Waspada! DBD dan Flu Burung Ancam Kaltim, hingga Maret Terjadi 1.123 Kasus, 5 Orang Meninggal

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA - Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dan wabah flu burung mengancam masyarakat Kalimantan Timur ( Kaltim ) melalui wilayah perbatasan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim menyebut hingga Maret 2023 telah terjadi 1.123 kasus DBD, 5 orang diantaranya meninggal dunia.

Saat ini Dinkes Kaltim terus mengantisipasi agar flu burung tidak masuk ke wilayah Kaltim.

Flu burung kini mengancam masyarakat Kaltim melalui jalur perbatasan.

Diketahui, terdapat 11 kasus kematian unggas di Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama Januari yang diduga akibat flu burung.

"Kita antisipasi ini karena adanya dugaan flu burung. Dilaporkan pada Januari ada kasus kematian 11 burung di Kalsel," ungkap Kepala Dinkes Kaltim, dr Jaya Mualimin, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: Kasus DBD di Tana Tidung Meningkat Lagi, Tak Sampai Sebulan Pasien DBD Capai 12 Orang

Dinkes sendiri juga telah melakukan koordinasi lintas sektor guna mengantisipasi masuknya penyakit tersebut.

Utamanya yang dilakukan dengan menjaga ketat perbatasan darat Kaltim-Kalsel di Kabupaten Paser.

"Sudah kami antisipasi, dengan menjaga gerbang masuk Kalsel-Kaltim, kita bekerjasama dengan dinas lain serta lintas sektoral," tegas dr Jaya.

Jaya menegaskan, flu burung sangat mengancam apalagi kini bulan Ramadan, mobilitas warga dalam jumlah besar terpantau melintas perbatasan dua provinsi tersebut.

Penyakit lain yang sangat diwaspadai akhir-akhir ini adalah Demam Berdarah Dengue ( DBD ).

Baca juga: 4 Anak Meninggal Terjangkit DBD, Dinkes Tarakan Sebut Januari hingga September Tembus 400 Kasus

Berdasarkan data Dinkes Kaltim, Januari hingga Maret 2023 sudah mencapai 1.123 kasus dan 5 meninggal dunia.

Kepala Dinkes Kaltim dr. Jaya Mualimin membenarkannya.

Menurutnya, Kaltim kini zona merah DBD. Namun status tersebut tidak terkait dengan kedaruratan.

Status merah ialah tanda di atas 10 kasus DBD dari 100 ribu penduduk.