Pembunuhan Satu Keluarga di PPU

Tak Direstui Pacaran, Pelajar di PPU Tega Bunuh Satu Keluarga, Pelaku Nekat Perkosa Korban Perempuan

Aksi pembunuhan sadis terhadap 5 orang satu keluarga terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Editor: Sumarsono
ST Facebook/Innem Aja
Sebuah lobang berukuran 2 kali 5 meter tampak disiapkan (kiri) di pekuburan umum, tempat 5 korban pembunuhan sadis di PPU akan dikuburkan, pada Selasa (6/2/2024) sore. 

TRIBUNKALTARA.COM, PENAJAM -  Aksi pembunuhan sadis terhadap 5 orang satu keluarga terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (6/2/2024).

Tak direstui pacaran oleh orangtua kekasihnya, seorang pelajar di Penajam Paser Utara ( PPU ) tega membunuh satu keluarga. Biadabnya lagi, pelaku sempat memperkosa korban perempuan.

Nyawa lima korban satu keluarga tersebut dihabisi remaja berinisial JND, yang merupakan tetangga korban di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU).

Pelaku melakukan aksinya menggunakan sebilah parang tanpa gagang sepanjang 60 sentimeter.

Lima korban tersebut yakni Waluyo (suami), Sri Winarsi (SW/istri), RJ (anak pertama), VD (anak kedua),  dan SAD (anak ketiga) yang masih berusia 3 tahun.

Kapolres PPU AKBP Supriyanto mengungkapkan, berdasarkan penyelidikan awal, motif pembunuhan yakni karena sakit hati atau dendam.

Baca juga: Tangisan Pecah Sambut 5 Jenazah Sekeluarga Dibunuh Sadis di PPU, Tetangga Sebut Korban Orang Baik

Keluarga tersangka dan korban memang sudah berkonflik sepele sebelumnya.

Baik mengenai permasalahan ayam, korban meminjam helm dan tiga hari tidak dikembalikan, dan hubungan asmara antara tersangka dengan RJ.

Prosesi pemakaman lima korban pembunuhan berlangsung haru.

Sebuah lubang berukuran 2 kali 5 meter tampak menganga di tempat pemakaman umum (TPU) Sebakung Raya, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (6/2/2024) sore.

Sejumlah warga dengan hening, bergantian menggali lubang yang rencananya digunakan untuk peristirahatan terakhir bagi pasangan suami istri Waluyo dan Sri Winarsih bersama ketiga anaknya .

PEMBUNUHAN SADIS - Lima jenazah sekeluarga yang menjadi korban pembunuhan sadis di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur tiba di rumah duka, Selasa (6/2/2024) sore.
PEMBUNUHAN SADIS - Lima jenazah sekeluarga yang menjadi korban pembunuhan sadis di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur tiba di rumah duka, Selasa (6/2/2024) sore. (ST Facebook/Innem Aja)

Kelima korban dimakamkan dalam satu liang.

Menjelang Maghrib dan masih di hari yang sama, lima jenazah diturunkan ke dalam liang diiringi isak tangis dan takbir. 

“Innalillahi....., Ya Allah, Allahuakbar .....,” lafaz yang sesekali diiringi isak tangis inilah yang mengiringi prosesi pemakaman kelima jenazah Waluyo, Sri Winarsih, dan ketiga anak mereka.

Berdasarkan keterangan dari keluarga, salah satu korban yakni RJ yang merupakan anak pertama, pernah menjalin hubungan asmara dengan tersangka.

Baca juga: Tangisan Pecah Sambut 5 Jenazah Sekeluarga Dibunuh Sadis di PPU, Tetangga Sebut Korban Orang Baik

Namun hubungan mereka tidak direstui oleh orangtua yang juga korban, dengan alasan RJ sudah memiliki pasangan.

Puncak kekesalan tersangka pada Selasa (6/2/2024) dinihari sekitar pukul 01.30 WITA.

Tersangka sebelum melakukan aksi kejinya, ia sempat mabuk-mabukan bersama temannya tidak jauh dari lokasi rumah korban.

Tersangka sempat pulang ke rumahnya untuk mengambil parang, kemudian menuju rumah korban, untuk melakukan aksinya.

“Sementara ini dendam karena percekcokan antartetangga gara-gara permasalahan ayam, kemudian juga korban meminjam helm belum dikembalikan selama tiga hari,” ungkap Kapolres PPU AKBP Supriyanto.

Sebuah lobang berukuran 2 kali 5 meter tampak disiapkan (kiri) di pekuburan umum, tempat 5 korban pembunuhan sadis di PPU akan dikuburkan, pada Selasa (6/2/2024) sore.
Sebuah lobang berukuran 2 kali 5 meter tampak disiapkan (kiri) di pekuburan umum, tempat 5 korban pembunuhan sadis di PPU akan dikuburkan, pada Selasa (6/2/2024) sore. (ST Facebook/Innem Aja)

Ketika tersangka berada di rumah korban, ia mematikan meteran listrik sebelum masuk ke rumah.

Pada saat itu hanya ada SW,  RJ,  VD, dan SAD yang berusia 3 tahun  di dalam rumah.

Sementara korban lainnya yakni Waluyo  berada di rumah orangtuanya.

Belum sempat melakukan pembunuhan.

Ketika WL kembali ke rumahnya dan memasuki ruang tamu, ia langsung ditebas parang oleh tersangka. 

Saat itu SW bangun dan tersangka pun langsung melakukan hal yang sama, setelah itu, ia lalu melakukannya perbuatan sadis itu pada ketiga korban lainnya, yang masih anak-anak.

“Luka korban rata-rata di bagian kepala,” tutur Supriyanto.

Baca juga: Polres PPU Berhasil Ungkap Pelaku Pembunuhan Pasutri dan Tiga Anak di PPU, Motif Masih Didalami

Memperkosa Korban yang Sudah Tewas

Tak berakhir di situ, setelah semua korban dipastikan meninggal dunia, menurut Supriyanto, tersangka melakukan perbuatan biadab, yakni memerkosa SW dan anak pertamanya yakni RJ.

Dua korban perempuan ini memang saat ditemukan dalam kondisi tidak mengenakan pakaian.

Ternyata tersangka tidak langsung pergi setelah itu.

Ia masih sempat mengambil tiga unit handphone milik korban, dan uang tunai Rp300 ribu. 

“Dari keterangan tersangka, setelah melakukan pembunuhan, ia melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak yang remaja,  setelah itu ditinggalkan,” sambungnya.

Beberapa jam setelah kejadian atau sekitar pukul 04.30 WITA, keluarga korban berdatangan satu per satu.

Semua jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung PPU untuk divisum.

Raut wajah keluarga korban pun tak kuasa menyembunyikan kesedihan juga amarah.

Saudara dari SW pun tak kuasa menahan tangis.  Tubuhnya langsung terkulai saat tiba di depan kamar jenazah.

Baca juga: BREAKING NEWS Pasutri dan Tiga Anaknya di PPU Tewas Dibunuh, Paling Kecil Umur Tiga Tahun

Bahkan keluarga korban juga sempat mengatakan, jika terbukti pelakunya adalah tetangga korban sendiri, maka ia tidak segan mengusir pelaku dan keluarganya dari Desa Babulu Laut.

Pemakaman kelima korban langsung  dilakukan usai proses visum atas permintaan keluarga.

Jenazah langsung dimandikan dan dibungkus kain kafan di kamar jenazah tersebut.

“Kami minta langsung dimandikan di sini dan dikafani, keluarga di sana sudah menyiapkan pemakaman,” ucap Putut Sunaryo, adik korban.

Tersangka Melapor ke Ketua RT

Untuk menghapus jejak kejinya, usai melakukan itu, tersangka JND pulang lagi ke rumahnya berganti baju lalu mengajak kakaknya melaporkan kepada Ketua RT 18 tentang kejadian pembunuhan.

Tersangka beralibi bahwa ia melihat ada tiga hingga sepuluh orang yang melakukan aksi itu.

Pihak RT pun langsung melapor ke pihak kepolisian.

Awalnya, status tersangka yakni saksi dan dibawa ke Polres PPU untuk dimintai keterangan.

Namun penyelidikan dan olah TKP juga terus dilakukan.

Baca juga: Begini Kronologi Pembunuhan Satu Keluarga di PPU, Waluyo Dikenal Baik dan Pendiam

Seiring keluarnya hasil olah TKP dan keterangan yang diberikan olehnya tidak masuk akal, maka ditetapkanlah ia sebagai tersangka tunggal kasus ini.

“Selesai melakukan pembunuhan, tersangka mengajak kakaknya ke Pak RT untuk melapor terkait adanya kasus pembunuhan ini, ia beralibi kalau pelakunya bukan dia,” ujar Kapolres AKBP Supriyanto.

Tersangka juga akan diperiksa kejiwaannya dan mendalami motifnya melakukan pembunuhan berencana ini.

Tersangka diketahui masih di bawah umur, yakni kurang dari 18 tahun dan merupakan pelajar salah satu SMK di Babulu.

Ia dikenakan pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP juncto pasal 60 ayat 3 juncto pasal 76 huruf c UU perlindungan anak, dengan ancaman hukuman mati atau sekurang-kurangnya penjara seumur hidup.(taa/mir)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved