Wawancara Eksklusif
Fenomena Perang Sarung di Momen Ramadhan Meresahkan Warga Balikpapan, Ada Batu di Dalam Bundelan
Fenomena perang sarung bisa muncul momen Ramadhan, tak terkecuali di Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun perang sarung ini meresahkan masyarakat.
TRIBUNKALTARA.COM - Fenomena perang sarung bisa muncul momen Ramadhan, tak terkecuali di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pelakunya rata-rata masih remaja. Yang miris, ternyata ada batu di balik sarung yang diputar-putar untuk berperang.
Hal itu diakui oleh Bhabinkamtibmas Graha Indah, Balikpapan, Aiptu Wempi Antariksa.
“Batu dikumpulkan, dimasukkan baru dibundel itu, terus diputer-puter begitu. Saya pun hati-hati, kalau saya kena apa nggak bocor juga,” katanya kepada Tribun Kaltim.
Bagaimana penanganan terhadap fenomena perang sarung yang berujung pada kenakalan remaja ini, berikut ceritanya.
Tren perang sarung itu sudah mulai beberapa tahun ini ya?
Saat Covid, mulai menurun. Jadi sebelumnya ada, cuma belum begitu ya. Sekarang agak ramai lagi.
Jadi tinggal kita bagaimana mengamankan wilayah, kemudian mencegah terlibat pidana. Kita upayakan itu. Ngetrennya di tahun ini luar biasa.
Baca juga: Perang Sarung di Belakang Polsek Tarakan Barat Diikuti Puluhan Orang, 8 Pelaku Diberi Pembinaan
Beberapa tempat itu ramai perang sarung ya?
Kalau saya monitor ya Batu Ampar, karena memang rumah saya di situ. Saya lihat memang ada. Kemudian di Graha Indah juga.
Kalau di Graha Indah itu ada berapa tempat ngumpulnya anak-anak?
Ada beberapa tempat memang. Cuma yang paling banyak itu yang kemaren kita bina, itu RT 15.
Memang tempatnya cantik di situ, jadi tempat nongkrong. Kemudian Bangun Reksa, di dalam.
Muncul lagi di Taman Sari. Kita nasehati, kita periksa, ternyata ada batunya. Itu dapatnya dari wilayah situ.
Jadi kalau sudah ramai itu, batu dikumpulkan, dimasukkan baru dibundel itu, terus diputer-puter begitu. Saya pun hati-hati, kalau saya kena apa nggak bocor juga.
Saya kira sarung kosong terus buat iseng-iseng begitu pak?
Mana ada. Karena begini, fenomena yang terjadi bukan hanya anak itu aja. Karena pertemanan itu, jadi anak-anak itu campurlah.
Saya tanya tu, dari Gunung Polisi lah, lebih jauh lagi. Intinya saya kasih tau mereka, kasihan orang tua. Ini bulan suci, mending cari pahala.
Mereka pamitnya sama orangtua itu apa, bilang tarawih. Dia berkelit kalau sudah selesai. Lho, bukan masalah sudah selesai.
Tapi saya nggak yakin kalau kamu berangkat tarawih. Kamu pasti dihubungin ini sama temanmu buat kumpul. Ujung-ujungnya mengiyakan.
Saya pendekatannya persuasif, karena kalau anak-anak itu dikerasin makin jadi.
Baca juga: Kasus Anak Berhadapan Hukum Kian Marak di Malinau, Terbaru, Remaja Diduga Terlibat Curanmor
Saya tanya, kalau kepalanya bocor kena sarung itu, yang ngerawat siapa kalau bukan orangtua. Saya suruh pulang, minta maaf sama orangtua, terus belajar.
Saya sampaikan begitu. Mereka pamit, saya tungguin di situ sampai mereka clear. Saya bilang ke Pak RT supaya diantisipasi, takutnya pindah.
Karena ini terjadi tadi malam. Anak ini ngumpul di Taman Sari. Saya datangin, larian dia. Pokoknya terhambur.
Ada yang lari ke masjid, ada yang kemana. Habis itu saya lapor ke Pak RT, kalau anak-anak itu sudah pergian.
Tapi nggak lama anak-anak itu muter, balik lagi ke tempat itu lagi. Jadi akhirnya saya juga membuat imbauan menyikapi permasalahan ini.
Karena ini berbahaya sekali, memang harus ada strategi. Apalagi ini anak-anak di bawah umur. Akhirnya saya membuat video pendek.
Video pendek ini seperti apa isinya?
Imbauan saja. Saya meminta tolong kepada orangtua, termasuk semuanya, untuk semakin mengawasi puta-putri. Tanpa keperdulian orangtua, sulit.
Mereka ngumpulnya jam berapa?
Habis tarawih. Bubarnya sampai jam 23.00 Jadi kadang Pak Bhabinkamtibmas ini tahan-tahanan sama mereka.
Pokoknya gak tungguin di situ, saya ajak teman-teman FKPM. Tujuannya menyelamatkan mereka, karena kalau sudah jadi korban kena kepala, bisa cedera kepala berat.
Saya sampaikan juga imbauan, dari 10 orang aja, pasti jawabannya nggak bakal mengaku siapa yang bikin bocor semisal diamankan kepolisian.
Jadi saya imbau, kalau sudah lewat jam 21.00 itu orangtua hubungi. Kalau orangtua sudah cuek ini yang susah.
Tambah anak bermasalah, tapi giliran anaknya ditangkap mencak-mencak orangtuanya. Anak-anak ini juga sering bohong, pamit tarawih, tapi cuma ngumpul.
Tapi sebenarnya tujuannya mereka apa? Cuma iseng atau sengaja mau perang?
Ada yang jawab biar ramai. Iseng kan berarti. Ramai gimana, kalau kena kepala orang itu apa ndak bocor. Kadang ada juga yang bilangnya cuma diajak, cuma nonton. Nggak ada yang ngaku.
Mereka perang sarung itu antarkampung atau gimana? Oh, engga. Mereka sebenarnya antarteman gitu.
Teman sendiri satu tongkrongan. Tapi nanti di satu jalur ada dua tongkrongan, nanti sini mancing pakai mercon.
Akhirnya ribut. Alhamdulillah kalau di Graha Indah belum ada sampai ada korban karena kita langsung tangani. Jadi antisipasi kita jangan sampai ada masalah.
Baca juga: Warga Keluhkan Remaja Nongkrong Larut Malam di Tepian Sungai Kayan, Ini Respons Kapolresta Bulungan
Cuma kita tetap mesti telaten. Karena perintah Pak Kapolres, kita harus hadir di lapangan, memberi rasa aman pada masyarakat. Jadi pada saat orang tarawih, kita patroli.
Jadi selain perang sarung ini juga ada fenomena lain. Fenomena itu gini, saat saudara kita memarkirkan motornya itu tidak dikunci setang.
Lha terus saat kita konsen tarawih, tapi motor kita dibawa lari. Ini kan meresahkan juga. Jadi kehadiran Bhabinkamtibmas ini yang memang ujung tombaknya polri ya, kita bina.
Jadi saat isya itu kita solat dulu. Habis itu kita turun, keliling. Mau nggak mau. Sampai Kilo 10, Transad, SKK Migas.
Patroli kita sampai Kariangau. saya titip pesan kepada jamaah, disampaikan juga sama mereka. Saya pesan, motornya sudah dikunci setang dulu.
Saya nggak peduli kadang dibilang cerewet. Yang penting masyarakat merasakan keamanan itu. Karena itu kan salah satu ikhtiar kita.
Kembali ke perang sarung, anak-anak yang diamankan, mereka diapakan?
Jadi setelah kita amankan, kita nasihatin. Tidak ada tindakan hukum. Karena ini kenakalan remaja murni. Harapannya kita berikan penyuluhan, kita suruh duduk kasih minum.
Kita kasih tahu, kasihan orangtua. Kalau begini, terjadi apa-apa sama kamu, orangtuamu yang rugi. Jadi kita memberikan nasihat, mengambil alam bawah sadarnya dia.
Kita punya satu prinsip, kita marahin justru membekas dan melawan. Kita berharapnya, membekas nya itu dengan konotasi positif.
Kita sudah berupaya, kembali kepada orangtuanya juga berupaya. Jangan cuek dengan anaknya masing-masing.
Baca juga: Balapan Liar di Area Islamic Center Ditertibkan, 20 Motor dan Remaja Belasan Tahun Diamankan
Selain perang sarung?
Kembang api sih ada. Cuma sekarang ini jarang yang besar itu. Tapi Alhamdulillah dari peran orangtua mungkin ya, kayaknya orangtua juga nggak banyak kasih akses ke anak beli kembang api.
Intinya kita menjaga keamanan mereka. Jangan sampai ada korban, kan kasihan.
Pesan untuk masyarakat?
Sebagai Bhabinkamtibmas, bagaimana kita dari pimpinan Bhabinkamtibmas harus turun memberi rasa aman di masyarakat.
Saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk amankan barang kita karena kejadian itu bisa sewaktu-waktu.
Mau tarawih itu pintunya dikunci, jangan menganggap remeh. Kompor jangan lupa dimatikan. Sepeda motor jangan diparkir pinggir jalan.
Masukin teras, kunci setang. Yang parah, kunci masih tertinggal. Dan yang lebih parah, STNK BPKB ada di dalam sepeda motor itu.
Bhabinkamtibmas mengingatkan, masyarakat melakukan. Terpenting kita awasi anak-anak kita sehabis tarawih, sehabis subuh.
Pastikan mereka udah di rumah jam 10 malam, pastikan mereka di rumah jam 6 subuh. Awasi jangan sampai terlibat di tindakan negatif yang akhirnya merugikan diri sendiri dan orang lain. (Mohammad Zein R)
Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Siap Kawal Pemilu 2024, Pastikan Kamtibmas Aman dan Minta ASN Netral |
![]() |
---|
Menhub Bicara Terobosan di Ibu Kota Nusantara, Siapkan Transportasi Berteknologi Tinggi di Hutan IKN |
![]() |
---|
Arsjad Rasjid, Ketua TPN Ganjar Bicara Strategi: Tanya Pak Jokowi, Apa yang Dibutuhkan Presiden |
![]() |
---|
Arsjad Rasjid, Ketua TPN Ganjar Bicara Strategi: Ganjar dari Rakyat Biasa, Mengerti Perasaan Rakyat |
![]() |
---|
Bupati Hamdam Bicara PPU Serambi Nusantara: Tidak Ada Dikotomi Wilayah IKN dan Daerah Sekitarnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.