Profil

Profil Alimuddin, Deputi OIKN, Pernah Jalani Profesi Ojek Payung Kini Jadi Pejabat di IKN Nusantara

profil Alimuddin, Deputi Sosial dan Budaya Otorita IKN ( OIKN ), yang sebelumnya pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga PPU.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM / WAHYU TRIONO
Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin (kiri) saat talkshow dengan Tribun Kaltim. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Inilah profil Alimuddin, Deputi Sosial dan Budaya Otorita IKN ( OIKN ), yang sebelumnya pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Penajam Paser Utara.

Siapa sangka, ternyata Alimuddin masa kecilnya pernah menjalani profesi ojek payung.

Pria kelahiran Sulawesi Selatan pada 11 November 1968 mengawali sekolah di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) mengikuti orangtuanya di Samarinda.

Saat duduk di kelas 5 SD, Alimuddin mengaku bekerja serabutan demi membantu ekonomi keluarganya.

"Karena saya berasal dari keluarga yang tidak mampu, orangtua pasti ingin lihat anaknya berhasil.

Saya pun sekolah seadanya," ujar Alimuddin yang pernah sekolah di SD 009 Samarinda kepada TribunKaltara.com, Rabu (6/6/2023).

Baca juga: Profil Alimuddin, Putra PPU Jabat Deputi Otorita IKN, Urus Bidang Sosbub dan Pemberdayaan Masyarakat

Menjadi tukang ojek payung, buruh angkut hingga bekerja di tempat pencucian mobil pernah dia jalani.

Semua pekerjaan tersebut dilakukan setiap sore hari, dan harus menempuh jarak sekitar 300 meter dari rumah.

"Setiap sore ketika buruh pelabuhan sudah pulang, mobil masih ada, biasanya kita dibutuhkan.

Zaman dulu, biasanya dapat Rp 100," jelasnya.

Alimuddin pernah tinggal di kawasan Samarinda Seberang tersebut.

Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Nusantara, Alimuddin.
Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Nusantara, Alimuddin. (TRIBUNKALTARA.COM / DWI ARDIANTO)

Setelah lulus dari SD, Alimuddin melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 3, dan SMA Negeri 4 Samarinda.

Pria yang memiliki hobi sepak bola itu mengaku tak pernah memilih sekolah di Samarinda Kota, karena membutuhkan lebih banyak biaya untuk transportasi.

Tak ayal, Alimuddin kerap berjalan kaki beberapa kilometer untuk belajar di sekolah terdekat dari rumahnya.

"Dulu, saya tidak sekolah di Samarinda Kota karena tentu butuh ongkos. Juga sekolah di Samarinda seberang pun, harus jalan 2,5 km sampai 3 km.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved