Berita Nunukan Terkini

Warga Perbatasan RI-Malaysia Tagih Janji Pemerintah Bangun BTS 4G: Mau Telepon Aja Lari ke Bukit

Warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan menagih janji pemerintah soal pembangunan BTS 4G.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com
BTS BAKTI di Desa Labang, Kabupaten Nunukan, Kaltara, hingga kini belum berfungsi. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menagih janji pemerintah soal pembangunan BTS ( Base Transceiver Station ) 4G.

Keluhan mengenai jaringan telepon dan internet disampaikan oleh Ketua Dewan Adat Dayak Kenyah, Kabupaten Nunukan, Kuing Surang.

Menurutnya ada tiga titik lokasi di Desa Sekaduyantaka, Kecamatan Sei Menggaris yang direncanakan untuk dibangun BTS 4G.

Bahkan Badan Layanan Akses Telekomunikasi (BAKTI) telah beberapa kali melakukan survei di Kabupaten Nunukan.

Baca juga: Revitalisasi Bahasa Tidung, Disdik Nunukan Gelar Bimtek Kurikulum Muatan Lokal Tahun 2023

"Survei yang oleh pihak Kementerian Kominfo ke sini (Sei Menggaris) sudah tiga kali. Bahkan lahan sudah dihibahkan masyarakat sejak 2019 untuk pembangunan tower BTS. Tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda," kata Kuing Surang kepada TribunKaltara.com, Sabtu (09/12/2023), pukul 13.00 Wita.

Kuing Surang mengaku bahwa kabar pembangunan BTS 4G di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) merupakan suatu hal yang mengemberikan warga perbatasan RI-Malaysia.

Lantaran hal itu dinilai merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur digital.

"Tapi sampai sekarang tower BTS 4G belum terbangun. Kamu sudah sering sudah komunikasi ke Pemerintah Kabupaten Nunukan. Tapi yang namanya program pemerintah pusat, kewenangannya ada di pusat," ucapnya.

Belum terwujudnya pembangunan tower BTS 4G di perbatasan RI-Malaysia membuat masyarakat harus mencari sinyal telepon sampai ke bukit, hanya untuk sekedar menanyakan kabar keluarga dan kerabat di wilayah perkotaan.

Belum lagi kata dia pemerintah telah mendorong transformasi digital dalam sistem pendidikan. Sementara peserta didik di wilayah perbatasan RI-Malaysia belum melek teknologi.

Lebih mirisnya lagi para lulusan sarjana yang sudah kembali ke pedalaman kesulitan untuk mengikuti rekrutmen PPPK, mendaftar CPNS, dan melamar pekerjaan lainnya, lantaran tak bisa mengakses situs website.

"Mau telepon aja lari ke bukit. Anak-anak sekolah diminta melek teknologi, sementara jaringan telepon saja hilang muncul begitu. Apalagi jaringan internet. Lulusan sarjana yang mau daftar PPPK, CPNS, berpikir mau ikut, karena mereka harus ke kota dulu. Biaya transportasi besar, belum lagi biaya tinggal, dan lainnya," ujarnya.

Lanjut Kuing Surang,"Wilayah Sei Menggaris masih satu daratan dengan Malaysia. Jarak kampung saya ke patok perbatasan itu tiga kilo. Kadang jaringan roaming (Malaysia) masuk di handphone, hanya sebentar saja telepon pulsa Rp30 ribu habis," tambahnya.

Diketahui ada empat desa di Kecamatan Sei Menggaris yang masih nihil jaringan telekomunikasi yakni Samaenre Semaja, Sekaduyantaka, Srinanti, dan Tabur Lestari.

Tanggapan Pemkab Nunukan

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved