Berita Bulungan Terkini

Inilah Kisah Putri Lemlai Suri, Pemkab Bulungan Gelontorkan Rp 3 M Merevitalisasi Tugu Telur Pecah

Pemkab Bulungan tengah melakukan revitalisasi Tugu Lemlai Suri atau dikenal sebagai Tugu Telur Pecah yang terletak di Jalan Jelarai Tanjung Selor.

|
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Desi Kartika Ayu Nuryana
Tugu Lemlai Suri sebelum direnovasi, dan Budayawan Bulungan, Qomariyah. (TribunKaltara.com / Desi Kartika) 

Yang mana pada saat itu, seorang kepala suku Dayak Kayan bernama Kuanyi yang memimpin sekitar 80 kepala keluarga di ‘Apok Kayan’ (yang saat ini menjadi Desa Long Pelban) hingga hari tua tidak diberi keturunan.

Untuk memenuhi kebutuhan setiap harinnya, Kuanyi dan sang istri ‘Inai’ memilih berburu dan bercocok tanam sebagai mata pencaharian.

“Kuanyi ini pada masa itu sebagai kepala suku termasuk orang berada, karena mereka tinggal di rumah yang besar,” terang Qomariyah kepada awak Tribun Kaltara saat ditemui di kantor tempatnya mengajar.

Baca juga: Pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati Capai 80 Persen, Bupati Bulungan Targetkan Berfungsi Tahun Depan

Tugu Putri Lemlai Suri di Tanjung Selor. Bupati Syarwani, minta masyarakat tak lagi menyebut Tugu Telur Pecah.
Tugu Putri Lemlai Suri di Tanjung Selor. Bupati Syarwani, minta masyarakat tak lagi menyebut Tugu Telur Pecah. (TRIBUNKALTARA.COM/ EDY NUGROHO)

Pada saat itu, sang istri mengatakan jika persediaan makanan dirumah sudah hampir habis.

Oleh karenannya, Inai meminta Kuanyi untuk berburu ke hutan mencari hewan buruan.

Kuanyi pergi menuju hutan di kala keadaan masih pagi petang dengan ditemani oleh beberapa anjing peliharaannya, namun pada saat itu keadaan hutan berbeda dari biasanya, hutan terasa sangat sepi.

Hingga siang hari ia belum juga mendapat hewan buruan.

“Menurut Sejarah saat itu hutan sangat sepi, bahkan untuk hewan lalat atau serangga pun tidak ada,” tuturnya.

Karena merasa letih, Kuanyi akhirnya tertidur.

Iapun terbangun dikarenakan suara anjing-anjingnya yang menggonggong keras.

Kuanyi mengira anjing melihat seekor hewan buruan.

Namun anehnya, anjing tersebut berlari dan menggonggong menuju serumpun bambu bukan karena melihat hewan buruan.

Saat Kuanyi hendak kembali ketempat ia beristirahat, anjing tersebut justru menggigit ‘cancut’ milik Kuanyi dan menyeret Kuanyi menuju salah satu batang bambu yang berasal dari serumpun bambu tadi.

Akhirnya Kuanyi memutuskan menebas satu batang pohon bambu tersebut untuk ia bawa pulang sesuai permintaan sang anjing.

Akhirnya kuanyi memutuskan untuk pulang dengan hanya membawa satu batang pohon bambu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved