Bincang Santai Bersama Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti: Tidak Ada Lagi yang Selalu Bikin Gelo

Berbenah dan terus meningkatkan pelayanan kepada peserta termasuk rumah sakit yang menjadi mitra adalah komitmen dari BPJS Kesehatan.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti memaparkan tentang kinerja BPJS Kesehatan di depan sejumlah pemimpin media di Balikpapan, Kamis (31/8/2021). (Tribun kaltim/ibnu taufik jr) 

TRIBUNKALTARA.COM - Berbenah dan terus meningkatkan pelayanan kepada peserta termasuk rumah sakit yang menjadi mitra adalah komitmen dari BPJS Kesehatan.

Mengenakan setelan batik lengan panjang, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengajak sejumlah pimpinan media di Kalimantan Timur berdiskusi santai pada Kamis (31/8/2023) lalu.

Didampingi jajaran direksi BPJS Kesehatan, Ali Ghufron bercerita banyak tentang kemajuan layanan berikut komitmen terhadap peserta yang terus meningkat. 

“Saya ingin memastikan bahwa kinerja BPJS Kesehatan terus membaik dan akan terus meningkatkan layanan kepada peserta.

Namun demikian bersama teman-teman pemimpin media, saya sengaja ingin mendapat masukan tentang beberapa hal yang masih terjadi di lapangan,” kata Ali Ghufron.

Baca juga: Akselerasi Capaian Universal Health Coverage atau UHC, BPJS Kesehatan Luncurkan Program Pesiar

Diskusi santai dengan pimpinan media merupakan bagian dari roadshow jajaran BPJS Kesehatan di Kalimantan Timur.

Selain acara ini, Ali Ghufron dan jajaran direksi BPJS Kesehatan juga meninjau langsung fasilitas kesehatan dan layanan Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) yang dikelola BPJS Kesehatan.

Diakui Ali Ghufron, BPJS akan terus mengevaluasi diri terhadap layanan yang sempat membuat peserta tidak puas di awal awal berlakunya JKN.

“Dulu orang selalu bilang BPJS rasa telo, di mana  memakai BPJS selalu bikin gelo. Namun itu menjadi pelajaran kita untuk berbenah dan sekarang BPJS kesehatan sudah beda,” kata Ali Ghufron.

Cakupan kesepertaan yang sudah di atas 90 persen juga membuat kemampuan BPJS semakin mumpuni.

Menurut Ali Ghufron, performa tersebut yang juga menjamin tidak ada lagi tanggungan BPJS kepada rumah sakit mitra.

Baca juga: Tingkatkan Mutu Layanan kepada Peserta, BPJS Kesehatan Gencarkan Sosialisasi Mobile JKN

“Jika dulu sering kita mendengar banyak rumah sakit yang teriak lantaran kita punya utang, maka saat ini terbalik.

Tidak ada satu pun rumah sakit mitra yang kita berhutang.

Bahkan boleh jadi dengan kemampuan kapital saat ini, kita bisa deposit untuk meningkatkan layanan kepada peserta,” imbuh Ali Ghufron.

Diakui Ali Ghufron, yang saat ini menjadi fokus perhatian pihaknya adalah memastikan bahwa rumah sakit mitra memberikan layanan yang terbaik untuk peserta JKN.

Ia juga tak mau peserta BPJS Kesehatan dinomorduakan. 

“Kalau ada rumah sakit yang masih memosisikan begitu, maka status kemitraan dari rumah sakit tersebut akan kita evaluasi.

Ini semua demi terjaminnya layanan kesehatan bagi peserta. Ini juga termasuk system antrean yang sudah online yang membuat peserta semakin nyaman,” imbaunya.

Baca juga: Peringati HUT ke-55, Direksi BPJS Kesehatan Melayani Peserta di Tapal Batas Negeri

Kepada peserta, Ali Ghufron juga berharap peserta tak lagi ragu dengan layanan yang diberikan.

Sebab saat ini BPJS Kesehatan justru sudah diiakui sebagai yang terbaik.

“Kita sudah mengalahkan kawan-kawan asuransi swasta lainnya soal prestasi.

Kita bahkan sudah menjadi rujukan untuk beberapa negara Eropa terkait sistem yang kita gunakan,” imbuh Ali Ghufron.

Tentang perolehan iuran, Ali Ghufron menegaskan, ada peningkatan signifikan dalam jumlah iuran yang dicollege oleh BPJS.

Jika pada tahun 2021 mencapai Rp 143 Triliun, maka 2022 kemarin perolehannya mencapai Rp 144 triliun.

Sementara dari komposisi peserta PBI (Peneriam Bantuan Iuran)  baik dari PBD maupun APBN jumlahnya sudah terlampaui oleh peserta Non PBI.

Baca juga: Pemkab Nunukan Bebaskan Biaya Pengobatan di Semua Fasyankes ke Warga Belum Miliki BPJS Kesehatan

Dalam data yang ditampilkan, iuran dari PBI yang bersumber dari APBN ada di angka Rp 45,9 triliun, untuk PBI yang bersumber dari APBD ada di angka Rp 16,6 triliun.

“Sementara dari non PBI kita mampu mengumpulkan Rp 81,5 triliun.

Ini menjawab bahwa pemahaman yang menyebut bahwa BPJS Kesehatan itu adalah orang miskin diminta iuran untuk menanggung orang kaya adalah salah,” jelas Ali Ghufron. (ibnu taufik jr)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved