Berita Daerah Terkini

Terungkap Pelajar Samarinda Terlibat Komplotan Curanmor, Kasus Kriminal Melibat Anak masih Terjadi

Terungkap, pelajar di Samarinda, Kalimantan Timur terlibat dalam komplotas pencurian sepeda motor ( curanmor) yang bertindak menjadi ‘pemetik

|
Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Ilustrasi Pengungkapan kasus pencurian sepeda motor di Mapolres Bulungan, beberapa waktu lalu. Di Samarinda, komplotan curanmo melibatkan anak-anak pelajar. 

Korban dan pelaku tak saling kenal. Korban pun kemudian menceburkan diri dan berenang-renang sekitar lokasi kail pancing.

"Terduga pelaku ini sempat menegur supaya menghindar. Namun korban justru mengejek pelaku," kata Iskandar.

Baca juga: Tim Jatanras Polda Kaltara Tangkap Pelaku Curanmor di Samarinda Kaltim, Pernah Beraksi di Tarakan

Dua orang terduga pelaku pun mendatangi korban. MF memegang kaki, PY memegang bagian tangan.  Korban diayun dan lantas dibuang ke bendali hingga tercebur kembali.

"Beruntung saat itu air sedang surut. Mungkin ketinggiannya hanya sekitar 40 centimeter lah. Jadi Alhamdulillah korban tidak kenapa-kenapa," ujar Iskandar.

Hingga saat ini kedua terduga pelaku pun dalam pengawasan kepolisian sebelum proses hukum.

Sementara si korban tengah menjalani rangkaian pemeriksaan kejiwaan, apakah mengalami trauma atau tidak.

Sekalipun secara kasat mata, menurut Iskandar, korban tampak biasa dan bahkan cenderung aktif.  "Untuk sementara anaknya ini masih dalam pengawasan kami," kata Iskandar.

Kasus ini melibatkan ABH. Diakui Iskandar, ada peningkatan kasus terkait ABH. Hingga awal Agustus 2023, ada 10 kasus yang melibatkan ABH

Ia merinci, empat kasus terkait persetubuhan, satu kasus curanmor, dan lima kasus pengeroyokan.

Tak Tutup Mata

Terkait kasus ABH, Rina Zainun menjelaskan, bahwa setiap ABH harus menjadi perhatian bersama.

Sebab jelasnya, anak-anak akan selalu mengikuti perilaku orang dewasa yang berada di lingkungan sekitar.

Baca juga: Update Kasus Peredaran Narkoba Libatkan Pelajar SMP, Terungkap Barang Haram Dibeli dari Malaysia

"Terutama orangtua. Bagaimana anak-anak bertumbuh, itu tergantung pola asuh orangtua," tegasnya.

TRC PPA Kaltim juga mengajak setiap stakeholder terkait untuk tidak menutup mata akan kasus yang melibatkan anak di bawah umur agar para generasi penerus bangsa itu tak semakin salah dalam melangkah.

"Jangan juga serta merta disalahkan. Coba keluarga berbenah apa yang salah. Karena terkadang anak bertahan di lingkaran salah karena hanya di situ mereka merasa diterima," katanya.  (m19/m04)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved