Profil
Profil Datu Norbeck, Budayawan Asal Tarakan: Pernah Raih Penghargaan Kemendikbud 2019
Lihat profil Datu Norbeck, budayawan asal Tarakan, Kalimantan Utara yang pelajari kebudayaan Suku Tidung dan meraih penghargaan Kemendikbud tahun 2019
Penulis: Maharani Devitasari | Editor: Sumarsono
Bagi Datu Norbeck, melestarikan kebudayaan dan tradisi nilai-nilai luhur wajib dilakukan.
Menurutnya, budaya dan tradisi bukanlah konsep karangan belaka, melainkan lahir dari suatu pengalaman manusia turun-temurun dalam jangka waktu yang panjang.
Budaya dan tradisi antara satu daerah dengan daerah lain juga berbeda.
Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh kondisi alam yang berbeda, budaya dan tradisi membuat sebagian kehidupan manusia menjadi mudah.

Ketika berpindah dari satu daerah ke daerah lain, maka berbeda pula budaya dan tradisinya.
Pada tahun 1985, Datu Norbeck membentuk grup seni yang kemudian menjadi sanggar budaya tradisional Paguntaka dan bertahan hingga sekarang.
Ia mengatakan rumahnya kini dijadikan sebagai tempat belajar tentang kebudayaan Suku Tidung.
"Itulah yang berjalan sampai sekrang sudah 34 tahun. Jadi waktu yang begitu panjang, juga termasuk bagian dari kriteria untuk mendapatkan penghargaan itu tadi," ungkap alumni Universitas Borneo Tarakan jurusan Hukum itu pada tahun 2019.
Baca juga: Ikat Kepala Suku Tidung Sesingal Ukuran Jumbo Ikut Meriahkan Pawai Budaya, Dibuat hingga Empat Hari
Kini hampir setiap hari rumahnya yang berada di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Karang Anyar Pantai menjadi tempat warga yang ingin belajar.
Tidak hanya pemula, mereka yang telah senior juga turut belajar meskipun berasal dari latar belakang berbeda baik usia, jenis kelamin, hingga pekerjaan.
Modal utama untuk mempelajari budaya dan tradisi tidak rumit menurut Datu Norbeck, kuncinya adalah kemauan.
Kunci lainnya adalah memegang teguh prinsip kejujuran dalam memahami sesuatu.
Selain belajar secara langsung dengan masyarakat Suku Tidung, pria dengan 5 anak dan 7 cucu ini juga pernah belajar jauh di padepokan seni Yogyakarta.
Dari sanalah ia memiliki pemahaman baru bahwa ada semacam rumus yang harus diterapkan untuk memahami budaya dan tradisi.
Ia menyebutkan contoh alat musik kelintangan, salah satu alat musik tradisional Suku Tidung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.