Berita Kaltara Terkini

Kemisikinan di Kalimantan Utara di Angka 6,45 Persen, Bappenas Minta Diturunkan, Bertius: Agak Berat

Dalam menurunkan angka kemiskinan di Kalimantan Utara yang sudah mencapai 6,45 persen dikatakan Bertius Kepala Bappeda Litbang Kaltara agak berat.

Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ DESI KARTIKA AYU
Kepala Bappeda Litbang, Kaltara, Bertius saat diwawancarai oleh media di Tanjung Selor 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR- Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistika (BPS) angka kemiskinan dii Kalimantan Utara saat ini  6,45 persen. Untuk itu, Kalimantan Utara diminta untuk menurunkan angka kemiskinan paling rendah 3,55 persen dan paling tinggi 5,07 persen.

Kepala Bappeda Litbang Kaltara, Bertius mengatakan, untuk menurunkan angka kemiskinan di Kalimantan Utara cukup berat. Mengingat pada tahun 2045 secara nasional menargetkan kemiskinan harus berada pada angka 0,5 persen.

“Kalau melihat trend memang agak-agak berat, tapi Bappenas juga sudah akan melakukan pemetaan dari masing-masing alokasi anggaran melalui Pemerintah Provinsi,” ucap Bertius kepada Tribunkaltara.com Selasa (4/6/2024).

Bertius mengatakan, berkaitan dengan target angka Nasional tersebui membutuhkan penyermatan lebih mendalam baik oleh Pemerintah Saerah maupun pemerintah pusat.

Baca juga: Angka Kemiskinan Ekstrem 3 Kabupaten di Kaltara Nol, Wagub Yansen: Penanganan Stunting Daerah Baik 

“Kalimantan Utara sendiri pada tahun 2025 diberikan target untuk pengentasan angka kemiskinan diangka 3,55 – 5,07 persen. Sehingga ketika kita melihat trend, rata-rata angka kemiskinan di Kaltara tidak pernah beranjak dari angka 6 persen,” kata Bertius 

Pada kesempatan yang sama, Bertius juga sempat menyinggung terkait kompleksnya indikator penentu angka kemiskinan selama ini. Dimana indikator kemiskinan tersebut tidak hanya dilihat dari aspek kemampuan belanja, tetapi dapat berasal dari sisi pendidikan, kesehatan, aksesabilitas, dan pekerjaan.

“Jadi kita belum bisa katakana mana indikator paling kuat dalam memengaruhi angka kemiskinan, karena mereka saling berkolaborasi dan saling memberi pengaruh,” jelas Bertius.

Ia menyebutkan, bahwa untuk garis kemiskinan di Kalimantan Utara sendiri hingga saat ini masih didominasi oleh aspek makan dan minum, bahkan hingga mencapai angka 73 persen.

(*)

Penulis Desi Kartika Ayu 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved