Berita Nasional Terkini

Kisah Nila, Pelajar Indonesia di Sudan Dievakuasi karena Perang, Terbiasa Lihat Perang Dadakan

Inilah kisah Nila Angelina, pelajar Indonesia di Sudan yang ikut dievakuasi karena perang. Nila tidak menyangka, karena sudah terbiasa lihat perang.

Editor: Sumarsono
HO/Puspen TNI
Satgas TNI berhasil evakuasi 110 Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan di bawah pimpinan Mission Commander Kolonel Pnb Noto Casnoto, Jeddah, Rabu, (26/4/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM – Inilah kisah Nila Angelina, pelajar Indonesia di Sudan yang ikut dievakuasi karena perang. Nila tidak menyangka, karena sudah terbiasa lihat perang dadakan.

Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia ( PPI ) di Sudan, Nila Angelina tidak menyangka perang saudara militer pecah di tengah bulan suci Ramadhan.

Nila mengungkapkan, tidak ada peringatan terlebih dahulu kepada warga sipil bahwa akan adanya gencatan senjata khususnya di Kota Khartoum, ibu kota Sudan.

Bagi Nila, di Sudan sudah biasa melihat demonstrasi dan ada peringatan, secara dadakan terjadi perang pada Sabtu (15/4/2023) pukul 08.30 pagi waktu Sudan saat puasa.

Pelajar Indonesia di Sudan, kata Nila, mulanya hanya mengira kejadian ini hanya berlangsung sebentar.

Namun dugaannya keliru karena perang justru semakin mencekam bahkan listrik padam hingga toko-toko untuk kebutuhan hidup tutup.

Baca juga: Perlu Ruangan Pameran, Museum Sejarah Perang Dunia II dan Perminyakan di Tarakan akan Tambah Gedung

"Dari hari pertama saja sudah mati listrik dan mati air, jadi otomatis kita mencari area yang bisa mencukupi kebutuhan itu hingga akhirnya KBRI Khartoum memberikan kabar evakuasi," tutur Nila ketika ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (28/4/2023).

Ia bercerita harus menempuh perjalanan yang melelahkan saat dievakuasi oleh tim KBRI Khartoum.

Nila mengarungi jalur darat 16 jam ke Kota Port Sudan dilanjutkan perjalanan jalur laut 20 jam.

"Jalur darat itu normalnya 12 jam tetapi karena kita cari jalan yang aman bahkan ada yang sampai 20 jam," ungkapnya.

Dia mengatakan perang militer tersebut membuat infrastruktur hancur karena dihantam rudal termasuk sebagian kampus International University of Africa (IUA).

Baca juga: Novie, Sosok Polwan Cantik Pernah Jadi Prajurit Perdamaian PBB di Sudan, Terkenang Seragam 10 Kilo

Kata Nila, beruntung pelajar Indonesia yang tinggal di asrama selamat karena ditempatkan seluruhnya di aula universitas.

"Posisi para militer berada persis di belakang kampus jadi memang sangat rawan," kata wanita asal Pagar Alam Palembang itu.

Nila berharap dapat kembali ke Sudan untuk menyelesaikan pendidikannya.

Sebagai mahasiswi semester akhir, dirinya ingin ada kepastian agar studinya dapat dilanjutkan melalui jalur online.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved