Berita Bulungan Terkini

Tak Berjuang Sendiri, Suparji Gantungkan Harapan Pada Program JKN

Sutalmi mengaku bersyukur dengan adanya Program JKN yang saat ini menopang kebutuhan biaya berobat suaminya yang membutuhkan biaya sangat besar.

Editor: Amiruddin
HO/BPJS Kesehatan
Sutalmi mengaku bersyukur dengan adanya Program JKN yang saat ini menopang kebutuhan biaya berobat suaminya yang membutuhkan biaya sangat besar. 

TRIBUNKALTARA.COM - Tidak dapat dipungkiri rasa sedih yang menyelimuti hati Sutalmi (57) saat mengetahui suaminya, Suparji (54), divonis gagal ginjal dan harus rutin menjalani cuci darah sejak Desember tahun 2020 lalu.

Kisah ini berawal sejak bulan September 2020, ketika Suparji yang masih aktif sebagai guru olahraga di sebuah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan ini tiba-tiba mengalami beberapa gejala seperti sesak napas dan pandangan yang mulai kabur.

"Awalnya Bapak sering mengeluh sesak napas dan pandangannya kabur ternyata kena diabetes.

Kami sempat berobat ke RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda selama satu bulan tetapi akibat kondisi lingkungan yang tidak mendukung, Bapak ngajak pulang karena tidak betah berlama-lama dan memilih melanjutkan pengobatan di Tanjung Selor,” ungkap Sutalmi.

Saat masih melakukan pengobatan di Samarinda, kondisi mata sebelah kiri Suparji sudah tidak lagi dapat melihat dan mata sebelah kanan tinggal 50%.

Setelah akhirnya kembali ke Tanjung Selor, tak berselang lama kondisi mata sebelah kanannya semakin memburuk dan keluarga Suparji memutuskan mencari alternatif pengobatan untuk matanya di RSUD Kota Makassar.

“Selama satu bulan melakukan pengobatan di Makassar, kondisi mata Bapak tidak berangsur membaik.

Selain karena sudah cukup memburuk dan penglihatannya hampir hilang total, Bapak juga mulai menjalani cuci darah karena sudah komplikasi ke ginjal.

Demi menghemat biaya hidup, kami akhirnya memutuskan untuk kembali pulang dan melanjutkan cuci darah di RSUD dr Jusuf SK Tarakan saja,” kata Sutalmi dengan nada suara yang mulai bergetar.

Setelah 6 kali menjalani hemodialisa atau cuci darah di RSUD Kota Makassar, Suparji kini rutin menjalani cuci darah di RSUD dr Jusuf SK Tarakan.

Dari awal berobat hingga sekarang rutin cuci darah, Suparji yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini menggantungkan harapannya pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (Program JKN ).

“Alhamdullilah Bapak ini PNS, jadi sudah terdaftar sebagai peserta JKN sejak era Askes.

Dari awal berobat pertama kali di Tanjung Selor hingga sekarang rutin cuci darah dua kali seminggu, kami bersyukur semua biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan sangat membantu meringankan beban kami, kalau tidak mungkin kami harus menjual rumah demi biaya berobat,” ujarnya.

Baca juga: Semakin Mudah, Daftar dan Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Bisa Melalui Aplikasi AYO Toko by SRC

Selama menjalani pengobatan, Suparji dan istrinya yang merupakan warga asli Kabupaten Bulungan ini harus rela tinggal berdua di rumah bangsal yang mereka sewa perbulan jauh dari anak dan cucu-cucunya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved