Berita Tarakan Terkini

Pedagang Bendera Merah Putih Akui Pembeli Masih Sepi, Ini Alasan Pilih Jualan di Tarakan

Awal Agustus pembelian bendera merah putih menjelang HUT ke-78 RI, masih sepi pembeli. Pedagang asal Garut ini pilah jualan di Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Asep, salah seorang penjual Bendera Merah Putih dan atribut Agustusan yang berjualan di area Kelurahan Pamusian Kota Tarakan. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Setiap kali menjelang perayaan HUT RI di momen Agustusan, sejumlah pedagang Bendera Merah Putih beserta umbul-umbulnya mulai bermunculan.

Pedagang Bendera Merah Putih berlomba-lomba menjajakan Bendera Merah Putih di sejumlah titik di pinggir jalan protokol dan menargetkan masyaraka pengendara yang kebetulan melintas.

Salah satunya, Asep Lesmana, pria yang mengaku sudah tiga tahun berturut-turut menjual Bendera Merah Putih beserta atribut lainnya setiap kali momen HUT RI seperti momen HUT ke-78 RI tahun ini ia tak mau ketinggalan.

Kepada TribunKaltara.com, Selasa (1/8/2023), Asep pria asal Garut, Desa Kresa Menak, Kecamatan Tarogong Kidul mengakui penjualan Bendera Merah Putih dimulai sejak 27 Juli 2023 kemarin. Sejak buka, dinilainya masih sepi. “Pembeli kurang gak kayak tahun kemarin. Di awal tahun kemarin banyak beli, sekarang kurang,” ujarnya.

Baca juga: Jelang HUT RI ke 77, Pedagang Bendera di Tana Tidung Mulai Berjualan, Ramai Pembeli Awal Agustus

Asep merincikan untuk Bendera Merah Putih yang dijualkan paling kecil Rp10 ribuan. Kemudian ada juga yang dihargai Rp 25 ribu di ukuran 50 x70 sentimeter. Kemudian ada juga ukuran 30 x90 sentimeter dengan harga Rp 30 ribu.

Selanjutnya Bendera Merah Putih ukuran  sedang di harga Rp 120 x60 sentimeter di harga Rp 40 ribu dan terakhir di kisaran 150x60 sentimeter di harga Rp60 ribu. Selain Bendera Merah Putih juga ada background sepanjang 7 meter ikut dijualkan seharga Rp 350 ribu dan umbul-umbul di harga Rp 35 ribu.

Asep mengakui tiap tahun selalu berjualan Bendera Merah Putih musiman. Di tahun lalu jika sudah memasuki hari keempat dan kelima atau memasuki sepekan berjualan, sudah bisa dapat omzet Rp 3 juta.

“Ini tahun 2023, Rp1 juta pun belum ada dapat,” aku pria berusia 30 tahun ini.

Ia menyebutkan, tahun ini yang disiapkan sekitar 2000-an potong bendera. Ia tidak sendirian. Ia bersama 9 orang rekannya tersebar di berbagai titik. Di antaranya ada di Jalan Mulawarman, di Jalan Keramat Telaga Indoor, Beringin, di belakang BRI dekat Tarakan Plaza.

Baca juga: Jelang HUT RI ke 76, Pedagang Bendera Merah Putih di Tana Tidung Sebut Antusias Pembeli Berkurang

Ia mengakui di tahun sebelumnya ada mendapatkan bisa di kisaran Rp 12 juta dan untung bersih bisa Rp3 juta. Meski demikian keuntungan diperoleh tentulah dirasa tidaklah cukup karena ongkos pulang kampung halaman juga harus dipikirkan.

“Kemarin ikut sama bos, ada bos yang koordinir diongkosin. Ini sistemnya dari bos kasih sekian, saya jual sekian. Kalau bahannya ada dari kampung, Bandung. Jahitnya di Bandung sudah jadi bahan jadi dibawa ke sini,” papar pria anak dua ini.

Asep, salah seorang penjual Bendera Merah Putih dan atribut Agustusan yang berjualan di area Kelurahan Pamusian Kota Tarakan.
Asep, salah seorang penjual Bendera Merah Putih dan atribut Agustusan yang berjualan di area Kelurahan Pamusian Kota Tarakan. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Ia menambahkan lagi sengaja memilih Tarakan karena memang di Tarakan peluangnya lebih besar. Jika di kampung pendapatan hanya di kisaran Rp 8 juta, di Tarakan bisa tembus Rp12 juta.

“Tahun lalu dapat Rp10 juta, awalnya di tahun pertama Rp12 juta, tahun ini mudahan kalau rezeki bagus bisa dapat lebih. Biasanya nanti tanggal 16 Agustus H-1 makin ramai. Nanti kalau sudah baru pulang,” tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved