Masyarakat Diminta untuk Tidak Overthinking Menghadapi Ancaman Resesi Tahun Depan

Masyarakat diminta untuk tidak overthinking menghadapi ancaman resesi tahun 2023.

Freepik.com
Ilustrasi ekonomi Indonesia resmi resesi. Masyarakat diminta untuk tidak overthinking menghadapi ancaman resesi tahun 2023. 

"Kita bicara branding, kita bicara gaya hidup, kita bicara tentang produk.

"Nah kalau sudah begitu, hati-hati ketika kemudian kita terjemahkan bahwa kita harus menahan uang, jangan spending, ini justru akan mengakibatkan kita memasuki era yang disebut depresi.

"Jadi dari resesi, depresi, lalu stagnasi, stagflasi.

Lanjutnya, resesi jangan disikapi dengan overthinking, jangan melebih-lebihkan, pengertiannya harus dikuasai dulu.

Apalagi jangan sampai resesi didramatisasi.

"Percaya deh omongan gue, yang miskin makin msikin, yang suah tambah susah. Ya jangan begitu, situasinya memang tidak sama.

"Apa yang bisa kita sarankan? Pertama, hati-hati terminologi makro dengan terminologi mikro.

"Kedua, ingat dalam setiap hal yang berbahaya selalu ada kesempatan.

Ada orang yang melihat resesi itu bahaya, tapi ada juga yang melihatnya sebagai peluang.

Ada juga persepsi bahwa dalam masa resesi, maka yang terkena itu adalah sektor-sektor tertentu.

Karena di dalam definisi resesi, itu juga terjadi penurunan retail sales, juga wholesale sales.

"Jadi orang melihatnya sektor. Ditambah lagi sektor keuangan. Misalnya saja penjualan saham juga pembiayaan perbankan, juga properti karena orang pinjam uang. Bunga naik, maka kemudian orang memgurangi konsumsi.

Ini juga pendapat yang keliru.

"Karena pertanyaannya adaah bukan bisnis apa yang terganggu oleh resesi? Melainkan bisnis yang bagaimana yang tidak terganggu oleh resesi?

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved