Jejak Islam di Kaltim

Orang Kepercayaan Sultan Dipilih Jadi Arsitek Masjid Jami Adji Amir Hasanudin

Meski berusia lebih dari satu abad, Masjid Jami Adji Amir Hasanudin masih kokoh berdiri, konon desian masjid ini dirancang orang kepercayaan Sultan.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim/Dwi Ardianto
Meski berusia lebih dari satu abad, Masjid Jami Adji Amir Hasanudin masih kokoh berdiri, konon desian masjid ini dirancang oleh orang kepercayaan Sultan. 

Bangunan menara yang masih tampak berdiri kokoh terbangun di samping masjid, dengan desain simple.

Tak lupa, tempat wudhu yang juga dibuat dengan atap limas bertumpang dua yang terlihat menyatu dengan bangunan masjid.

Masjid Jami Adji Amir Hasanudin memiliki luas area bangunan 50 x 50 meter per segi dengan kapasitas dapat menampung sekitar 1.000 jamaah.

Masjid Shiratal Mustaqiem atau masjid tua di kawasan Samarinda Seberang, Kota Samarinda. Masjid ini merupakan peninggalan Pangeran Bendahara, seorang ulama yang mengubah kawasan maksiat menjadi kawasan yang agamis.
Masjid Shiratal Mustaqiem atau masjid tua di kawasan Samarinda Seberang, Kota Samarinda. Masjid ini merupakan peninggalan Pangeran Bendahara, seorang ulama yang mengubah kawasan maksiat menjadi kawasan yang agamis. (Tribun Kaltim/Dwi Ardianto)

Sementara jika menghitung luas sampai di halaman depan masjid bisa menampung sekitar 1.600 jamaah.

Dari pintu masuk, sebanyak 19 buah pintu dengan tinggi sekitar 2,5 meter berwarna krem khas, kemudiam 16 tiang utama penyangga langit-langit yang terbuat dari ulin.

Dibangun berjejer dengan dasar keramik klasik berwarna khas, adapun dinding luarnya berlapis cat putih yang tiap tepinya diberi aksen hijau tua.

Masuk ke dalam masjid, mata kita akan dimanjakan dengan ruangan yang luas dan tampak klasik.

Lengkap dengan beberapa bagian bangunan masjid yang masih asli seperti mihrab, mimbar dan juga tiang soko gurunya.

Meski usia bangunannya sudah memasuki satu setengah abad atau hampir 150 tahun, masjid tersebut masih menjadi sentra kegiatan ibadah dan keagamaan warga setempat.

Baca juga: Masjid Shiratal Mustaqiem, Kisah Pendirian 4 Tiang dan Syiar Islam di Samarinda

Terlebih, kontruksi dari bangunan masjid tersebut masih relavan dengan gaya arsitektur yang khas.

“Beberapa kali dilakukan pemugaran, tapi tidak mengurangi arsitekturnya dari awal. Karena masjid ini masuk di dalam cagar budaya," kata Maidy,

Di dalam pengurusan masjid sendiri, Maidy menuturkan tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan didalam masjid selain hari-hari besar keagamaan dan sholat berjamaah.

“Kecuali hari Jumat malam Sabtu, itu kita mengadakan pengajian rutin mingguan di sini. Biasanya jadwalnya setelah shalat mahgrib berjamaah, pengajian tentang fiqih hari-hari dan lain sebagainya,” ulasnya.

Sementara untuk aktivitas di bulan Ramadan, Masjid Jami Adji Amir Hasanudin rutin mengadakan buka puasa bersama. Diselingi sebuah kegiatan yakni kuliah 7 menit.

Biasanya, kegiatan tersebut dilakukan sebelum shalat tarawih dan dilanjutkan pelaksanaan shalat tarawih berjamaah.

Baca juga: Pemkab Bulungan Hibahkan Mobil Jenazah untuk Masjid Kasimuddin Tanjung Palas, Syarwani Titip Pesan

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved