi meningkat hanya sebesar 3,07 persen. Nilai itu masih tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal I sebesar 4,09 persen.
Naiknya konsumsi rumah tangga, investasi swasta dan ekspor masih menjadi mesin utama pertumbuhan. Meskipun mendapat tekanan kenaikan harga BBM dan inflasi.
Hal berbeda terjadi pada belanja pemerintah, yang justru mengalami kontraksi sebesar -5,24 persen.
Bahkan kuartal I kontraksinya lebih dalam yaitu sebesar -7,59 persen. Padahal dua tahun sebelumnya rata-rata perumbuhannya positif.
Semua variabel permintaan, selain belanja pemerintah tumbuh positif. Tidaklah heran, ditengah naiknya tekanan global, Indonesia masih tumbuh diatas negara maju.