Berita Nunukan Terkini
Tiga Bulan Kemarau, Pendapatan Pengusaha Air Tangki dan Galon di Nunukan Meningkat
Selama tiga bulan ternyata Nunukan mengalami kemarau, hal ini membuat warga mau tidak mau membeli air bersih dari pengusaha air tangki dan air galon.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pendapatan pengusaha air tangki dan air galon di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) melejit naik saat musim kemarau yang terjadi sejak November 2022 hingga Januari 2024.
Permintaan air bersih untuk dikonsumsi, mandi, dan kebutuhan rumah tangga lainnya meningkat dari biasanya.
Seorang pengusaha air tangki di Nunukan, Darwin mengatakan selama musim kemarau dirinya tidak bisa mengcover semua pelanggan, saking banyaknya permintaan pengantaran air bersih.
"Tidak bisa kami cover semua pelanggan karena pengambilan air baku di sumber dibatasi. Dulunya sebelum kemarau pengambilan air baku bisa sampai tiga tangki per hari. Sejak kemarau dibatasi maksimal satu tangki per hari," kata Darwin kepada TribunKaltara.com, Senin (22/01/2024), pukul 13.00 Wita.
Baca juga: Distribusi Air Bersih Secara Bergilir Kembali Dilakukan Perumda Tirta Taka Nunukan, Ini Penyebabnya
Kendati tak bisa mengcover semua permintaan pelanggan, Darwin mengaku pendapatannya dari usaha air tangki melejit naik.
"Sebelah kemarau omzet air tangki sebulan itu hanya Rp3-Rp4 juta. Saat kemarau bisa sampai Rp8 juta sebulan," ucapnya.
Dia menyebut harga jual air tangki bervariasi tergantung ukuran tandon di rumah pelanggan.
"Kalau tangki air saya ukuran 5.000 liter. Kalau pelanggan beli satu tangki harganya Rp200 ribu. Biasa orang beli per tandon dengan ukuran dan harga yang beragam. Kalau tandon 1.100 liter hanya Rp85 ribu. Untuk 1.200 liter Rp100 ribu. Kemudian 1.600 liter itu Rp170 ribu. Lalu ukuran 2.200 liter bisa Rp200 ribu lebih," ujarnya.
Selain air tangki, Darwin juga memiliki usaha air galon. Dia menuturkan permintaan air galon saat musim kemarau juga meningkat.

Sebelum kemarau permintaan air galon kisaran 80 sampai 100 galon. Sedangkan saat Nunukan mengalami musim kemarau berkepanjangan, permintaan air galon di tempat Darwin meningkat hingga dua kali lipat dari biasanya.
"Permintaan air galon meningkat, karena orang mau beli air tangki harus antre bahkan ada yang tidak diantar sama sekali. Mau tidak mau pakai galon untuk mandi dan masak," tuturnya.
Omzet penjualan air galon milik Darwin yang biasanya Rp9-Rp12 juta per bulan saat musim kemarau dia bisa mendapat Rp20 juta per bulan.
"Harga galon tidak berubah masih tetap Rp7 ribu. Tapi kalau pelanggan yang mau ambil sendiri di depot hanya Rp6 ribu," ungkapnya.
(*)
Penulis: Febrianus Felis
Ojol Tewas Terlindas Mobil Brimob Disorot, Polantas Nunukan Ngopi Bareng Ojek Minta tak Terprovokasi |
![]() |
---|
Jelang Natal dan Tahun Baru, SOA Barang ke Krayan Nunukan Kaltara Direncanakan 40 Kali Penerbangan |
![]() |
---|
Rancangan Perda APBD Perubahan 2025 Disetujui, DPRD Nunukan Minta Pemkab Fokus Program Prioritas |
![]() |
---|
Banggar DPRD Nunukan Beri Catatan ke Pemkab PLBN Sebatik Mangkrak, Guru dan Nakes Minim di Pedalaman |
![]() |
---|
3 Desa Baru di Nunukan Kaltara Siap jadi Definitif, Berpeluang Gelar Pilkades Perdana Tahun Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.