Berita Daerah Terkini

Dilema Maraknya Bisnis Pertamini di Kaltim, Mesin Pom Sering Eror hingga Ancaman Bahaya Kebakaran

Dilema maraknya bisnis BBM eceran dengan alat Pom mini (Pertamini) di Kalimantan Timur, mulai mesin pom sering erorr hingga ancaman kebakaran.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Dilema maraknya bisnis BBM eceran dengan alat Pom mini atau dikenal Pertamini di Kalimantan Timur, mulai mesin pom sering erorr hingga ancaman kebakaran. 

Merantau bersama anak-istrinya dari Sulawesi, mengadu nasib di Kota Minyak.

Ditanya soal Pertamini, dia mengaku membelinya dari Surabaya, Jawa Timur, seharga Rp15,5 juta.

Harga itu, kata Taqim, bukan yang paling murah, bukan juga yang paling mahal.

"Paling bagus harganya Rp27 juta, itu bisa keluarkan nota dari mesinnya," kata Taqim.

Mesin pom mini miliknya memiliki 2 nozel dan 2 penampungan yang kemudian dikhususkan bagi pertalite dan pertamax.

Salah satu warung penjual bensin eceran di Tanjung Selor. Pemilik warung mengaku harga bensin eceran ikut naik menjadi Rp13.000 per liter pasca kenaikan harga BBM pada Sabtu lalu.
Salah satu warung penjual bensin eceran di Tanjung Selor. Pemilik warung mengaku harga bensin eceran ikut naik menjadi Rp13.000 per liter pasca kenaikan harga BBM pada Sabtu lalu. (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI)

Masing-masing penampungan memiliki daya tampung hingga 220 liter. 

"Dari Surabaya yang paling bagus. Di sini (Balikpapan) ada juga yang bikin, cuma suka error mesinnya. Angka yang muncul sama BBM yang keluar nggak sama," tuturnya.

Taqim bercerita, dia menunggu kurang lebih seminggu dari Surabaya. Sesaat datang, dia hanya tinggal menyambung selang yang menghubungkan antara nozel dan mesin pom mininya.

Taqim masih mengeluh, belakangan usaha BBM eceran tergolong merosot.

Demikian mengingat adanya pembatasan penjualan BBM jenis pertalite di SPBU yang melarang motor jenis Thunder untuk masuk. Dia mengaku, pemasukannya menurun.

Dia menyebut, semasa belum ada pembatasan penjualan pertalite, dirinya tak jarang mengantongi penghasilan kotor hingga Rp3 juta per hari.

Baca juga: Urai Kemacetan Akibat Antre BBM di Balikpapan, Patra Niaga Alihkan Penjualan Pertalite di 2 SPBU ini

Pemasukan itu sanggup mengalahkan hasil penjualan sembako di tokonya. 

"Kurang lebih sehari itu bisa laku 200 liter, waktu masih lancar pertalite. Kalau sekarang cuma jual pertamax, paling cuma sejuta sehari. Kadang pernah sehari semalam, nggak ada yang beli," tutur Taqim.

Ditanya soal perizinan, Taqim hanya menggelengkan kepala.

Tidak ada izin resmi untuk mengecer BBM seperti dirinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved