Berita Kaltara Terkini
14 Tahun Tanpa Sentuhan PLN, Warga Desa SP 8 dan 9 Bulungan Kaltara Bersyukur Kini Nikmati Listrik
Harapan warga Desa Tanjung Buka, Tanjung Palas Tengah, Bulungan untuk dapat segera menikmati jaringan listrik setelah 14 tahun akhirnya terwujud.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Harapan warga Desa Tanjung Buka SP 8 dan SP 9, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan untuk dapat segera menikmati jaringan listrik setelah 14 tahun akhirnya terwujud.
Hal tersebut tentu disambut gembira oleh sejumlah warga. Pasalnya sejak berdiri sekitar tahun 2010, Desa transmigrasi tersebut hanya memanfaatkan ‘tenaga surya atau matahari’ untuk mendapatkan listrik.
Bahkan tidak jarang kondisi cuaca yang sering mendung menghambat panel- panel surya mereka untuk mendapatkan tenaga matahari yang kemudian digunakan untuk menyalakan listrik pada malam hari.
Warga Desa Tanjung Buka SP 8, Suharno (47) menyampaikan rasa bahagiannya ketika pada akhirnya ia dan keluarganya dapat menikmati listrik yang selama ini selalu diidam-idamkannya.
Baca juga: Jaringan Listrik di Desa Tanjung Buka Bulungan Berfungsi, Pemprov Kaltara Beri Apresiasi PLN

“Tentu sangat membantu sekali untuk masyarakat, karena listrik inikan kebutuhan primer ya,” kata Suharno saat ditemui oleh awak TribunKaltara.com, Selasa (2/7).
Perasaan bahagia juga dirasakan oleh warga Desa SP 9, Sahuri (43). Ia menyampaikan rasa syukur dan bahagia atas masuknya jaringan listrik di desanya saat ini.
“Terimakasih kepada PLN, kepada Pemprov Kaltara atas bantuan jaringan listrik di SP 9. Karena selama ini kurang lebih 12 tahun tanpa adanya listrik, sehingga anak-anak kami ketika belajar malam tidak kesulitan mengenai penerangan,” kata Sahuri.
Menurrutnya, dengan masuknya jaringan listrik sangat membantu dalam permasalahan operasional, baik operasional desa, sekolah hingga masjid.
“Kita susah kalau mau fotocopy atau mau ngeprint harus ke kota dulu. Kalaupun mau menggunakan tenaga surya juga masih terbatas,” ujarnya.
Sahuri juga menjelaskan bahwa selama ini untuk beberapa kegiatan yang membutuhkan tenaga listrik sedikit menyulitkan masyarakat, pasalnya mereka harus menggunakan genset. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar genset juga tidak sedikit.
“Biayanya lebih besar kalau menggunakan masjid. Apalagi ketiga moment-moment tertentu, misalnya bulan puasa ramdhan dalam satu malam bisa menghabiskan 3 Liter solar untuk keperluan masjid,” jelasnya.
“Untuk 1 Liter solar saja sudah Rp 15.000 kalau 3 Liter berarti Rp 45.000, nah untuk satu bulan sudah berapa itu,” lanjutnya.
Dalam hal ini, Sahuri juga sudah merencanakan untuk segera membeli beberapa peralatan elektronik sebagai penunjang kegiatan ekonomi hingga rumah tangganya.
Baca juga: Buntut Pemadaman Listrik, PLN Tarakan Siap Beri Kompensasi ke Pelanggan, Penerima Masih Didata
“Alhamdulillah, say aini ada peralatan fotocopy dan printer. Dengan adanya listrik semoga bisa menjadi ladang bisnis bagi saya. Kalau untuk menambah peralatan elektronik mungkin kita akan membeli magicom dulu ya untuk menyenangkan istri,” celetuknya sambil tertawa.
Sahuri berharap, agar program listrik desa (lisdes) ini tidak hanya berhenti di Desa Tanjung Buka SP 8 dan SP 9 tetapi juga daerah-daerah lainnya yang belum menerima aliran listrik.
(*)
Desa Tanjung Buka
Kecamatan Tanjung Palas Tengah
tenaga matahari
panel surya
Suharno
jaringan listrik
Bulungan
Kaltara
Kembalinya Status Bandara Internasional Juwata Tarakan, Hadiah Bagi HUT ke- 13 Kaltara |
![]() |
---|
Seleksi Terbuka JPT Sekprov Kaltara Sudah Dibuka, Datu Iqro Ramadhan Siap Berpartisipasi |
![]() |
---|
Pemprov Kaltara Targetkan Bandara Internasional Juwata Tarakan Operasional Oktober 2025, Bentuk Tim |
![]() |
---|
Bekali Pemuda Keterampilan Literasi di Era Digital, Pemprov Kaltara Gelar Workshop Jurnalistik |
![]() |
---|
Kerja Keras Pemprov Kaltara Terbayarkan, Status Bandara Juwata Tarakan jadi Internasional Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.