Ibu Kota Nusantara

Jokowi Berpantun di Depan 100 CEO Hadir di IKN Nusantara: Supaya Maju Terus, Pinjam Dulu Seratus

Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) berpantun di depan 100 pimpinan perusahaan ( CEO ) yang hadir di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kamis (2/11).

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, meninjau progres pembangunan jalan Tol IKN-Balikpapan. Jokowi berpantun di depan 100 pimpinan CEO yang hadir di Ibu Kota Nusantara, Kamis (2/11/2023).HO/BPMI Setpres-Vico 

TRIBUNKALTARA.COM, NUSANTARA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) berpantun di depan 100 pimpinan perusahaan ( CEO ) yang hadir di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kamis (2/11/2023).

Pantun yang disampaikan Jokowi pun kekinian, yakni berpantunpinjam dulu seratus “.

"Ikan lohan, ikan gabus. Direndam dulu, baru  direbus. Supaya pembangunan maju terus, pinjam dulu seratus ," ungkap Jokowi dalam pantunya.

"Yang saya maksud itu, 100 CEO yang hadir di acara Kompas yang hari ini," ucapnya  pada acara Kompas100 CEO Forum Indonesia 2023 di kawasan Ibu Kota Nusantara.

Di hadapan para CEO, Jokowi berbicara tentang banyak aspek penting bagi masa depan negara ini.

Presiden Jokowi menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan pengusaha untuk mewujudkan potensi besar Indonesia.

Baca juga: Techno House Hadir di IKN Nusantara, Otorita IKN dan Investor Kazakhstan Kerja Sama Mobilitas Pintar

Salah satu poin utama yang Jokowi tekankan adalah potensi besar yang dimiliki Indonesia, termasuk sumber daya mineral, perikanan, pertanian, dan energi hijau melimpah.

Indonesia juga memiliki  4.400 sungai. Sebanyak 128 di antaranya sungai besar, dan paling besar itu kalau mau energi hijau Sungai Mamberamo punya potensi 23.000 MW.

Kedua, Sungai Kayan di Kalimantan, 11.000 MW. Itu yang hydropower, belum yang geotermal.

Geotermal ada 29.000 MW, baru dipakai kira-kira 2.000-an MW, potensinya masih besar sekali.

Presiden Jokowi memasang bilah Garuda pertama Istana Presiden yang akan menjadi kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara ( IKN Nusantara ).
Presiden Jokowi memasang bilah Garuda pertama Istana Presiden yang akan menjadi kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara ( IKN Nusantara ). (Kompas.com)

Dan, inilah yang akan menjadi daya tarik Indonesia karena ke depan ekonomi hijau, energi hijau itu menjadi sebuah kekuatan.

“Tapi yang paling sulit adalah bagaimana mengintegrasikan potensi ini agar menjadi sebuah kekuatan besar bangsa kita, ketergantungan negara lain kepada bangsa kita.

Saya ingin sekali ada satu produk besar kita yang bisa masuk ke global supply chains. Inilah yang sedang dalam proses kita rancang, yaitu ekosistem EV battery dan ekosistem EV (Electric Vehicle),” terangnya.

Namun, menurut Jokowi, mengintegrasikan ini juga bukan barang yang mudah.

Bagaimana mengintegrasikan nikel di Sulawesi dengan bauksit yang banyak di barat, di Bintan, di Kalbar, integrasikan lagi dengan tembaga yang ada di Papua, di NTB.

Yang paling efisien itu diletakkan di mana kalau kita ingin membuat pabriknya.

“Untuk membangunnya, pemerintah tidak bisa sendiri.

Butuh peran dan kontribusi semua pihak, termasuk utamanya para pengusaha, para investor para CEO, dan Bapak-Ibu semuanya yang hadir di sini.

Saya membayangkan bahwa kalau kita bisa mengintegrasikan tadi, lompatan itu akan terjadi, dari negara yang kategorinya negara berkembang masuk ke negara maju,” tandasnya.

Jokowi berharap ada produk unggulan Indonesia bisa masuk ke rantai pasokan global, dan ia menyoroti upaya dalam pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik.

 Untuk mewujudkan potensi ini, Jokowi menekankan perlunya kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan pengusaha.

Baca juga: Jokowi Batasi Investasi Asing Masuk IKN Nusantara, Berikut Investor dari Luar Negeri yang Berminat

Presiden Jokowi juga membahas proyek Indonesia New Capital City ( IKN Nusantara ) yang membutuhkan investasi besar.

Ia menyampaikan, proyek ini tidak dapat dikerjakan hanya oleh pemerintah, tetapi harus melibatkan sektor swasta. 

Lebih lanjut, Jokowi menekankan pentingnya kepastian hukum, edukasi, dan reformasi hukum dalam mendukung proyek ini.

IKN bukanlah satu-satunya fokus pembangunan.

Jokowi menyoroti hilirisasi berbagai sektor ekonomi, termasuk mineral, pertanian, perikanan, dan industri rumput laut.

Diharapkan upaya-upaya ini akan meningkatkan pendapatan per kapita dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengingatkan tantangan eksternal yang tidak terduga, seperti perubahan iklim, kenaikan suku bunga global, dan ketidakpastian geopolitik.

Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Milenial Gandrungi Prabowo, Generasi Z Pilih Ganjar, Anies Terbawah

Dalam penutupnya, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk bersatu, berkolaborasi, dan berinovasi dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

"Dan saya melihat ekonomi hijau ke depan di negara kita akan menjadi sebuah peluang yang sangat besar," pungkasnya.

Untuk diketahui, Kompas100 CEO Forum  hadir sebagai medium dialog antara CEO, pemerintah, akademisi dan publik dalam membahas isu perekonomian dan solusi permasalahan di dalamnya.

Tahun ini, Kompas100 CEO Forum powered by PLN hadir kembali memasuki tahun ke-14 dengan tema “Melaju Menuju Indonesia Emas”.

Harian Kompas bekerja sama dengan PT PLN mendorong akselerasi penerapan di beragam sektor untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045 melalui penetapan target nasional dalam lima tahun kedepan.

Main Forum diselenggarakan pada 1-2 November 2023.

Dengan konsep hibrida, kegiatan secara langsung diadakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dihadiri Presiden Jokowi pada hari kedua, Kamis (2/11/2023), diisi dengan kunjungan ke IKN Nusantara, ke persemaian Mentawir, Sumbu Kebangsaan KIPP, sekaligus  groundbreaking gedung Bank Indonesia dan Dialog CEO dengan Presiden Jokowi.

Baca juga: Menhub Bicara Terobosan di Ibu Kota Nusantara, Siapkan Transportasi Berteknologi Tinggi di Hutan IKN

Jangan Coba-coba

Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta para pengusaha tidak coba-coba belajar jadi politikus pada saat menjelang Pemilu 2024.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberi sambutan pada acara Kompas 100 CEO Forum yang digelar di IKN Nusantara, Kamis (2/11/2023).

Mula-mula, Presiden menyinggung soal kontestasi dalam Pemilu yang bisa saja berjalan sengit.

Namun, Kepala Negara menekankan bahwa persaingan seperti itu biasa terjadi dalam politik Indonesia.

Presiden Jokowi juga melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Bandara VVIP IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (1/11/2023).
Presiden Jokowi juga melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Bandara VVIP IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (1/11/2023). (Tribun Kaltim)

Apalagi, menurutnya, saat ini masyarakat sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi.

"Perbedaan itu biasa, beda pilihan biasa, yang milih kan rakyat, kedaulatan di (tangan) rakyat, bapak seganteng-ganteng apa pun kalau rakyat enggak seneng gimana?

Kalau bapak seneng yang ndeso-ndeso seperti saya ini gimana?" ujar Jokowi

"Ini pilihan rakyat, persaingan dalam kompetisi pemilu biasa-biasa saja.

Enggak usah bapak, ibu ini biasa di bisnis, di ekonomi, enggak usah lah belajar jadi politikus, mengomentari malah bisa keliru," katanya melanjutkan.

Menurut Jokowi, yang paling penting setelah para peserta pemilu bertanding akan bisa kembali kompak bersatu untuk membangun negara.

Baca juga: Pengamat Ungkap Alasan Jokowi Hanya Undang Capres Tanpa Cawapres, Singgung Netralitas dan Gibran

"Kita berharap semua setelah bertanding, setelah berkompetisi nanti kompak lagi, bersatu lagi untuk negara dan bangsa," ujar Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini juga mengatakan bahwa Indonesia sudah lima kali melaksanakan pemilu langsung, yakni pada 2004, 2009, 2014, 2019 dan 2023.

Oleh karena itu, menurutnya, sudah jadi hal wajar jika tensi politik agak memanas jelang Pemilu.

Namun, Jokowi berpesan agar para pengusaha tidak ikut-ikutan memanaskan suasana yang sudah panas tersebut.

"Ya kalau mau pemilu anget, agak panas enggak apa-apa, yang penting bapak, ibu, jangan beli kipas, ngipas-ngipasin atau ibu-ibu beli kompor manas-manasin," kata Jokowi. (zyn/kps/siy)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved