Pesawat Hilang Kontak Ditemukan

Berkejaran dengan Cuaca, Tim Rescuer Hanya Tiga Jam Lakukan Penyelamatan Dua Kru Pesawat Smart Air

Danlanud ungkap fakta kondisi di Binuang, hanya tiga jam golden time lakukan penyelamatan, koneksi handphone satelit terhubung di hari ketiga.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Sebagian tim rescuer atau tim penyelamat di lokasi titik jatuh kembali ke Tarakan dengan selamat. Sisanya yang bertahan di Malinau hari ini, Selasa (12/3/2024) ikut diterbangkan ke Tarakan. 

Informasi dihimpun juga bahwa di sana bukannya tidak bisa diakses. Hanya saja saat melewati daratan di sana, banyak jalan yang harus diputari.

"Tidak bisa langsung jadi berputar. Kalau dilewati akses darat cukup lama. Dan empat hari ini didukung tak ada hujan dan biasanya pasti ada hujan, berkah Ramadan tidak hujan dan itu membantu kami. Sebenarnya jika tahu lokasi, akan mudah. Tapi karena menyisiri titik, bisa dibayangkan mencari jalan ke sana harus merambah lagi, membuka jalan lagi dan itu menyulitkan," terangnya.

Jika pun bisa, harus menebak lagi jika melewati wilayah darat. Bisa dibayangkan ketika memasuki hutan hanya mengandalkan titik koordinat dan belum pernah dilalui. Sementara titik GPS sendiri, bisa blank. Saat komunikasi dengan handphone dipancarkan sinyalnya melalui satelit pun hanya bisa tembus di hari terakhir.

"Itupun pakai handphone satelit dan terputus-putus," jelasnya.

Selanjutnya terhadap puing pesawat lanjutnya dibiarkan karena hanya black box dan ELT yang dibutuhkan tim untuk mendapat data pesawat PK SNE.

"Karena ELT ini kalau tidak diambil dan tidak dimatikan, sinyalnya akan terpancar secara internasional terus-menerus sampai baterai ELT habis dan itu cukup mengganggu karena dianggap selalu ada emergency. Makanya ELT diambil, sehingga sistem safety avuation sudah off sudah tertangani kemudian data ini penting," ujarnya.

Sebagai tindak lanjut dari KNKT untuk mencari penyebabnya dan sebagai informasi agar ke depannya tidak terjadi dan terulang penyebabnya. Khususnya pesawat jenis pilatus ini.

"Nanti akan dilihat apakah kerusakan teknis, apakah ada memang prosedur salah dan human eror. Jadi media, metode, engine, itu ada sendiri cara penanganannya. Kita mencari sebab bukan mencari siapa yang salah tapi dari hasil pembelajaran ini tidak akan terjadi lagi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala UPBU Juwata Tarakan, Bambang Hartato mengucapkan rasa syukur dimana proses dari awal pencarian sampai evakuasi berjalan dengan lancar.

"Cuaca cukup baik, semua proses berjalan lancar, kami dari Kementerian Perhubungan mengucapkan banyak apresiasi setinggi-tingginya, terima kasih untuk semua unsur pimpinan daerah, media dan masyarakat yang berdoa sehingga misi pencarian evakuasi bisa berjalan lancar dan baik.

Antisipasi ke depan lanjutnya apalagi menjelang Idul Fitri nanti pihaknya dari UPBU Juwata Tarakan di bawah naungan Otoritas Wilayah VII Balikpapan melakukan rampcheck baik dari sisi kelayakan pesawat, peralatan, pelayanan sampai siap untuk terbang.

"Khususnya momen angkutan lebaran dan mudik. Untuk perintis juga demikian ditekankan pasti, dari sisi keamanan dan keselamatan. Rampcheck segera dilakukan karena sudah ada tim dari Otband Wilayah VII akan berkoordinasi dengan pihak mereka, sesuai kewenangan," pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved