Berita Kaltara Terkini

Kiat Unik Intervensi Stunting Ala Nunukan, Tiap Kepala Dinas Adopsi Satu Balita Sasaran

Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah memaparkan pola khusus penanganan balita stunting di wilayahnya, tiap Kepala Dinas mengadopsi satu balita sasaran

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com/Mohamad Supri
Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah (batik hijau) saat rembuk stunting dan penanganan kemiskinan ekstrem se-Kalimantan Utara di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Kamis (7/3/2024). (TribunKaltara.com/Mohamad Supri) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Konsep penanganan dan intervensi menurunkan angka stunting oleh Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPD) patut menjadi percontohan bagi kabupaten kota lain.

Konsep penanganan balita stunting melalui program Bapak Asuh diterapkan mulai dari internal Pemkab hingga instansi vertikal di Nunukan.

Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah saat pemaparan penanganan balita stunting di kabupaten tersebut mengakui butuh pola khusus untuk menurunkan angka balita stunting.

Diperlukan intervensi langsung, terutama mengkurasi data by name by address yang selama ini menjadi persoalan yang cukup pelik di daerah perbatasan.

rembuk stunting se-Kalimantan Utara 070324_5
Pembukaan rembuk stunting dan penanganan kemiskinan ekstrem se Kalimantan Utara di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Kamis (7/3/2024). (TribunKaltara.com/Mohamad Supri)

Baca juga: Dana Rp 123,6 Miliar APBD 2024 Dialokasikan untuk Intervensi Stunting di Malinau

Karena bervariasinya masyarakat di daerah, Hanafiah menyampaikan Pemkab Nunukan menerapkan kebijakan melalui perangkat pemerintahan.

"Karena jumlah masyarakat kami cukup banyak, harus ada metode yang spesifik langsung ke balita stunting. Sehingga kami menerapkan kebijakan agar tiap Kepala Dinas dianjurkan mengadopsi minimal satu balita stunting," katanya saat pemaparannya di Malinau, Kamis (7/3/2024).

Awalnya, kebijakan ini diterapkan internal berkolaborasi dengan program ayah asuh dari TNI.

Lama kelamaan, konsep ini menular dan juga diberlakukan bersama instansi vertikal lainnya.

"Termasuk lintas FKPD juga turut membantu penanganan stunting di Nunukan. Salah satunya Kajari Nunukan, yang sampai saat ini sudah menjadi Bapak Asuh untuk 15 Balita Stunting," ucap Hanafiah.

Sementara ini, TPPD masih menanti hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terbaru untuk mengukur dampak kebijakan.

Baca juga: Angka Kemiskinan Ekstrem 3 Kabupaten di Kaltara Nol, Wagub Yansen: Penanganan Stunting Daerah BaikĀ 

Pola penanganan ini menurut Ketua TPPS Kalimantan Utara, Yansen TP merupakan pola yang tepat.

Karena penanganan langsung kepada sasaran, sehingga seluruh kegiatan intervensi dapat ditangani dengan tepat.

"Penanganan balita stunting harus langsung ke sasaran, by name by address.

Bagaimana asupan gizinya. Jadi langsung dan tepat kepada sasaran," katanya.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved