Berita Tarakan Terkini

Ingin Petik Labu Kabocha dan Melon dari Pohonnya, Datang ke Wisata Kebun Juata Permai Tarakan

Masyarakat yang ingin berkunjung ke wisata petik buah di Kelurahan Juata Permai dipersilahkan. Pengunjung bisa petik labu Kobocha.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Pengunjung lokasi wisata petik buah di lahan Kelompok Tani Flora dan Fauna Kelurahan Juata Permai Kota Tarakan, Jumat (10/2/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Wisata petik buah di lahan kebun Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan berlokasi di RT 20 Kelurahan Juata Permai, Tarakan, Kalimantan Utara mulai Jumat (10/2/2023) pagi tadi resmi dibuka.

Pengunjung datang silih berganti ke lokasi wisata petik buah sejak pagi tadi dan berlanjut sore hari.

Salah seorang pengunjung, Diah, warga Kelurahan Juata Permai, Tarakan mengakui sengaja ke lokasi untuk memetik langsung buah yang tersedia langsung dari pohon dan bisa dipilih sendiri.

“Kalau memetik sendiri langsung dari pohon ada kepuasan sendiri, rasanya beda daripada beli yang dijual di luaran karena lebih segar, manis, fresh,” ujar perempuan berusia 32 tahun ini.

Baca juga: Tahun Baru Wisata Petik Jagung Dibuka, Bayar Rp10 Ribu Dapat 3 Biji Ukuran Besar, Ini Lokasinya

Hari ini ia mengajak keluarganya bersama tetangganya memborong buah labu kabocha, melon gold dan hijau, cabai lokal, bawang di kebun buah tersebut di Kelurahan Juata Permai.

Perempuan yang juga berjualan online sehari-harinya ini menyebutkan harganya pun diakui bervariasi, untuk labu Rp 15 ribu per kg, melon rata semua Rp 20 ribu per kg, kemudian cabai lokal Rp 25 ribu, bawang lokal Rp 40 ribu per kg.

“Harganya di pasaran kurang lebih sama saja, Cuma kan bedanya di sini langsung dari lokasi bisa milih sendiri. Ini sudah sering saya ke sini setiap ada pembukaan wisata petik buah di Kelurahan Juata Permai,” tukasnya.

Baca juga: Wisata Petik Buah Melon Mulai Dibuka Sabtu 12 Desember 2021, Warga Bisa Datang, Berikut Lokasinya 

Sementara itu, Darmawan, Ketua Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan yang diwawancarai awak media ini, Jumat (10/2/2023) siang tadi mengungkapkan kali ini yang paling dipromosikan setelah melon, ada buah labu kabocha atau dikenal labu jepang.

Dikatakan Darmawan, labu kabocha menjadi strategi pihaknya mempromosikan komoditi mengundang pengunjung agar tertarik datang ke lokasi.

“Keunggulan kabocha, satu komoditi bisa dibuat bermacam olahan jus, pudding, cake, stik, berbagai macam olahan bahan baku.

Rasanya khas dibuat jus, kemudian dia diolah lembut sama kulit tidak dibuang.

Peminat buah kabocha lumayan banyak. Makanya kami tidak memberikan peluang kepada tengkulak untuk memborong,” tegas Darmawan kepada awak media, Jumat (10/2/2023).

Pengunjung lokasi wisata petik buah di lahan Kelompok Tani Flora dan Fauna Kelurahan Juata Permai Kota Tarakan, Jumat (10/2/2023).
Pengunjung lokasi wisata petik buah di lahan Kelompok Tani Flora dan Fauna Kelurahan Juata Permai Kota Tarakan, Jumat (10/2/2023). (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Kemudian lanjut Darmawan, sebenarnya banyak yang meminta pihaknya untuk memborong ataupun mem-booking buah tersebut namun pihaknya menolak karena memang sejak awal sudah komitmen, pertanian yang digarap adalah memang untuk edukasi bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin berwisata.

“Jadi dari Disdik, teman-teman PAUD, sampai di perguruan tinggi juga dari mahasiswa UGM ada di sini penelitian.

Kami berharap kami bisa menambah wawasan dengan sharing bukan kami yang lebih baik, tapi mungkin dari dinas bisa membimbing kami jadi lebih maju,” ungkap Darmawan.

Darmawan melanjutkan, wisata petik buah di lokasi ini sudah memasuki tahun ketiga dibuka sejak 2021 lalu.

Kemudian untuk panen labu masuk keempat kalinya dari proses tanam dan panen.

Baca juga: Kunker Ke Kelompok Tani Tanjung Buka, Bupati Bulungan Turut Ikut Petik Panen Perdana Buah Melon

“Sudah tiga kali untuk labu kabocha, melon sudah tiga tahun berjalan.

Satu musim tanam butuh dua bulan, mungkin bisa lebih sampai 75 hari-90 hari jadi tinggal dihitung saja, karena kami ada rolling tanaman gak selalu tanaman satu komoditi dalam satu tempat sama,” jelasnya.

Adapun untuk harga labu kabocha dijual Rp 15 ribu per kg. Menurutnya harga itu terbilang murah kecuali ada yang meminta pengantaran.

“Plusnya bisa petik dari pohon untuk melon, kalau labu kami batasi. Di satu jalur tidak bisa dipetik sendiri karena itu untuk spot pengunjung yang mau foto atau video.

Yang sudah dipetik di sebelah kiri sana dan yang ini juga tetap dipanen. Ini hari pertama kami buka,” ujarnya.

Adapun lanjutnya, dalam jangka waktu dua bulan ke depan nanti akan ada diagendakan lagi dibuka wisata petik buah dengan tanaman berbeda.

Adapun untuk tanaman baru lanjut Darmawan, pihaknya masih merencanakan karena masih sesuaikan kondisi lingkungan seperti melon korea.

Agak kecil warnanya, kuning dan kalau tidak salah sama kulitnya bisa dimakan. Nanti kit acari satu varietas unik, tapi saya rasa labu kabocha masih diburu dan masih banyak peminatnya.

Ini banyak mau borong tapi kami batasi,” bebrnya.

Adapun lanjutnya, yang ditanam Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan, selain berternak juga Bertani holtikultura.

Unggulan sebenarnya adalah bawang merah dan cabai. Cabai rawit, keriting dan cabai besar lokal atau jumbo sudah berhasil tanam.

Untuk cabai keriting hijau saat ini sedang proses panen, jagung manis dan cabai rawit dan cabai merah sudah melalui proses panen kemarin, bawang merah juga sudah selesai masa panen.

Baca juga: Sejarah Halloween yang Identik dengan Kostum Hantu dan Labu Diukir, Diperingati Setiap 31 Oktober

“Cabai saat ini masih standar tidak mahal dan tidak murah dan bagi petani masih bisa menjangkau modalnya dan bisa dibeli masyarakat.

Jika di pasaran Rp 70 ribuan per kg, dari petani menjualkan Rp 50 ribuan sampai Rp 60 ribuan untuk cabai lokal,” paparnya.

Kemudian untuk bawang merah Rp 45 ribu sampai Rp 48 ribu per kg dan di petani dijualkan Rp 40 ribu per kg untuk bawang merah lokal dan baru panen.

“Kami sementara dalam budidaya bawang merah, sebagian kami sisihkan untuk bibit. Sebagian kami jual. Jualnya kami batasi. Kunjungan ini kami bebaskan membeli tapi tidak diborong,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved