Jejak Islam di Kaltim

Perjalanan Dakwah Pangeran Noto Igomo, Menyebarkan Agama Islam Sembari Membuka Perkebunan

Statusnya sebagai menantu dari Sultan Aji Muhammad Alimuddin turut memudahkan Pangeran Noto Igomo untuk berdakwah.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim/Dwi Ardianto
Makam Pangeran Noto Igomo yang dimakamkan berdampingan bersama istrinya Aji Raden Lesminingpuri di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Pangeran Noto Igomo sendiri dikenal sebagai salah seorang ulama besar di Kesultanan Kutai Kartanegara yang berdakwah sembari berkebun. 

”Banyak di antara nasihat beliau adalah kondisi tentang keadaan dunia di masa kini dan masa mendatang,” kata Habib Mubarak.

Antara lain tentang perpecahan umat, banyaknya perempuan yang menyerupai laki-laki.

Beliau juga memberikan nasihat tentang keutamaan shalawat dan pentingnya istiqamah.

Kemudian terhadap ajaran-ajaran aneh yang muncul di masa mendatang, beliau memberikan nasihat agar janganlah mudah goyah tapi janganlah pula mencela.

Keteladan dalam kesehariannya, beliau tunjukkan ketika makan.

Bahwa kebiasaan Pangeran Noto Igomo jika makan adalah menghabiskan makanan di piring dengan cara mencampurkan air lalu meminumnya hingga tak ada lagi yang tersisa di piring.

Hal ini secara tidak langsung, beliau mengajarkan untuk menghindari perilaku mubazir.

Karena mubazir adalah pekerjaan syaitan.

“Beliau sangat berhati-hati dalam memelihara kehormatan diri, sesuai dengan tuntutan Allah SWT dan Rasulnya Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Sosok Aji Raja Mahkota, Raja Pertama Penganut Islam di Kerajaan Kutai Kartanegara

Sikap ini tetap terjaga sampai akhir hayat beliau” tutur Habib Mubarak.

Sebagai seorang yang alim, sangat banyak keistimewaan yang merupakan karomah-karomah beliau yang pernah disaksikan masyarakat semasa zaman beliau.

Di antaranya adalah suatu hari di tahun 1945, Habib Qasim Baragbah menginap di rumah Pangeran Noto Igomo.

Setelah shalat dzuhur, beliau bercerita mendapat isyaroh bahwa pendudukan Jepang Insya Allah berakhir bertepatan dengan momen bulan suci Ramadan pada bulan Agustus.

Benar saja, Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Kekuasaannya tidak lagi mencengkeram Nusantara.

Bahkan, Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved