Jemaah Haji Meninggal

Sebelum ke Balikpapan, Almarhumah Sempat Video Call, Sosok tak Pernah Mengeluh dan Pekerja Keras

Isak tangis keluarga pecah saat ambulance tiba membawa peti berisi jenazah almarhumah Hj. Kamah Binti Kario Wiyono, jemaah haji kloter 6 asal Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Tangisan keluarga Almarhumah Hj. Kamah Binti Kario Wiyono saat ambulance tiba mengangkut peti jenazah sampai ke rumah duka di Jaaln Gunung Kerinci Kelurahan Kampung Enam Kota Tarakan, Rabu (3/7/2024). TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Isak tangis keluarga pecah saat ambulance tiba membawa peti berisi jenazah almarhumah Hj. Kamah Binti Kario Wiyono, jemaah haji asal Tarakan yang tergabung dalam kloter 6 dinyatakan meninggal dunia saat tiba di Balikpapan, Selasa (2/7/2024) kemarin.

Sekitar pukul 13.40 WITA, jenazah almarhumah tiba di kediamannya, Jalan Gunung Kerinci RT 10 Kelurahan Kampung Enam, Rabu (3/7/2024).

Jenazah akan dimakamkan hari ini juga sebelumnya dimandikan terlebih dahulu pihak keluarga dan akan dimakamkan di TPU Gunung 10 Kelurahan Kampung Enam Kota Tarakan selepas Azhar.

Diakui Supriyanto, anak bungsu almarhumah Hj. Kamah Binti Kario Wiyono, pihak keluarga menerima informasi sang ibu meninggal pukul 19.10 WITA tadi malam. Posisinya sang ibu sudah naik bus menuju asrama haji di Embarkasi Balikpapan. 

Baca juga: 47 Jemaah Haji Tiba di Tarakan Kalimantan Utara, 2 Meninggal Dunia, Pj Wali Kota Turut Belasungkawa

Kedatangan jemaah haji Tarakan di Bandara Juwata Tarakan Kalimantan Utara, Rabu 3 Juli 2024.
Kedatangan jemaah haji Tarakan di Bandara Juwata Tarakan Kalimantan Utara, Rabu 3 Juli 2024. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

"Yang jelas kami dapat informasinya kemarin, beliau turun dari bus ke klinik, beliau muntah karena kelelahan. Terbang 11 jam dari Jeddah ke Balikpapan," ungkap Suprianto.

Ia mengakui terakhir berkomunikasi dengan sang ibu sehari sebelum keberangkatan melalui video call sebelum terbang dari Jeddah menuju Balikpapan. Sebelumnya juga di hari Kamis (27/6/2024) kemarin sang ibu berkomunikasi dengan pihak keluarga.

"Saat komunikasi tidak ada mengeluh kesehatannya. Itu melalui video call. Kami lihat sehat ibu. Alhamdulillah semua sudah lewat rangkaian haji, tinggal pulang. Sebelumnya juga tidak ada firasat," aku Suprianto.

Ia melanjutkan, sang ibu memang memiliki sakit jantung namun lanjutnya selalu rutin dikontrol sehingga jantungnya tetap aman kondisinya. Ia mengakui informasi memang karena kelelahan perjalanan panjang.

"Kelelahan dan sudah usia. Usia ibu 79 tahun. Berangkat sendirian ke sana. Kalau kemarin harusnya panggilannya tahun 2019. Tapi karena Covid-19 ditunda dan tahun ini baru bisa berangkat. Kalau kapan daftarnya, itu kakak saya yang tahu," aku pria berusia 46 tahun ini.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa tahun ini ada kuota tambahan untuk lansia dan ibunya masuk dalam list keberangkatan.
"Kalau tidak salah 12 tambahan dan beliau dapatkan panggilan. Kalau daftar hajinya itu kakak semua yang urus," ungkapnya.

Ia melanjutkan lagi keluarga sebagian tadi menjemput ke bandara dan sisanya menunggu di rumah duka. Jenazah akan dimakamkan di TPU Gunung Sepuluh Kampung Enam.

Ia mengakui sang ibu saat ini hanya ibu rumah tangga. Ayahnya sudah pergi terlebih dahulu. Ibunya memiliki empat anak dan ia sendiri anak terakhir atau paling bungsu.

Selama hidup almarhumah dikenal tak pernah mengeluh dan merasa sakit. Sang ibu dikenal orang yang kuat dan tegar. Bahkan sepeninggal sang ayah, ia saat itu masih balita, pekerjaan apa saja dilakoni sang ibu. Termasuk menjadi tukang cuci.

Baca juga: BREAKING NEWS Jemaah Haji Tarakan Meninggal Dunia saat Tiba di Balikpapan, Keluarga Langsung Jemput

Tampak keluarga menunggu peti jenazah Almarhumah Hj. Kamah, jemaah haji asal Tarakan Kalimantan Utara meninggal dunia saat tiba di Embarkasi  Haji Balikpapan kemarin, Rabu (3/7/2024).
Tampak keluarga menunggu peti jenazah Almarhumah Hj. Kamah, jemaah haji asal Tarakan Kalimantan Utara meninggal dunia saat tiba di Embarkasi Haji Balikpapan kemarin, Rabu (3/7/2024). (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

"Orangnya kuat tegar. Hidupin anak empat selama menjanda. Bapak sudah lama meninggal saya masih kecil balita. Sudah lama sekali. Ibu sendirian hidupi empat anaknya. Zaman dulu masih cuci baju dari tetangga nge-laundry,"ujarnya.

Almarhumah Hj. Kamah Binti Kario Wiyono lahir tanggal 8 Agustus 1945 dan meninggal di usia 78 tahun atau tersisa satu bulan menginjak usia 79 tahun memiliki empat anak dan 9 cucu. Keluarga kata Supri, ikhlas dengan kepergian sang ibu karena memang itu juga jadi keinginan sang ibu.

"Niatnya ibu berhaji sudah lama. Almarhum kakak saya yang tinggal di Balikpapan itu yang mendaftarkan," pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved