Berita Bulungan Terkini

Jamuan Meja Panjang, Tradisi Makan Bersama di Desa Pimping, Penuh Nilai Syukur dan Kebersamaan

Suka cita terlihat jelas mewarnai pesta budaya turun temurun yang digelar rutin setiap awal tahun tersebut.

Penulis: Ocha | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Atraksi tarian suku Dayak dalam jamuan meja panjang Desa Pimping, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu (4/1/2023). Tarian ini sebagai bentuk syukur masyarakat. (TribunKaltara/Hajrah) 

TRIBUNKALTARA.COM- Tradisi meja panjang di Desa Pimping kembali digelar, Rabu ( 4/1/2023).

Suka cita terlihat jelas mewarnai pesta budaya turun temurun yang digelar rutin setiap awal tahun tersebut.

Para tetua adat, masyarakat desa, hingga pemerintah daerah larut dalam acara meja panjang yang penuh nilai syukur dan kebersamaan.

Kegiatan diawali dengan warga yang menyuguhkan berbagai hidangan makanan di atas meja panjang yang sudah disediakan.

Warga kampung lalu mengunjungi tempat digelarnya acara dengan terlebih dahulu saling bersalaman lalu mencicipi makanan yang sudah terhidang di atas meja panjang.

Makanan yang dihidangkan juga beragam, dari buah-buahan lokal yang merupakan hasil pertanian masyarakat desa setempat hingga aneka kuliner lainnya.

Baca juga: Nutu Luntungan Tradisi Suku Dayak Belusu Tana Tidung, Persiapan Menumbuk Padi Butuh Waktu Dua Bulan

Tak hanya para tamu yang boleh mencicipi makanan yang tersaji di meja panjang.

Wisatawan yang kebetulan hadir dan ingin mencoba, juga disilakan.

Setelah menikmati aneka makanan, warga Desa Pimping lalu mementaskan berbagai kesenian tradisional seperti tari-tarian.

Tarian khas tersebut menceritakan tentang kegiatan bercocok tanam hingga berburu hewan yang sudah turun-menurun dilakukan Suku Dayak.

Atraksi tarian suku Dayak dalam jamuan meja panjang Desa Pimping, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu (4/1/2023). (TribunKaltara/Hajrah)
Atraksi tarian suku Dayak dalam jamuan meja panjang Desa Pimping, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu (4/1/2023). (TribunKaltara/Hajrah) (Tribun Kaltara)

Menilik kembali kegiatan meja panjang beberapa tahun belakangan, tak semeriah perayaannya kali ini.

Betapa tidak, pandemi Covid-19 membuat tradisi meja panjang ikut terimbas.

Masyarakat tak bisa menghelatnya secara meriah lantaran adanya aturan PPKM.

Kepala Desa Pimping, Yancer Mariton, ST mengurai cerita lahirnya tradisi meja panjang di Desa Pimping.

Bermula dari rasa syukur dan sukacita dari seluruh masyarakat dalam kegiatan umum seperti pesta panen.

Baca juga: 150 Pelajar SMA dan SMK Tarakan Tampil Bawakan Tiga Tarian, Pembukaan Festival Iraw Tengkayu 2022

Di sisi lain ada hal yang aneh kata dia, ada rumah-rumah yang terkunci rapat, gelap gulita bahkan pemilik rumah tidak ada ditempat.

Sebagian besar malah kata Yansen Mariton pilih mengungsi ke ladang-ladang dan kebun di tengah sukacita tersebut.

Para petuah dan tokoh-tokoh adat kemudian memperhatikan hal tersebut.

"Apa yang terjadi ditengah keramaian rasa syukur dan sukacita ada warga yang tidak ikut serta merayakan rasa syukur tersebut.

Dari situ tokoh - tokoh dan petuah adat, memikirkan fenomena yang terjadi," kata Yancer Mariton.

penampilan dayak3
Suka cita terlihat jelas mewarnai pesta budaya turun temurun dengan penampilan tarian Dayak yang digelar rutin setiap awal tahun tersebut.

Ternyata hal tersebut disebabkan oleh ketidak mampuan secara ekonomi untuk menyuguhkan makanan maupun minuman di tegah sukacita saat tamu datang berkunjung.

"Dengan penuh pertimbangan dan kebijakan agar semua warga dapat  merasakan serta mengekspresikan sukacita tersebut, dibuatlah suatu acara yang bisa mempersatukan masyarakat dalam sukacita, lalu tercetuslah meja panjang," terang Yancer Mariton.

Dengan rasa syukur dan sukacita dari pesta tersebut, lalu tradisi dengan saling berkunjung, bertamu, berjabat tangan, hingga menari di rumah-rumah dengan suguhan makanan-makanan lezat oleh tuan rumah, dimulai.

Sejak saat itu kata Yancer, seluruh masyarakat yang secara ekonomi berkecukupan maupun ekonomi kebawah, berbondong-bondong membawa makanan, minuman serta sajian-sajian buah.

Apun hal yang dapat disuguhkan ke meja panjang yang sudah di buat bersama dan waktu yang telah ditentukan.

Salah satu yang membuat acara meja panjang menjadi tradisi unik adalah kebiasaan bersalaman, maaf-memaafkan, menari bersama, makan bersama hingga tidak ada warga yang tidak ikut merasakan sukacita dalam keramaian tersebut.

Hal itu lah kata Yancer yang di rasakan sangat baik, sehingga meja panjang ini terus di lestarikan dan menjadi budaya turun temurun.

(*)

 

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved