Berita Tarakan Terkini

152 Sampel Takjil Selama Ramadhan di Tarakan Diuji, BPOM Tidak Temukan Bahan Berbahaya

Selama Ramadhan 1444 Hijriah berbagai takjil di Tarakan dijula di empat titik.Beberapa sampel takjil pun dipetiksa petugas Balai POM di Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Petugas Balai POM di Tarakan saat melakukan pengambilan sampel takjil di Tarakan. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Sebanyak 152 sampel takjil diuji di Tarakan, Kalimantan Utara dengan sebaran di empat titik selama Ramadhan 1444 Hijriah.

Kegiatan pengambilan sampel takjil dilaksanakan di Tarakan, Bulungan dan Nunukan. Adapun pengujian menggunakan rapid test kit untuk parameter Rhodamin B, Methanyl Yellow, formalin dan boraks.

“Kesimpulan kami, semua sampel pangan khusus takjil memenuhi syarat,” terang Kepala Balai POM di Tarakan, Herianto Baan.

Baca juga: BREAKING NEWS Selama Ramadhan, BPOM RI Temukan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya

Dijelaskan lebih lanjut dikatakan Herianto Baan, adapun empat bahan tersebut berbahaya jika sampai dikonsumsi masyarakat.

“Jadi untuk sementara, dinyatakan aman. Produk takjil beredar di Tarakan selama dilakukan pengawasan aman. Produknya kami periksa di beberapa titik,” terangnya.

Termasuk juga Bulungan dan Nunukan. Untuk Bulungan, tercatat sebanyak 38 sampel takjil yang diambil di titik penjualan takjil berbeda begitu juga di Nunukan sebanyak 20 sampel takjil diambil petugas kemudian dilakukan uji empat parameter tersebut.

Baca juga: Bersama Jurnalis di KTT, Kodim 0914 Tana Tidung Berbagi Takjil Ramadan di Ponpes Al Khairaat

“Takjil ini kan persediaan atau kebutuhan masyarakat semakin besar. Harus diawasi diuji terkait pewarnaan yang digunakan apakah mengandung bahwan berbahaya, pengawet, boraks harus diawasi jangan sampai mengandung pengawet formalin,” tegasnya.

Proses sampling produk takjil tersebar di beberapa tempat. Yang paling berbahaya sebenarnya empat bahan kimia jika sampai masuk dalam makanan. “Pewarna kuning merah misalnya menutupi produk yang rusak, agar menarik enak dilihat masyarakat dan itu yang fokus diperiksa. Langsung diperiksa di tempat hasilnya kelihatan,” ujar Harianto Baan.

Ia melanjutkan, jika ditemukan misalnya, maka langsung dicek tempat produksinya apakah menggunakan bahan kimia itu dan dari mana sumbernya. “Misalnya pakai rhodamin, kita tanyakan dari mana dia dapat dan kita cek lagi ke distributornya. Tapi sejauh ini nihil temuan, kesadaran masyarakat tinggi,” paparnya.

Herianto Baan, Kepala Balai POM di Tarakan.
Herianto Baan, Kepala Balai POM di Tarakan. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Yang dikhawatirkan ditemukan juga selain pewarna untuk tekstil yakni ada formalin yang bisa saja ditemukan dalam makanan takjil tahu, bakso, dalam bentuk mie. “Kalau di luar sana, produksi mie dalam jumlah besar. Kurangi biaya produksi menggunakan formalin. Formalin bukan hanya dalam bentuk cair ada juga bentuk padat sekarang ini,” paparnya.

Ia melanjutkan, sosialisasi sudah sering dilaksanakan termasuk bimtek kepada pelaku usaha. Begitu juga informasi saat KIE dan kegiatan pentaheliks termasuk di sosial media sudah dilaksanakan.

“Informasi sudah banyak kami sampaikan, termasuk mengundang media bahkan melalui TV, media online, radio sudah kami sosialisasikan. Memang perlu dilakukan terus-menerus agar terbiasa, jangan sampai menggunakan barang tersebut,” tukas Harianto Baan.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved