Berita Daerah Terkini

Tanggul Proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Rumah Warga Kena Imbas akibat Longsoran

Empat rumah terkena imbas tanah longsor akibat jebolnya tanggul proyek Perumahan Bukit Mediterania Premiere Hills di Jalan MT Haryono, Samarinda.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Pemkot Samarinda mengambil langkah tegas terkait proyek pembangunan Perumahan Kluster Premiere Hills di Jalan MT Haryono Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda. 

 Tanggul proyek tersebut tak mampu menahan rembesan air, sehingga para warga juga sempat meminta pihak perusahaan untuk memperbesar parit.

Baca juga: Longsor Melanda Permukiman di Tiga RT, Pergerakan Tanah Ancam Kawasan Perbukitan Balikpapan

"Kita kemarin minta paret diperbesar, karena masa air campur lumpur turun. Dulu sampai ke beberapa blok juga banjir lumpurnya," tambahnya lagi.

Aleng mengaku belum ada upaya ganti rugi dari pihak perusahaan.

"Ganti rugi belum ada, bahkan saya belum pernah diundang untuk sosialisasi dan penandatanganan AMDAL, padahal saya dekat kawasan terdampak," katanya.

Makin Parah

Pada Sabtu (30/12), longsoran tanah makin mengkhawatirkan dan mengakibatkan rumah warga hancur total.

Pemkot Samarinda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan posko di lokasi sekaligus memantau tingkat pergerakan tanah di kawasan tersebut.

“Sejak jam 12.00 Wita tadi memang ada dorongan tanah merobohkan dinding pembatas, dan kemudian menimpa rumah Pak Aleng,” ungkap Kepala BPBD Samarinda Suwarso, Sabtu (30/2) di lokasi kejadian.

Dirinya menjelaskan, kerusakan tersebut telah mencapai 90 persen.

Baca juga: Kota Tepian Banjir Lagi, Kepala BPBD Samarinda Duga Tanggul Tambang Jebol Digadang jadi Penyebabnya

“Bahkan di bagian teras tadi itu keramiknya sudah pecah semua. Sudah hancur dan tidak bisa dihuni lagi,” imbuh Suwarso.

Menurut pemantauannya di lapangan, masih terus pergerakan tanah dan penurunan tanah juga semakin banyak.

“Walaupun pihak perusahaan sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi beban tanah, di situ juga ditemukan adanya titik jenuh air sehingga gundukan tanah mudah bergerak,” katanya.

Suwarso menjelaskan bahwa pergerakan tanah di kawasan proyek pembangunan tersebut masih terus terjadi.

“Memang secara bertahap pergerakan terus terjadi, dan berujung membuat dinding pembatas tak mampu menahan lagi,” ungkapnya.

Dirinya menyampaikan analisis sementara bahwa terdapat titik jenuh air yang menyebabkan gundukan tanah menjadi mudah tergelincir.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved