Berita Nunukan Terkini

Pengurangan Sampah dari Sumber Dinilai Masih Lemah, DLH Nunukan Galakkan Inovasi Osilebah

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menilai pengurangan sampah dari sumber masih lemah.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Febrianus Felis.
DLH Nunukan lakukan workshop bank sampah dengan inovasi optimalisasi sistem layanan edukasi ekologi dan ekonomi berbasis sampah atau disebut Osilebah, Selasa (14/11/2023), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menilai pengurangan sampah dari sumber masih lemah.

Sekretaris DLH Nunukan, Freddy Gromiko mengatakan bukti dari pengurangan sampah dari sumber masih lemah, lantaran setiap harinya timbunan sampah di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir) mencapai 20 ton.

"Pengurangan sampah dari sumber masih lemah. Sehingga tadi siang kami lakukan workshop bank sampah dengan inovasi optimalisasi sistem layanan edukasi ekologi dan ekonomi berbasis sampah atau disebut Osilebah," kata Freddy Gromiko kepada TribunKaltara.com, Selasa (14/11/2023), malam.

Freddy Gromiko menjelaskan bahwa ada dua hal yang mesti diperhatikan dalam pengelolaan sampah yakni penanganan sampah dan pengurangan sampah.

Baca juga: Masalah Listrik Disinggung dalam Pembahasan Ranperda Investasi, Begini Tanggapan Wabup Nunukan

Untuk penanganan sampah mulai pengumpulan sampah di TPS (tempat penampungan sementara), pengangkutan menggunakan truk, dan pengolahan sampah TPA.

"Selama ini kita fokus di situ (penanganan sampah). Energi dan sumber daya kita lebih banyak terpakai untuk masalah penanganan, utamanya pengangkutan sampah di TPS hingga proses akhir di TPA. Sedangkan masalah pengurangan sampah dari sumber masih lama," ucapnya.

Sehingga Freddy mengaku bahwa inovasi Osilebah bertujuan mengoptimalkan upaya kelompok masyarakat untuk mengurangi sampah dari sumber.

Menurutnya mengurangi sampah dari sumber bisa dilakukan dengan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

"Kalau sampah anorganik seperti plastik yang masih bisa dimanfaatkan atau didaur ulang jangan dibuang ke TPS. Kalau tidak ada upaya untuk kurangi timbulan sampah dari sumber, maka kita kehabisan energi untuk angkut sampah di TPS, belum lagi biaya operasional, beban TPA juga bisa over," ujarnya.

Baca juga: Tiga Speedboat Reguler Rute Nunukan-Tarakan Muat 189 Penumpang, Simak Jadwal Keberangkatan Hari Ini

Dia berharap kepada masyarakat, pemerintah daerah, pihak swasta, dan semua stakeholder agar dapat meningkatkan kesadaran untuk mengurangi sampah dari sumber.

"Soal sampah tidak bisa dibebankan kepada satu orang saja, tapi semua stakeholder. Contoh pihak swasta sudah membantu pengadaan bank sampah di Mamolo melalui dana CSR Pertamina. Dalam waktu dekat ada suport dari Bank Indonesia," ungkapnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved