Berita Nunukan Terkini
AKP Eka Berlin, Anggota Polres Nunukan Masuk 3 Besar Kandidat Polisi Penerima Hoegeng Awards 2024
Seorang anggota Polres Nunukan, Polda Kaltara AKP I Eka Berlin masuk tiga besar kandidat Polisi Perbatasan dan Pedalaman Hoegeng Awards 2024.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Seorang anggota Polres Nunukan, Polda Kalimantan Utara (Kaltara) AKP I Eka Berlin masuk tiga besar kandidat Polisi Perbatasan dan Pedalaman Hoegeng Awards 2024.
Sebelumnya, Dewan Pakar Hoegeng Awards 2024 telah menetapkan 15 kandidat calon penerima Hoegeng Awards 2024.
Dalam Kategori Tapal Batas dan Pendalaman, terpilih tiga nama polisi terbaik yang dinilai telah mengabdikan diri untuk melayani masyarakat di tapal batas dan pedalaman Indonesia.
Tiga nama polisi yang dimaksud satu diantaranya adalah AKP I Eka Berlin. Kasat Samapta Polres Nunukan itu dikenal warga sebagai sosok anggota polisi yang selama ini memberikan perhatian pada pendidikan anak.
Baca juga: 4 Speedboat Reguler Pagi Rute Nunukan-Tarakan Muat 137 Penumpang, Cek Jadwal Keberangkatannya
Pria yang akrab disapa Berlin itu sejak 2015, saat menjabat Kapolsek Kawasan Pelabuhan Nunukan (KSKP), sudah mendirikan rumah belajar.
Awalnya Berlin prihatin melihat sekelompok anak usia SD yang ikut membantu orangtuanya menjadi pedagang asongan di dermaga Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
Berlin menyebut anak-anak yang menjadi pedagang asongan di pelabuhan rata-rata orangtuanya merupakan eks deportasi dari negeri jiran, Malaysia.
Selain itu, beberapa diantaranya juga merupakan anak putus sekolah yang tinggal di kawasan pelabuhan.
Hingga akhirnya, Berlin memikirkan solusi agar anak-anak pedagang asongan tersebut bisa tetap belajar, meski tidak melalui sekolah formal.
Tahun 2016, Berlin menjadikan ruangan bekas gudang di belakang Polsek KSKP sebagai rumah belajar bagi anak-anak sekitar kawasan pelabuhan.
Saat itu ada sekira 20 sampai 25 anak yang aktif dalam bimbingan belajar dengan tenaga pengajar dari anggota Polwan, termasuk ibu-ibu Bhayangkari.
"Saat ini sudah ada lima rumah belajar dan perpustakaan mini yang tersebar di sejumlah wilayah di Nunukan. Diantaranya Warung Kamtibmas Rumah Belajar Kasih Kevin, Perpustakaan dan Rumah belajar di Mantikas Pulau Sebatik, Rumah Belajar di Jalan Pong Tiku, Rumah Belajar di Jalan Persemaian, dan Kelompok Belajar di Jalan Sei Sembilan," kata Berlin kepada TribunKaltara.com, Rabu (22/05/2024), pukul 14.00 Wita.
Berlin menuturkan bahwa Kabupaten Nunukan secara geografis berbatasan darat dan laut dengan Malaysia, membuat tak sedikit Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Malaysia, akhirnya tinggal di Nunukan.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di Nunukan, para deportant PMI tersebut sebagian besar bekerja mengikat rumput laut.
Banyak dari anak-anak para deportant PMI usia pelajar yang tidak memiliki data diri, sehingga sulit untuk memulai pendidikan sekolah di Nunukan.
"Para PMI merantau ke Malaysia, ada yang membawa anak-anaknya usia sekolah ke sana. Ada yang nikah dan memiliki anak di sana. Sehingga begitu dideportasi anak-anaknya tidak bisa sekolah karena data diri seperti akta lahir, kartu keluarga, tidak ada," ucapnya.
Akhirnya Berlin dan para relawan pendidikan bentukannya itu melakukan pendekatan persuasif kepada anak maupun orang tua eks deportant PMI.
Pria berdarah Nusa Tenggara Timur (NTT) itu juga berkoordinasi dengan para pemilik usaha rumput laut untuk mengurangi para pekerja yang masih usia anak.
Berlin juga mengaku, dirinya melakukan koordinasi dengan Dinas Dukcapil Nunukan agar data diri anak-anak tersebut bisa dipenuhi.
Sehingga anak-anak eks PMI itu bisa merasakan dunia pendidikan di sekolah.
"Polisi itu selain tugas utamanya melakukan penegakan hukum, juga harus dekat dengan masyarakat. Kami memberikan pemahaman kepada para orang tua anak-anak itu tentang pentingnya pendidikan. Agar ke depan bisa mengubah nasib hidup mereka," ujar Berlin.
Menurut Berlin dengan mendorong dan memfasilitasi anak-anak eks deportant PMI untuk bersekolah menjadi salah satu upaya untuk meminimalisir tindak pidana.
"Anak yang punya kesempatan untuk merasakan pendidikan di sekolah, akan berpikir ketika ingin melakukan hal negatif yang berujung tindak pidana," tuturnya.
Salah satu tantangan bagi Berlin dan relawan pendidikan adalah bagaimana menyadarkan orang tua dan anak-anak mereka agar mau sekolah.
"Banyak juga anak-anak yang ikut orang tuanya mengikat rumput laut, sudah tidak mau sekolah. Karena mereka sudah mengenal uang. Jadi tugas kami bagaimana membuat mereka tertarik untuk sekolah," tambahnya.
Baca juga: Kompor Gas Meledak, Bangunan Dapur Cafe di Sebatik Timur Nunukan Kaltara Hangus Terbakar
Selain itu, Berlin juga membuat wahana pendidikan perbatasan untuk melakukan pendampingan bagi anak-anak yang tidak bisa membaca dan menulis (buta aksara).
"Target dari program Polres Nunukan ini adalah anak-anak yang buta aksara. Jumlah anak putus sekolah yang disekolahkan di tahun ajaran 2023 ada 7 siswa SD, satu siswa SMP, satu siswa SMK, dan 13 orang lulus ujian paket A," ungkap Berlin.
Sekadar diketahui, atas dedikasi Berlin untuk masyarakat khususnya di bidang pendidikan anak, Berlin sempat mendapat penghargaan Police Award 2017 dari Kapolri saat itu Tito Karnavian.
Penulis: Febrianus Felis
PT SIL-SIP Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Desa Mansalong, Nunukan |
![]() |
---|
Berlaku Mulai Tahun ini, Masuk SD di Nunukan Wajib Sertakan Bukti Pernah Ikut PAUD, Ini Alasannya! |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Nunukan Tegaskan Perlindungan Perempuan dan Anak Lewat Perda TPPO |
![]() |
---|
Disnakertrans Nunukan Kaltara Siap Benahi BLK, Peningkatan Infrastruktur hingga Modernisasi |
![]() |
---|
Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Nunukan Masih Tinggi, DPRD Dorong Pengawasan Lebih Ketat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.