Berita Tarakan Terkini

Khotimah, Penjual Kue Cucur di Tarakan yang Tertolong Program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN

Khotimah (50), wanita paruh baya yang sehari-hari berjualan kue cucur untuk menghidupi dirinya dan keluarganya syukur dengan keberadaan JKN.

Editor: Amiruddin
HO/BPJS Kesehatan
Khotimah (50), wanita paruh baya yang sehari-hari berjualan kue cucur untuk menghidupi dirinya dan keluarganya syukur dengan keberadaan JKN. 

TRIBUNKALTARA.COM - Tak dapat dipungkiri bahwa Program Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) sangat diandalkan masyarakat Indonesia dalam memberikan perlindungan jaminan kesehatan.

Memasuki satu dekade penyelenggaraannya, Program JKN telah banyak membantu masyarakat utamanya masyarakat tidak mampu yang membutuhkan biaya besar untuk pengobatan.

Hal ini juga yang dirasakan oleh Khotimah (50), wanita paruh baya yang sehari-hari berjualan kue cucur untuk menghidupi dirinya dan keluarga.

“Suami saya sudah sejak tahun 2018 terserang stroke.

Sekarang hanya bisa aktivitas di rumah saja mbak dibantu anak saya.

Sudah lama saya berjualan sendiri saja, berkeliling di sekitar sini,” ungkap Khotimah.

Lebih lanjut Khotimah bercerita, sudah sejak tahun 2016 lalu ia dan suaminya berjualan kue cucur, jajanan khas daerah yang biasanya dijajakan berkeliling dengan gerobak.

Baca juga: Cegah Penyakit Kronis Lewat Skrining Riwayat Kesehatan di Mobile JKN

Ceritanya dimulai sejak delapan tahun lalu ketika memutuskan untuk merantau ke Kota Tarakan dari Kota Parepare untuk berjualan kue cucur.

Sebelum dirinya merantau ke Kota Tarakan, Ia dan keluarga sudah terdaftar dalam Program JKN.

Ia berpikir apabila ia merantau ke daerah lain sedangkan pendapatan juga masih belum pasti bagaimana apabila tiba-tiba jatuh sakit.

Namun, apabila ia dan keluarganya sudah terlindungi JKN maka akan terasa lebih aman jika terjadi sakit sewaktu-waktu, ia tak perlu memikirkan biaya.

“Saya sama suami mutusin buat merantau ke Tarakan karena kebetulan ada keluarga disini.

Saya tidak menyangka hanya berselang 2 tahun sejak pindah kesini suami saya tertimpa musibah.

Alhamdullilah, saya masih bersyukur saat itu kami sudah terdaftar Program JKN, jadi biaya pengobatannya semua gratis” jelasnya.

Saat ini suami Khotimah masih mejadi pasien kontrol rutin.

Seluruh biaya pengobatan yang ia dan keluarganya tanggung telah dijaminkan melalui Program JKN sejak tahun 2018 lalu.

Khotimah terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah.

“Saya tidak kebayang kalau waktu itu belum punya kartu BPJS kesehatan ini.

Apalagi kondisinya kami yang baru merantau, masih susah payah kerja keras buat makan sehari-hari bagaimana harus bayar biaya pengobatan kalau nggak ada BPJS ini,” ujarnya.  

Kini Khotimah harus berjuang seorang diri berjualan kue cucur karena suaminya tidak lagi bisa ikut menemaninya berjualan kerena kondisi fisiknya yang terbatas akibat stroke.

Demi memenuhi kebutuhan sehari-sehari, Khotimah tidak punya pilihan selain masih harus berjuang berjualan kue cucur sendirian berkeliling Kota Tarakan.

“Anak saya satu juga harus tinggal dirumah buat bantu jaga bapaknya.

Yang satu lagi sudah nikah dan ikut tinggal sama suaminya mbak.

Bapak masih susah jalan, jadi masih harus dibantu anak saya untuk jalan, mandi atau makan.

Sudah lima tahun berjalan, saya masih harus tetap semangat berjuang untuk menghidupi keluarga,” ungkapnya.

Baca juga: BPJS Kesehatan Bersama Komisi IX DPR RI Sosialisasikan JKN di Perbatasan

Khotimah kembali mengungkapkan rasa syukurnya, di tengah kondisinya yang sulit pengobatan suaminya masih dapat dibantu oleh Program JKN.

Jika tidak ada Program JKN, Khotimah tidak yakin suaminya dapat menjalani pengobatan seperti yang didapatkannya selama ini.

“Alhamdullilah, bersyukur suami saya terbantu dengan BPJS Kesehatan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena telah membantu msayarakat kecil seperti kami ini.

Saya berharap BPJS Kesehatan masih terus ada karena suami saya masih sangat bergantung dengan program ini untuk biaya pengobatannya” katanya.

Dengan hadirnya Program JKN, banyak peserta yang telah tertolong untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan mudah.

Tidak hanya jaminan biaya kesehatan, peserta juga akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas tanpa membeda-bedakan status sosialnya.

(adv)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved